Cara Analisis Fundamental dan Menghitung Rasio-rasio Penting dalam Investasi Saham
Analisis fundamental adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada fundamental bisnis suatu perusahaan
Analisis fundamental adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada fundamental bisnis suatu perusahaan
Bareksa.com - Masih bingung mau investasi saham apa? Sebab saat ini jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berjumlah lebih dari 900 emiten. Karena itu sangat wajar jika Kamu bingung mau pilih saham yang mana. Meski begitu, ada strategi jitu untuk memilih suatu saham, yakni dengan analisis fundamental.
Analisis fundamental adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada fundamental bisnis suatu perusahaan yang menitikberatkan pada rasio keuangan perusahaan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut. Analisa fundamental biasa digunakan untuk membuat keputusan berinvestasi jangka panjang.
Analisa fundamental dibagi dalam 3 tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan. Beberapa indikator yang digunakan dalam analisis fundamental adalah return to equity (ROE), price to earning ratio (P/E) dan lainnya. Tujuannya agar investor bisa memperkirakan apakah harga saham yang akan dia beli overvalued (kemahalan) atau masih murah (undervalued).
Promo Terbaru di Bareksa
Hal-hal Penting dalam Analisis Fundamental
Laporan Keuangan
Sebagai investor, tujuan berinvestasi tentu agar penanaman modal yang Kamu lakukan segera membuahkan hasil dan modal yang sudah Kamu keluarkan segera kembali. Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan, investor perlu memahami laporan keuangan yang merupakan “bahasa bisnis” yang terdiri dari 3 bagian yakni:
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan arus kas
Di bagian pertama yakni neraca terdiri dari tiga komponen penting yaitu aset, utang dan modal.
Aset
Aset diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu aset lancar, aset tetap dan aset tidak terlihat (intangible asset). Aset lancar biasanya terdiri dari kas(uang) perusahaan, persediaan, dan piutang dagang. Dikatakan sebagai aset lancar karena sifatnya yang mudah diuangkan atau dijual.
Aset tetap biasanya terdiri dari tanah, gedung, bangunan, mesin dan kendaraan operasional perusahaan. Aset tidak terlihat biasanya terdiri dari hak paten, hak dagang, hak cipta dan goodwill.
Utang
Utang terdiri dari utang jangka pendek (utang lancar) dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek biasanya terdiri dari utang dagang, utang pajak, utang jangka panjang yang jatuh tempo di bawah 1 tahun. Utang jangka panjang biasanya terdiri dari pinjaman jangka panjang baik yang bersifat pinjaman dari bank, pemegang saham dan obligasi
Modal
Modal atau ekuitas merupakan sebuah akun yang mencatat penyertaan modal dari para pemegang saham serta sisa bersih laba usaha dari perusahaan pada tahun berjalan setelah dikurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham.
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi berisikan tentang penjualan serta biaya yang timbul akibat penjualan barang dagangan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Berikut adalah bentuk laporan laba rugi baku secara umum:
- Penjualan
- Beban Pokok Penjualan
- Laba/Rugi Kotor
- Beban Usaha
- EBITDA ( Laba Sebelum Bunga Pajak dan Depresiasi)
- Depresiasi
- Beban Bunga
- Pendapatan Bunga
- Laba/Rugi Usaha
- Pajak
- Laba/Rugi Bersih
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu arus kas operasional, arus kas pendanaan, arus kas investasi. Arus kas operasional memperhitungkan arus kas bersih dari kegiatan operasional dari sebuah perusahaan. Biasanya perusahaan yang sehat akan memiliki arus kas operasional yang positif.
Arus kas investasi biasanya melihat arus kas dari pembelian atau penjualan aset tetap yang terjadi di perusahaan dan biasanya digunakan untuk menganalisa belanja modal yang dilakukan oleh perusahaan sehingga bisa bertumbuh ke depannya.
Arus kas pembiayaan terdiri dari transaksi yang terjadi pada sisi utang dan modal pada neraca. Dalam arus kas ini juga mencatat pembagian dividen bagi para pemegang saham, penerimaan dan pembayaran utang perusahaan.
Rasio-rasio Keuangan Penting
Penting bagi investor untuk mengetahui rasio-rasio keuangan penting, sehingga bisa menilai kesehatan suatu perusahaan dan bagaimana kinerjanya jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Berikut adalah rasio-rasio penting dalam laporan keuangan:.
1. Return of equity (ROE)
Rasio ini untuk mengukur seberapa cepat modal yang sudah digelontorkan bisa dikembalikan kepada investor.
ROE = laba bersih : modal
ROE ini bisa dipecah menjadi 3 rasio lain dengan tujuan mengetahui faktor apa yang mempengaruhi tinggi rendahnya ROE. Teknik ini disebut dengan dupont analysis.
ROE = net profit margin x asset turnover x leverage
2. Net gearing & interest coverage
Kedua rasio ini dipakai untuk mengukur seberapa besar tingkat utang dan apakah perusahaan sanggup membayar bunga pinjaman tersebut.
3. Modal kerja & current ratio
Modal kerja = aset lancar - utang lancar
Modal Kerja = [Kas + Piutang Dagang + Persediaan] - [Utang Dagang - Utang yang jatuh tempo di bawah 1 tahun]
Umumnya current ratio yang baik adalah minimum 2x. Perlu diingat, current ratio yang tinggi tidak selalu baik karena bisa saja mengindikasikan manajemen modal kerja yang buruk seperti persediaan yang sudah lama, piutang yang menumpuk dan kas yang menganggur di bank.
4. Pertumbuhan
Pertumbuhan biasanya diukur berdasarkan periode kuartalan atau tahunan. Dalam perhitungannya harus memperhatikan faktor musiman yang bisa mendistorsi hasil. Misalnya membandingkan penjualan di kuartal II tahun ini yang ada Hari Raya Idul Fitri dengan penjualan kuartal II tahun lalu tanpa Hari Raya Idul Fitri, tentu hasilnya beda.
Dengan membandingkan pertumbuhan penjualan dengan pertumbuhan laba bersih dan arus kas operasional, maka Kamu bisa mengecek apakah pertumbuhan yang dihasilkan perusahaan berasal dari pengorbanan margin, penambahan biaya yang tinggi dan pemberian piutang dagang yang lebih lama.
Analisis Industri / Sektoral
Mengenal kondisi keuangan suatu perusahaan saja tidak cukup dalam proses mengambil keputusan investasi. Kamu juga butuh pengetahuan soal industri atau sektor perusahaan tersebut berkecimpung. Berikut adalah hal-hal yang perlu didalami dalam menganalisis industri atau sektor:
1. Produk yang dihasilkan.
- Apa kegunaan produk bagi pembeli?
- Berapa harganya dan tren harganya?
- Faktor apa yang mempengaruhi harga jual?
2. Bahan baku. Produk jadi tidak datang begitu saja. Untuk menciptakan produk dibutuhkan bahan baku.
- Apa saja bahan baku yang dibutuhkan?
- Berapa harga dan tren harganya?
- Faktor apa yang mempengaruhi harga beli?
- Siapa pemasoknya?
3. Pembeli
- Siapa pembeli dan calon pembeli?
- Berapa besar potensi pasarnya?
- Bagaimana daya tawar pembeli? Apakah pembeli merupakan price taker atau price setter?
4. Penjual/pesaing
- Siapa saja pemain/penjual/pesaing di industri ini?
- Berapa besar kapasitas produksi mereka?
- Siapa penguasa pasar? Apakah pasarnya dikuasai oleh segelintir pemain atau bersifat oligopolistik atau terpecah ke banyak pemain alias persaingan ketat?
- Apakah produk merupakan komoditas alias semua sama saja atau ada yang menjadi pembeda?
Perbandingan antar pemain di industri (magjin, pertumbuhan, tingkat utang, valuasi, rasio lainnya) untuk mendapat gambaran apakah suatu perusahaan lebih baik daripada industri.
Valuasi Saham
Dalam menganalisis valuasi suatu saham, formula yang dipakai tentu tidak semua sama antara satu sektor industri dengan lainnya. Berikut penjelasannya:
Rasio | Formula | Pengertian | Sektor yang Memakai |
P/E | Price/Earning per share | Berfokus kepada laba bersih per lembar saham | Consumer, consumer non cyclical, Mining, Energy, Transportasi |
P/BV | Price/Book Value Per Share | Berfokus pada aktiva bersih perusahaan dan nilai ekuitas | Finance |
EV/EBITDA | Enterprises Value/ EBITDA | menilai mahal murahnya suatu perusahaan berdasarkan kemampuannya menghasilkan laba usaha atau kas operasi | Basic Materials, Healthcare, Infrastructure |
Discount to RNAV | Revalued Asset Value/Take up Rate | Berfokus menilai aset ril yang dimiliki perusahaan dan tingkat utilitasnya | Property |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Pendekatan Bottom Up vs Top Down
Pendekatan yang diterapkan dalam melakukan analisis fundamental suatu saham emiten ada 2. Pertama, dari bawah ke atas (bottom up) yang artinya Kamu bisa menganlisas kinerja fundamental emiten tersebut, baru ke sektor industri, hingga kondisi makro ekonomi. Kedua, pendekatan top down, yakni Kamu menelaah dulu indikator ekonomi dan sentimen pasar, analisis sektor industri, baru analisis kinerja keuangan emiten tersebut.
Sumber : Tim Analis Bareksa
Jadi semakin paham bukan bagaimana cara memilih saham dengan menggunakan analisis fundamental, dan apa hal-hal penting yang perlu Kamu perhatikan. Ayo segera berburu saham idaman
dan capai target finansialmu melalui super app investasi Bareksa.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.