Bareksa.com - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan ketegangan di Laut Cina Selatan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Dinilai sikap pemerintah China yang lebih tegas menimbulkan tantangan nyata bagi negara-negara tetangganya di Asia.
Dalam sebuah wawancara dengan media Jepang, Marcos menggarisbawahi perlunya membentuk aliansi yang kuat dengan sekutu yang berpikiran sama, serupa dengan kerja sama trilateral antara Filipina, Jepang, dan Amerika Serikat.
"Saya khawatir kita harus bisa mengatakan bahwa ketegangan telah meningkat dan bukannya berkurang selama beberapa bulan atau beberapa tahun terakhir," kata Marcos, dikutip dari CNBC International, Senin (18/12/2023).
Seminggu yang lalu, Manila dan Beijing saling tuding mengenai tabrakan kapal mereka di dekat perairan dangkal yang disengketakan di Laut Cina Selatan ketika ketegangan mengenai klaim di jalur perairan penting tersebut meningkat.
Selain Filipina, negara-negara anggota ASEAN atau Asia Tenggara seperti Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei mengklaim sebagian wilayah Laut Cina Selatan yang disengketakan oleh China, yang mengklaim hampir seluruh wilayah laut tersebut merupakan jalur perdagangan kapal tahunan senilai lebih dari US$3 triliun.
Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016 mengatakan klaim China tidak memiliki dasar hukum, keputusan yang didukung Amerika Serikat namun ditolak oleh Beijing. "Kita harus terus menasihati perdamaian dan melanjutkan komunikasi antara berbagai negara .emua orang yang terlibat," kata Marcos.
Tantangan yang diajukan China memerlukan solusi baru, kata Marcos, yang telah berjanji untuk membela hak-hak negaranya di Laut Cina Selatan setelah tabrakan tersebut, yang digambarkan Manila sebagai eskalasi serius.
Filipina dan Jepang telah memulai pembicaraan mengenai perjanjian akses timbal balik yang memungkinkan pengerahan pasukan militer di wilayah masing-masing, di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan. Jepang juga memiliki perselisihan maritim dengan China.
"Sebenarnya tidak cukup hanya Jepang dan Filipina yang menandatangani perjanjian ini. Kita benar-benar harus menerapkan lebih banyak pengaturan seperti ini," pungkasnya.
Investasi Saham di Sini
Indonesia Mewaspadai Risiko
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya terus mewaspadai ketidakpastian perekonomian global, terutama antara lain isu geopolitik seperti antara Ukraina-Rusia. Menurutnya konflik geopolitik membuat pertumbuhan ekonomi berpotensi melemah dan inflasi menjadi lebih tinggi.
"Sentimen global juga akan dipengaruhi (oleh konflik). Ini akan menimbulkan volatilitas di sektor keuangan dan prospek dari perang yang belum berakhir dan bahkan mungkin akan melebar dan menimbulkan tekanan proteksionisme dan melemahkan perdagangan global," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Investasi Saham di Sini
(IQPlus/35147306/mp)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.