OJK: Kelolaan Reksa Dana September 2023 Turun Meski Net Subscription
Pasar saham tertekan sepanjang September seiring dengan kondisi suku bunga tinggi di pasar global.
Pasar saham tertekan sepanjang September seiring dengan kondisi suku bunga tinggi di pasar global.
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan mencatat bahwa nilai aktiva bersih reksadana selama September mengalami penurunan, meski masih terjadi pembelian bersih (net subscription). Hal ini seiring dengan penurunan di pasar saham, serta kondisi global dengan suku bunga tinggi.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi mencapai Rp838,18 triliun per 27 September 2023, atau naik 1,29% sepanjang tahun berjalan (YTD), tetapi turun bila dibandingkan Rp844 triliun pada akhir Agustus.
Sementara itu, dana kelolaan reksa dana atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun, turun 1,02% sejak awal bulan. Selain itu, investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun sepanjang bulan berjalan.
Tabel Perkembangan Pasar Modal
Sumber: paparan OJK
Namun, jika dilihat sejak awal tahun, masih ada peningkatan NAB sebesar 0,62% dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun. Sebagai informasi, net subscription artinya jumlah nilai pembelian reksadana lebih besar ketimbang penjualan (redemption).
Perkembangan Pasar Modal September
Pada saat yang sama, OJK menyampaikan bahwa pasar saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal bulan sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis sebesar 0,19% ke level 6.939,89, turun dibandingkan level akhir Agustus 2023 di 6.953,26. Investor asing (non-resident) mencatatkan aliran keluar (outflow) sebesar Rp4,06 triliun sepanjang September yang terutama disebabkan oleh transaksi crossing.
Namun, outflow pada September terbilang berkurang dibandingkan angka dana keluar pada Agustus 2023 yang mencapai Rp20,10 triliun. Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat di antaranya sektor barang baku dan sektor energi.
Sementara itu, dilihat sepanjang tahun berjalan (YTD), IHSG tercatat menguat sebesar 1,30% dengan investor asing membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun, lebih tinggi dibandingkan net sell per Agustus 2023 yang sebesar Rp1,18 triliun. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun sepanjang September dan Rp10,49 triliun selama tahun berjalan. Angka rata-rata ini tidak banyak berubah dibandingkan dengan transaksi bulanan Agustus 2023 sebesar Rp11,20 triliun dan Rp10,38 triliun sepanjang Januari-Agustus 2023.
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun selama September, semakin besar dibandingkan outflow pada Agustus 2023 yang sebesar Rp8,89 triliun. Sehingga, hal ini turut mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 basis poin (bps) di seluruh tenor. Secara tahun berjalan, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun.
Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18% sepanjang September, namun secara tahun berjalan masih menguat 5,91% ke level 365,17. Angka ini berkebalikan dengan kinerja pada Agustus 2023 yang menguat 0,09% sebulan dan 7,17% sepanjang tahun berjalan. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar sebulan, dan secara tahun berjalan masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.
Penghimpunan Dana
Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten. Di pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp41,21 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 September 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 Penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp975,13 miliar.
Pada tanggal 26 September 2023, Presiden RI Joko Widodo secara resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia atau Indonesia Carbon Exchange (IDXCarbon) di Bursa Efek Indonesia selaku penyelenggara Bursa Karbon. Total nilai perdagangan karbon pada 26-29 September 2023 di Bursa Karbon mencapai Rp 29,21 miliar dengan volume unit karbon yang diperdagangkan mencapai 459.953 ton CO2e.
Suku Bunga Global Tinggi
Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 September 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko higher for longer suku bunga global.
Divergensi kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di AS, tingkat inflasi yang masih tinggi ditengah masih solidnya kinerja perekonomian mendorong kebijakan The Fed diprediksi lebih hawkish. Di Eropa, meski kinerja perekonomian terus lemah, tingkat inflasi yang masih tinggi sehingga otoritas moneter Eropa kembali menaikkan suku bunganya namun mengisyaratkan tingkat suku bunga saat ini telah mencapai puncaknya.
Sementara itu di Tiongkok, pemulihan ekonomi yang belum sesuai ekspektasi dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global. Sedangkan insentif fiskal dan moneter yang dikeluarkan otoritas masih terbatas.
Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya kenaikan yield surat utang di AS dan penguatan USD sehingga menyebabkan tekanan outflow dari pasar emerging markets termasuk Indonesia. Volatilitas di pasar keuangan, baik di pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga dalam tren meningkat.
Di perekonomian domestik, tingkat inflasi meningkat 3,27 persen yoy, sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 3,3 persen, didorong oleh kenaikan harga sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama kategori makanan, minuman dan tembakau. Tren pergerakan inflasi inti masih melambat, menurun menjadi 2,18 persen yoy, yang tercermin juga dari rendahnya penjualan ritel. Namun demikian, kinerja sektor korporasi relatif masih baik terlihat dari PMI Manufaktur yang terus berada di zona ekspansi dan neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus.
Klik untuk Beli Reksadana Sekarang
(IQPlus/28225343/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2021 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.