Bank Dunia Pangkas Prediksi Ekonomi Asia Timur-Pasifik, Namun Proyeksi RI Direvisi Naik
Bank Dunia merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% pada 2023 ini dari sebelumnya 4,9%
Bank Dunia merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% pada 2023 ini dari sebelumnya 4,9%
Bareksa.com - Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan Pasifik pada 2023 menjadi 5%, dari perkiraan sebelumnya 5,1% pada April 2023. "Faktor eksternal dan domestik membentuk kinerja perekonomian jangka pendek di negara-negara Asia Timur dan Pasifik," kata Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo dalam konferensi pers virtual bertajuk "Laporan World Bank East Asia and Pacific Economic Update Oktober 2023" di Jakarta, Senin (2/10/2023).
Aaditya menuturkan faktor eksternal utama adalah melambatnya pertumbuhan global, masih ketatnya kondisi keuangan, serta kebijakan perdagangan dan industri. Di antara faktor domestik, yang paling penting adalah dampak dari meningkatnya utang pemerintah dan swasta serta kebijakan makroekonomi.
Pertumbuhan global diproyeksikan turun menjadi 2,1% persen pada 2023, dari 3,1% tahun lalu. Meskipun inflasi menurun di negara-negara besar, inflasi inti di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa tetap tinggi dan pasar tenaga kerja tetap ketat, yang menyebabkan tingginya suku bunga. "Perlambatan pertumbuhan global, pengetatan keuangan dan langkah-langkah proteksionisme mempengaruhi kinerja perekonomian di negara-negara Asia Timur dan Pasifik," ujarnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Proyeksi Indonesia Direvisi Naik
Meskipun proyeksi pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik dipangkas, namun Bank Dunia merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% pada 2023 ini. Proyeksi ekonomi RI yang dirilis Oktober 2023 tersebut direvisi naik dari proyeksi April 2023 yang hanya 4,9%. Pada 2004, prediksi pertumbuhan ekonomi RI tetap 4,9%.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi China tetap 5,1% untuk 2023 dan proyeksi 2024 dipangkas jadi 4,4% dari sebelumnya 4,9%. Prediksi ekonomi Malaysia di 2023 dipangkas signifikan dari sebelumnya 4,3% jadi 3,9% dan pada 2024 direvisi naik dari sebelumnya 4,2% jadi 4,3%.
Sumber : Bank Dunia
(IQPlus/27443015/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Saham adalah instrumen investasi yang memiliki risiko kerugian. Artikel ini bertujuan untuk berbagi informasi seputar pasar dengan analisa untuk meminimalisir risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual saham ada di tangan investor.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.