Sinyal Pemangkasan Suku Bunga AS Menguat, Enam Reksadana Dolar Ini Bisa Melompat
Penurunan suku bunga AS bisa berefek positif ke rupiah dan SBN yang jadi portofolio reksadana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS
Penurunan suku bunga AS bisa berefek positif ke rupiah dan SBN yang jadi portofolio reksadana pendapatan tetap berdenominasi dolar AS
Bareksa.com - Kejelasan sinyal pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada rapat September semakin menguat. Hal itu muncul dari hasil rapat dewan gubernur bank sentral terkuat di dunia itu selama dua hari kemarin yakni 30-31 Juli waktu AS. Bank pimpinan Jerome Powell kembali menahan suku bunga di level saat ini 5,25-5,5%, atau level yang sama sejak Mei 2023, sembari memberi sinyal untuk memangkas suku bunga acuan pada rapat September nanti.
Sinyal penurunan bunga acuan yang semakin kuat pada September itu lantaran The Fed yakin jika inflasi Negara Adidaya sudah mengarah menuju sasaran 2%. "Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, maka pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September," kata Chairman The Fed Jerome Powell, dikutip dari CNBC International (1/8).
Hilal pemangkasan diprediksi 0,25% atau 25 basis poin pada akhir kuartal III 2024. Dengan begitu, Fed Funds Rate bisa turun menjadi 5-5,25% dari level saat ini. Ini senada dengan prediksi pelaku pasar dalam CME FedWatch Tool (per 1/8), di mana 86,5% pelaku pasar meramal suku bunga The Fed dipangkas 0,25% pada September. Hanya 13,5% pelaku pasar yang memperkirakan Fed Rate dipangkas 0,5% atau 50 basis poin.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : CME FedWatch Tool per 1/8/2024
Reksadana Dolar Berbasis SBN Prospektif
Seiring makin kuatnya sinyal pemangkasan suku bunga AS, maka tren suku bunga tinggi yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir akan segera berakhir. Tim Analis Bareksa memprediksi pemangkasan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia dalam setahun ke depan bisa mencapai 1,25%. Karena itu setahun mendatang, suku bunga AS berpotensi turun jadi 4-4,25% dan BI Rate jadi 5,25% dari level saat ini 6,5%.
Menurut Tim Analis Bareksa, tren suku bunga rendah akan jadi angin segar bagi Surat Berharga Negara (SBN) RI dan reksadana yang memiliki portofolio di instrumen berbasis dolar. Salah satunya reksadana pendapatan tetap dalam denominasi dolar AS. Penurunan suku bunga AS umumnya berbanding lurus dengan pelemahan dolar AS karena investor akan cenderung menjual dolar yang dimiliki dan memindahkan ke aset lain yang memiliki imbal hasil lebih baik.
Pasca rilis hasil meeting The Fed hari ini (01/08), ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah AS turun ke level 4,05% dari hari sebelumnya 4,13%. Senada, yield acuan Obligasi Negara Indonesia juga turun ke level 6,8% dari sebelumnya 6,9%.Tak ketinggalan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga ikut menguat ke level Rp16.200 dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS kemarin. Artinya, potensi pemangkasan suku bunga berdampak positif terhadap pasar obligasi dan penguatan nilai tukar rupiah.
Hal ini tercermin dari kinerja reksadana pendapatan tetap dalam denominasi dolar AS di Bareksa seperti berikut:
Indeks Nilai Tukar | Return 1 Bulan |
USD/IDR | -0,96% |
Dollar Index (DXY) | -1,90% |
Reksadana Pendapatan Tetap Dolar AS | Return 1 Bulan |
Schroder USD Bond Fund | 1,11% |
Eastspring Syariah Fixed Income USD Kelas A | 1,04% |
Manulife USD Fixed Income Kelas A | 1,03% |
Investa Dana Dollar Mandiri Kelas A | 1,01% |
BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,97% |
Allianz USD Fixed Income Fund | 0,69% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 31 Juli 2024
Terlihat dalam tabel tersebut, pelemahan nilai tukar dolar AS yang tercermin dari Dollar Index (DXY) berdampak positif terhadap penguatan nilai tukar rupiah (USD/IDR) dan kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap berbasis dolar AS di Bareksa dalam periode sebulan terakhir.
Bahkan moncernya kinerja reksadana dolar AS berbasis Obligasi Negara juga terlihat dalam 3 bulan terakhir. Tercatat 6 reksadana pendapatan tetap dolar AS yang tersedia di Bareksa membukukan imbal hasil antara 1,63% hingga 3,07%.
Reksadana tersebut yakni BNP Paribas Prima USD Kelas RK1, Eastspring Syariah Fixed Income USD Kelas A, Investa Dana Dollar Mandiri Kelas A, Manulife USD Fixed Income Kelas A, Reksa Dana Allianz USD Fixed Income Fund dan Schroder USD Bond Fund.
Sumber : Bareksa
Enam reksadana berbasis Obligasi Negara dalam mata uang Dolar AS itu mayoritas portofolionya berinvestasi di SBN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara. Menurut fund fact sheet per Juni 2024, BNP Paribas USD Kelas RK1 yang berhasil meraih cuan 3,07% dalam 3 bulan terakhir, isi portofolionya mayoritas di SBN dan SBSN, yakni:
- Perusahaan Penerbit Indois 4,35 09/10/24
- Perusahaan Penerbit SBSN 3,8% 23 Juni 2050
- Perusahaan Penerbit SBSN 4,15% 29 Maret 2027
- Perusahaan Penerbit SBSN 4,4% 01 Maret 28
- REP ID 4,65% 09/20/32
- REP ID 7,75% 01/17/38
- Republic Of Indonesia 5,95% 08/01/2046
- Republic Of Indonesia 8,5% 10/12/35
- SBSN Indo Iii Indois 4,45% 02/20/29
- SBSN Indo Iii Indois 5,6% 11/15/33
Mulai cerahnya pasar SBN juga ditunjukkan dari catatan BI sepanjang pekan lalu periode 22-25 Juli, di mana investor asing membukukan beli bersih di SBN Rp3,37 triliun. Meskipun secara year to date (YTD) masih net sell Rp32,08 triliun, namun nilai net sell itu semakin mengecil dibandingkan per akhir Mei Rp42,72 triliun. Hal itu menandakan investor asing kini mulai bersiap kembali masuk, setelah sejak awal tahun keluar dari pasar SBN.
Reksadana dolar adalah reksadana yang denominasinya menggunakan mata uang Dolar AS atau Euro. Dengan demikian, nilai aset bersih (NAB) reksadana adalah dalam mata uang Dolar AS atau Euro. Investor menggunakan mata uang Dolar AS atau Euro untuk membeli reksadana ini.
Reksadana Dolar dapat berbentuk reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, maupun reksadana pasar uang. Tujuan investasi reksadana ini diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni maksimal hanya 15% dari portofolio yang bisa diinvestasikan di instrumen investasi di luar Indonesia, atau dengan kata lain minimal 85% harus ditempatkan di instrumen investasi dalam negeri.
Karena itu, tak ingin ketinggalan raih cuan dari reksadana dolar AS berbasis Obligasi Negara? Yuk segera daftar di Bareksa.
(Sigma Kinasih/Christian Halim/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.