Dana Kelolaan Reksadana Syariah Belum Pulih, Namun Pangsa Pasarnya Merangkak Naik
Pangsa pasar reksadana syariah per Juni 2024 mencapai 9,2%, naik dibandingkan 8,4% pada akhir 2023
Pangsa pasar reksadana syariah per Juni 2024 mencapai 9,2%, naik dibandingkan 8,4% pada akhir 2023
Bareksa.com - Dana kelolaan reksadana syariah Tanah Air memang belum pulih dari level tertingginya pada akhir 2020. Saat itu assets under management produk investasi yang dikelola sesuai prinsip syariah itu mencapai Rp74,37 triliun. Namun setahun kemudian pada akhir 2021, dana kelolaan reksadana syariah merosot jadi Rp44 triliun, atau kehilangan sekitar Rp34 triliun.
Pada Mei 2024, dana kelolaan reksadana syariah naik tipis jadi Rp44,26 triliun, atau hanya bertambah Rp260 miliar dibandingkan akhir 2021. Pada Juni 2024, dana kelolaannya kembali merangkak naik jadi Rp44,9 triliun, bertambah 1,05% secara bulanan atau naik 3,94% dibandingkan akhir 2023 (YTD). Jumlah produk reksadana syariah juga merosot dari 289 produk pada akhir 2020, turun jadi 256 produk atau berkurang 33 produk.
Meskipun dana kelolaan reksadana syariah belum kembali ke level akhir 2020, sejatinya pangsa pasarnya naik. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar reksadana syariah terhadap total dana kelolaan industri reksadana secara keseluruhan pada akhir 2020 pernah mencapai 12,9%. Kemudian market share reksadana syariah turun jadi 7,6% pada 2021. Pada 2022, pangsa pasarnya mulai merangkak naik jadi 7,9% dan per akhir 2023, pangsa pasar reksadana syariah jadi 8,4%. Pada Mei 2024, pangsa pasar reksadana syariah terhadap dana kelolaan industri reksadana mencapai 9,2% dan per Juni 2024 market sharenya di kisaran angka yang sama.
Promo Terbaru di Bareksa
Beli Reksadana Syariah di Sini
Sumber : OJK
Beli Reksadana Syariah di Sini
Penyebab Dana Kelolaan Turun
Salah satu penyebab utama anjloknya dana kelolaan dan unit penyertaan reksadana syariah terjadi sejak Mei 2021, di mana dana kelolaan reksadana syariah anjlok hingga 45,3% secara year to date menjadi Rp40,67 triliun dibandingkan Desember 2020. Penyebabnya adalah anjloknya kelolaan reksadana terproteksi syariah yang mencapai 96% dibandingkan April. .
Hal ini akibat Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menarik dana mereka dari dua instrumen investasi yakni reksadana terproteksi syariah dan reksadana pasar uang syariah. Porsi investasi BPKH di reksadana terproteksi syariah yang pada April 2021 senilai Rp35,95 triliun dan kemudian dijual atau dicairkan semua, sehingga investasi di portofolio ini sudah tidak ada sama sekali. Investasi BPKH di reksadana pasar uang syariah juga hanya tersisa Rp114 miliar, yang berkurang drastis dari jumlah sebelumnya yang senilai Rp2,05 triliun.
Turunnya dana kelolaan reksadana syariah juga seiring tren di industri reksadana yang juga dana kelolaannya tertekan. Dalam 2,5 tahun terakhir, dana kelolaan reksadana terbuka (open end) yang bisa dijual ke publik kehilangan Rp90 triliun dari Rp580 triliun pada akhir 2021 jadi hanya tinggal Rp490 triliun per Juni 2024.
Beli Reksadana Syariah di Sini
Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, pada awal tahun ini mengungkap 3 penyebab tertekannya dana kelolaan industri reksadana.
1. Kinerja dari underlying reksadana seperti saham dan obligasi, maupun dari sisi investor, khususnya keterbatasan investor institusi untuk berinvestasi di reksadana. Kondisi ini disebabkan karena volatilitas pasar dan respons masyarakat atau investor yang masih cenderung wait and see atas investasi.
2. Reksadana juga tumbuh melambat karena tingginya tingkat suku bunga sejak 2022 dan tingginya penyerapan dana masyarakat oleh pemerintah melalui obligasi ritel.
3. Tidak adanya lagi insentif perpajakan (Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2021 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi Yang Diterima).
Adapun penyebab pangsa pasar reksadana syariah yang cenderung merangkak naik, ditopang oleh menurunnya dana kelolaan industri reksadana secara keseluruhan. Karena sejatinya nilai dana kelolaan reksadana syariah pada Juni 2024 tidak banyak berubah dibandingkan akhir 2021, namun karena total dana kelolaan industri turun, maka pangsa pasar reksadana syariah pun naik.
Beli Reksadana Syariah di Sini
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.