BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Pasar Saham Lagi Murah, Saatnya Borong Reksadana Blue Chip?

Hanum Kusuma Dewi26 Juni 2024
Tags:
Pasar Saham Lagi Murah, Saatnya Borong Reksadana Blue Chip?
Ilustrasi investasi di reksa dana dengan prospek ekonomi Indonesia yang kuat. (Shutterstock)

Kebijakan BI untuk menahan suku bunga acuan dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi

Bareksa.com - Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 6,25% pada bulan Juni 2024 membawa angin segar bagi investor reksa dana. Hal ini membuka peluang bagi reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap untuk menorehkan kinerja positif dalam jangka pendek hingga menengah.

Head of Investment Bareksa Christian Halim menjelaskan bahwa kebijakan bank sentral menahan suku bunga memberikan dua dampak positif yang menguntungkan reksa dana.

"Pertama, suku bunga yang stabil membuat investasi di saham menjadi lebih menarik dibandingkan instrumen berpenghasilan lebih rendah seperti deposito. Hal ini mendorong aliran dana ke pasar saham, sehingga berpotensi meningkatkan harga saham dan mendorong kinerja reksa dana saham. Kedua, yield obligasi negara bisa turun yang mengindikasikan harga naik, sehingga menguntungkan kinerja reksa dana pendapatan tetap," ujarnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Christian juga menggarisbawahi harga saham-saham berkapitalisasi besar yang kerap menjadi penopang utama pasar modal Indonesia saat ini terbilang murah dalam enam bulan terakhir, yang memberikan peluang bagi investor untuk masuk di harga bawah.

"Saham-saham seperti BBCA, BBRI dan TLKM sedang berada di level terendah enam bulan terakhir. Ini bisa menjadi momentum untuk masuk ke produk berbasis saham seperti reksa dana saham dan indeks saham dengan harga murah untuk meraih potensi optimal jangka panjang," tambahnya.

Sementara itu, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya mengatakan Indonesia memiliki fundamental yang kuat di tengah tekanan global, sehingga dapat menopang kinerja reksa dana berbasis saham.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih stabil di kisaran 5%, sementara itu inflasi juga terjaga dalam kisaran target BI di 1,5-3,5%. Ini dapat menjaga yield obligasi negara pada akhir tahun menjadi di bawah 7%, yang pada akhirnya mendukung kinerja reksa dana pendapatan tetap dalam jangka pendek hingga menengah," kata Erik.

Selain itu, perlambatan inflasi AS dan pemangkasan suku bunga acuan yang terjadi di Eropa dan Kanada pada bulan Juni, mendorong harapan pelaku pasar bahwa The Fed dapat memangkas suku bunga sebanyak 2 kali tahun ini. Meskipun dari dot plot projection terbaru, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebanyak 1 kali tahun ini. Jika The Fed menjadi lebih dovish dengan memangkas lebih banyak suku bunga tahun ini dari target mereka, dapat mendorong kenaikan pada pasar saham maupun pendapatan tetap.

Investasi Sesuai Profil Risiko

Managing Partner Bareksa Prioritas Citra Putri mengingatkan bahwa meskipun prospeknya positif, investor tetap perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum berinvestasi di reksa dana.

"Pertama, investor perlu mengenali profil risiko dan tujuan investasi masing-masing agar sesuai dengan produk reksa dana yang cocok. Kedua, investor juga disarankan melakukan diversifikasi kelas aset untuk meminimalkan risiko. Terakhir, investasi sebaiknya untuk jangka panjang agar dapat merasakan keuntungan yang lebih optimal," kata Citra.

Reksa dana secara umum bisa menjadi instrumen yang bertujuan menjaga nilai dana investasi dari inflasi. Dengan memahami peluang di pasar dan bagaimana mengelola investasi, investor dapat memanfaatkan kebijakan suku bunga acuan stabil untuk memaksimalkan keuntungan dari reksa dana.

Tabel Kinerja Reksa Dana Rekomendasi Bareksa Prioritas

Reksa Dana Saham dan Indeks

YTD

1 Tahun

AUM

BNP Paribas Solaris

0,30%

-4,06%

Rp 242,8 miliar

Batavia Dana Saham

-5,66%

-5,48%

Rp 2,2 triliun

STAR Infobank 15

-6,38%

-

Rp 17,6 miliar

Reksa Dana Obligasi

YTD

1 Tahun

AUM

Trimegah Dana Tetap Syariah

3,51%

4,57%

Rp 206,9 miliar

STAR Stable Income Fund

2,88%

5,93%

Rp 4,1 triliun

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

1,49%

3,70%

Rp 3,7 triliun

Reksa Dana Pasar Uang

1 Tahun

3 Tahun

AUM

Trimegah Kas Syariah

4,88%

12,72%

Rp 772,0 miliar

STAR Money Market Kelas Utama

4,81%

13,91%

Rp 28,4 miliar

Sumber: Tim Analis Bareksa Prioritas, Return NAV per 21 Juni 2024, AUM per Mei 2024

Beli Reksadana, Klik di Sini

(hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Konten bersponsor. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.333,89

Up0,35%
Up3,71%
Up0,04%
Up4,72%
Up18,75%
-

Capital Fixed Income Fund

1.788,53

Up0,56%
Up3,41%
Up0,03%
Up6,99%
Up17,17%
Up41,91%

I-Hajj Syariah Fund

4.859,49

Up0,60%
Up3,22%
Up0,03%
Up6,22%
Up21,99%
Up40,64%

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.145,54

Up0,28%
Up2,72%
Up0,03%
Up5,01%
Up14,31%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.045,42

Up0,53%
Up3,67%
Up0,04%
---

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua