Peran Fintech Bisa Dorong Dana Kelolaan Reksadana Tembus Rp1.000 Triliun Lebih Cepat
OJK menargetkan dana kelolaan reksadana tumbuh jadi Rp1.000 triliun pada 2027
OJK menargetkan dana kelolaan reksadana tumbuh jadi Rp1.000 triliun pada 2027
Bareksa.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi dana kelolaan industri reksadana bisa menembus Rp1.000 triliun dalam 3 tahun ke depan, atau lebih cepat dari posisi per Desember 2022 senilai Rp508 triliun. Prediksi itu salah satunya mempertimbangkan peran industri teknologi finansial (fintech).
M. Arief Maulana, Head of Wealth Management Mirae Asset, mengatakan dua faktor utama yang jadi pendorong pertumbuhan industri reksadana yakni, pertama, ialah inovasi teknologi informasi (IT) oleh pelaku pasar modal dengan bertumbuhnya industri fintech. Kedua, kondisi masyarakat yang semakin melek teknologi selepas pandemi.
“Dengan inovasi IT, kami meyakini target industri reksadana Rp 1.000 triliun pada 2027 akan mudah tercapai, bahkan bisa lebih cepat lagi,” ujar Arief dalam Media Day by Mirae Asset (7/2/2023).
Promo Terbaru di Bareksa
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan industri reksadana pada 2022 anjlok 12,38% atau bekurang hingga Rp71,8 triliun jadi Rp508,2 triliun dibandingkan 2021 yang senilai Rp580 triliun. Penurunan ini merupakan yang pertama kali dalam 9 tahun terakhir. Besaran dana kelolaan reksadana di 2022 juga merupakan yang terendah dalam 4 tahun terakhir, atau sejak 2018.
Menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report December 2022, tekanan dana kelolaan ini terjadi di hampir semua jenis reksadana. Dari 7 jenis reksadana terbuka (open end), 6 di antaranya mencatatkan penurunan dana kelolaan. Hanya 1 jenis reksadana yang berhasil membukukan lonjakan dana kelolaan pada 2022.
Per Desember 2022 tercatat ada sebanyak 2.120 produk reksadana yang dikelola 96 manajer investasi, sejak reksadana pertama di Indonesia terbit pada 1995. OJK menargetkan dana kelolaan reksadana tumbuh jadi Rp1.000 triliun pada 2027.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Uriep Budhi Prasetyo sebelumnya mengatakan per 28 Desember 2022 jumlah investor yang berinvestasi melalui agen penjual fintech mencapai 8,05 juta. Per 26 Desember 2022 pertumbuhan dana kelolaan reksadana melalui agen penjual fintech mencapai Rp25,94 triliun atau meroket 66% dari Desember 2021 yang senilai Rp15,66 triliun.
Arief menambahkan Mirae Asset yang juga merupakan salah satu agen penjual reksadana optimistis asset under administration (AUA) reksadananya tumbuh lebih cepat dari industri. Secara industri, pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) mencapai 10% dalam 10 tahun terakhir. Tahun lalu, AUA Mirae Asset tumbuh 100% dari Rp500 miliar jadi Rp1 triliun.
“Tahun ini kami optimistis pertumbuhan AUA dapat dua kali lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan industri mengingat dana kelolaan industri reksadana justru turun tahun lalu,” kata dia.
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini
Strategi Investasi Alokasi Aset
Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, Arief menyarankan investor untuk menggunakan strategi alokasi aset (asset allocation) dalam menghadapi masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik untuk nasabah ritel maupun korporasi.
Salah satu tujuan menggunakan strategi alokasi aset ialah membagi investasi ke dalam beberapa instrumen yang berbeda sehingga mendapatkan manfaat diversifikasi risiko yang lebih baik. Menurut Arief, salah satu instrumen yang lebih stabil ketika ekonomi global sedang dalam tren pengetatan kebijakan moneter ialah reksadana pasar uang.
Arief mengatakan keunggulan reksadana pasar uang dibanding instrumen pasar uang lain adalah adanya insentif pajak, tidak ada fee beli-jual, portofolio yang terdiversifikasi, likuid karena penarikan dana bisa setiap waktu, dan nilai minimal investasi yang rendah. Di dalam reksa dana pasar uang, ada instrumen tabungan, deposito, dan efek utang bertenor kurang dari 1 tahun.
Ingin Cuan dari Investasi di Reksadana, Klik di Sini
Prediksi IHSG Februari 2023
Terkait kondisi ekonomi saat ini, Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset, menilai inflasi global dan nasional dapat terjaga. Sehingga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) maupun Bank Indonesia menunjukkan sinyal bahwa penaikan suku bunga auan akan lebih ditahan.
Dengan iklim yang lebih kondusif itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai stabil menguat sejak awal tahun diprediksi akan melanjutkan penguatan.
“Secara teknikal, indikator stochastic dan RSI yang masih positif membuat prediksi IHSG akan konsolidasi bullish dengan rentang pergerakan 6.816-7.000 untuk Februari. Dari 6 sektor yang masih underperform indeks, sektor yang memiliki potensi terbesar untuk outperform IHSG yaitu keuangan dan barang konsumsi cyclical,” Nafan mengungkapkan.
Robertus Hardy, Senior Research Analyst Mirae Asset, mengatakan kondisi ekonomi tahun ini masih akan positif bagi sektor otomotif dan telekomunikasi dibanding sektor lain. Untuk sektor telekomunikasi, belanja komunikasi dan data masyarakat akan bertumbuh jelang tahun Pemilu 2024, seperti saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp4.500.
“Untuk sektor otomotif, tahun politik biasanya akan memicu peningkatan mobilisasi masyarakat, ditambah potensi insentif rencana pemberian subsidi dari pemerintah bagi motor dan mobil listrik yang membuat kami optimistis sektor ini dapat jadi pilihan di tengah tahun politik dan ancaman inflasi,” dia memaparkan.
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.