Nurhaida Tokoh Pasar Modal Indonesia 2022 dan Sejarah Melesatnya Industri Reksadana
Sejak 1996 hingga 2016, jumlah investor reksadana tidak pernah mampu menembus 500.000 investor, namun saat ini jumlahnya melesat jadi 9 juta investor
Sejak 1996 hingga 2016, jumlah investor reksadana tidak pernah mampu menembus 500.000 investor, namun saat ini jumlahnya melesat jadi 9 juta investor
Bareksa.com - Pertumbuhan industri reksadana nasional melesat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu didukung kolaborasi positif antara otoritas dan pelaku industri, perkembangan industri digital, serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi.
Tercatat jumlah investor pasar modal melesat 8,7 kali lipat sejak 2017 hingga September 2022 dari 1,12 juta jadi 9,77 juta investor. Lonjakan itu ditopang meroketnya jumlah investor reksadana yang tumbuh 14,6 kali lipat dari 622.545 investor di 2017 jadi 9,09 juta pada September 2022.
Sumber : KSEI, diolah Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Lonjakan jumlah investor pasar modal tak lepas dari peran dan perkembangan industri teknologi finansial (fintech) yang juga didorong dan difasilitasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor reksadana melalui agen penjual fintech melesat hampir 4 kali lipat dari 1,8 juta pada 2020 jadi 7,09 juta pada September 2022, atau merepresentasi 77% dari total investor reksadana dan menyumbang 72,5% terhadap total investor pasar modal.
Sumber : KSEI, diolah Bareksa
Tercatat dana kelolaan fintech terus melesat dari hanya Rp216,1 miliar pada 2017, jadi Rp22,09 triliun pada Juni 2022. Angka itu meroket lebih dari 100 kali lipat dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun.
Nurhaida sebagai Tokoh Pasar Modal
Pesatnya pertumbuhan industri pasar modal, tak lepas dari beragam inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh pelaku industri dan otoritas, yakni OJK dan KSEI. Karena itulah, Bareksa-Kontan Fund Awards ke-6 Tahun 2022 memberikan apresiasi kepada Nurhaida, sebagai Tokoh Pasar Modal Indonesia 2022 atas kontribusinya dalam mendorong dan menginisiasi pertumbuhan pasar modal di tengah tren industri digital.
Nurhaida, merupakan Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2017-2022. Sebelumnya, Nurhaida menjabat sebagai Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK periode 2012-2017. Peran besar Nurhaida di periode inilah yang membantu mendorong pesatnya pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang pada 2016 hanya 894.000 investor.
"Speechless saya, tidak menyangka mendapatkan penghargan yang sedemikian tinggi sebagai tokoh pasar modal 2022," kata Nurhaida, saat menerima penghargaan sebagai Tokoh Pasar Modal Indonesia 2022 dalam ajang Bareksa-Kontan Fund Awards ke-6 Tahun 2022, Rabu (9/11/2022).
Nurhaida mengisahkan kilas balik industri reksadana nasional, hingga harapannya kepada industri reksadana dan investor ritel. "Saya menyapa dan terima kasih kepada Pak Ardian (Ardian Taufik Gesuri, Pemimpin Redaksi Kontan). Pak Kar (Karaniya Dharmasaputra, Co-Founder & CEO Bareksa) yang sebetulnya, dia yang men-challenge saya selalu, gimana kita fintech, challenge dari Pak Kar sejak 2014 luar biasa," kata Nurhaida.
Nurhaida menyampaikan penghargaan yang diperolehnya akan dia persembahkan kepada tim di OJK. Sebab, perkembangan industri reksadana saat ini merupakan hasil kerja sama dan peran dari berbagai pihak, yang di dalamnya termasuk regulator yakni OJK serta stakeholder industri reksadana.
"Saya sampaikan apresiasi baik dari media dari pelaku industri dan agen penjual efek reksadana, manajer investasi dan bank kustodian serta semua pihak terkait di industri reksadana," kata Nurhaida.
Kilas Balik Industri Reksadana
Nurhaida mengisahkan sejarah industri reksadana sebenarnya sudah berjalan 20 tahun hingga 2016, karena produk reksadana pertama kali diluncurkan pada 1996. Namun sayangnya, sejak 1996 sampai 2016, jumlah investor reksadana tidak bisa menembus 500.000 investor.
"Kemudian 2022 ini per 2 November jumlah investor reksadana sudah mencapai 9,29 juta," dia memaparkan.
Sehingga secara persentase, ada kenaikan jumlah investor reksadana sekitar 2.000%. "Ini tentu berkat kerja sama kita semua," ucapnya. Menurut Nurhaida, perkembangan industri reksadana terjadi karena tersedianya fasilitas transaksi reksadana secara elektronik, yang dirintis sejak awal 2015.
Pada saat itu, kata Nurhaida, regulator adalah fasilitator melihat beragam tantangan di industri. "Jadi 2014 itu teman-teman di industri reksadana mengajukan usul, bagaimana kemudian transaksi ini bisa dilakukan secara elektronik, tidak harus face to face. Lalu kemudian kita rintis bisa elektronik, tidak face to face, tetapi keamanan bisa terjaga. Manajemen risiko tetap terjaga," dia memaparkan.
Ia menilai pertumbuhan industri reksadana yang luar biasa, berkat upaya bersama semua pihak. "Upaya dari OJK regulator adalah memfasilitasi," imbuhnya. Nurhaida mengatakan pertumbuhan itu tidak hanya dari sisi jumlah investor retail, namun juga secara lebih umum berkontribusi terhadap ekonomi dan pasar modal.
"Investor ritel meningkat, maka kekuatan pasar modal kita makin kuat, tidak rentan dengan keluar masuknya dana asing," kata dia.
Menurut Nurhaida, kuatnya investor domestik dari sisi jumlah maupun dana, maka akan memperkuat pasar modal dari risiko fluktuasi pasar global. Sebab dengan besarnya peran investor ritel, maka di pasar modal akan tersedia dana cukup untuk pengembangan usaha, baik untuk usaha reksadana dan usaha lain.
"Karena kita tahu reksadana juga berinvestasi di perusahaan sektor riil, sehingga ekonomi kita berkembang dengan adanya investor ritel yang berkembang," jelasnya.
Beberapa contoh produk reksadana yang berinvestasi di sektor riil, seperti yang dimaksud Nurhaida, di antaranya Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.