Bareksa.com - Menutup semester I 2022, industri reksadana Tanah Air tampaknya belum bisa keluar dari tekanan penurunan kinerja. Hal itu tercermin dari kembali merosotnya total dana kelolaan (asset under management/AUM) pada bulan lalu.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2022 AUM industri reksadana di Indonesia tercatat sebesar Rp548,48 triliun, turun Rp9,73 triliun (-1,74 persen) dari posisi per Mei 2022 yang senilai Rp558,21 triliun.
Sebagai informasi, penurunan tersebut merupakan penurunan AUM untuk keenam kali beruntun sejak awal tahun ini. Dengan kata lain, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, belum sekalipun AUM industri reksadana mencatatkan pertumbuhan positif.
Di sisi lain, penurunan AUM yang terjadi pada bulan lalu sepertinya lebih disebabkan oleh penuruan nilai aset portofolio reksadana, karena secara umum sebagian pelaku pasar cenderung menambah kepemilikan reksadananya.
Hal tersebut terlihat dari berambahnya unit penyertaan reksadana dari sebelumnya 405,91 miliar unit per Mei 2022, menjadi 406,28 miliar unit penyertaan per Juni 2022.
Artinya, sepanjang bulan lalu terdapat kenaikan tipis unit penyertaan reksadana 370,07 juta atau sekitar 0,09 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di tengah industri reksadana yang secara umum mengalami kenaikan tipis UP, ternyata beberapa produk berhasil mencatatkan lonjakan dan tetap saja laris manis di-subscribe atau diborong investor alias mencatatkan pertumbuhan UP tertinggi sepanjang Juni 2022.
Berdasarkan reksadana yang dijual di Bareksa, berikut top 10 reksadana dengan peningkatan UP tertinggi pada bulan lalu :
No | Nama Reksadana | Manajer Investasi | Jenis | UP Mei 2022 | UP Juni 2022 | Pertumbuhan |
1 | Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT | Saham | 1339.92 | 1679.72 | 339.80 | |
2 | BNP Paribas Asset Management, PT | Saham | 459.60 | 689.14 | 229.54 | |
3 | Sucorinvest Asset Management, PT | Pendapatan Tetap | 10414.72 | 10635.93 | 221.22 | |
4 | Syailendra Capital, PT | Saham | 968.96 | 1184.30 | 215.34 | |
5 | Sinarmas Asset Management, PT | Pasar Uang | 1664.81 | 1854.84 | 190.03 | |
6 | BNI Asset Management, PT | Saham | 1628.32 | 1814.33 | 186.01 | |
7 | Trimegah Asset Management, PT | Pasar Uang | 218.36 | 379.31 | 160.95 | |
8 | Sucorinvest Asset Management, PT | Saham | 767.65 | 918.88 | 151.23 | |
9 | Sucorinvest Asset Management, PT | Pendapatan Tetap | 724.66 | 861.85 | 137.20 | |
10 | Ciptadana Asset Management, PT | Pasar Uang | 104.25 | 216.59 | 112.34 |
Sumber: OJK, diolah Bareksa, nominal dalam juta unit
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa 10 produk yang tersedia di Bareksa dengan peningkatan UP terbesar sepanjang Juni 2022 dihuni oleh reksadana saham sebanyak 5 produk, kemudian reksadana pasar uang 3 produk, dan reksadana pendapatan tetap 2 produk.
Peningkatan UP yang terjadi pada produk-produk reksadana tersebut memberikan gambaran bahwa investor memiliki antusiasme dan percaya bahwa reksadana yang dikelola oleh Manajer Investasi yang bersangkutan memiliki reputasi yang baik dalam mengelola dana milik investornya.
Hal tersebut tentu dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi investor yang ingin membeli suatu produk reksadana.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.