Suku Bunga Acuan Naik, Saatnya Amankan Investasi di Reksadana Pasar Uang
Riset Syailendra menggunakan perhitungan rata-rata geometris untuk mengukur kinerja reksadana saat suku bunga naik
Riset Syailendra menggunakan perhitungan rata-rata geometris untuk mengukur kinerja reksadana saat suku bunga naik
Bareksa.com - Seiring dengan tingkat inflasi Indonesia yang mendekati batas atas perkiraan dan tren kenaikan suku bunga global, Bank Indonesia diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR). Reksadana mana yang berpotensi diuntungkan?
Menurut riset Syailendra Capital, peningkatan suku bunga acuan akan berdampak positif ke aset kelas pasar uang, karena kinerjanya berkorelasi positif dengan pergerakan suku bunga acuan.
Memasuki kuartal II 2022, pasar melihat adanya potensi peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI) sebesar 75 basis poin, dari 3,5 persen ke 4,25 persen hingga akhir tahun ini. Ketika suku bunga BI meningkat, secara historis kinerja Reksadana Pasar Uang lebih baik dibandingkan dengan Saham dan Obligasi.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga Jurus Robo Advisor Bareksa Tangkis Gejolak Pasar Jelang Rilis Suku Bunga AS
Di tahun 2013, suku bunga acuan BI meningkat sebesar 175 bps dan Reksadana Pasar Uang menghasilkan kinerja sebesar positif 4,8 persen, lebih baik dibandingkan kinerja Saham yang minus 3,7 persen dan Obligasi yang turun 4,5 persen. Begitu juga di tahun 2018, saat suku bunga BI meningkat sebesar 175 bps, Reksadana Pasar Uang kembali menghasilkan kinerja terbaik yaitu positif 4,2 persen, dibandingkan Saham yang turun 3,7 persen dan Obligasi yang melemah 2,2 persen.
Menggunakan rata-rata return geometris, yang menghitung rata-rata kinerja investasi secara majemuk dalam periode tertentu, Riset Syailendra menunjukkan secara historis, reksadana pasar uang dapat mengalahkan kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Penjelasannya, ketika suku bunga meningkat, ekonomi melambat sehingga kelas aset yang memiliki risiko tinggi, seperti saham, cenderung menghasilkan kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan kelas aset berisiko rendah seperti pasar uang.
Baca juga Rekomendasi Investasi untuk Pemburu Cuan Bareksa, Jelang Kuartal Ketiga 2022
Peningkatan Suku Bunga BI 2013
Pada tahun 2013, Indeks Reksa Dana Pasar Uang menghasilkan return tertinggi dibandingkan indeks reksa dana lainnya di bulan Juni (+0,2%), Juli (+0,4%), Agustus (+0,3%), dan November (+0,3%) seiring dengan kenaikan suku bunga acuan. Secara full year return (kinerja setahun penuh) tahun 2013, Indeks Reksa Dana Pasar Uang (+4,8%) juga mengalahkan Indeks Reksa Dana Saham (-2,0%) dan Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap (-4,4%).
Tabel Kinerja Reksadana per Jenis dan Perubahan Suku Bunga Acuan BI 2013
Peningkatan Suku Bunga BI 2018
Indeks Reksa Dana Pasar Uang menghasilkan return tertinggi dibandingkan indeks reksa dana lainnya di bulan Juni (+0,3%), Agustus (+0,4%) dan September (+0,3%) seiring dengan kenaikan suku bunga acuan. Secara full year return tahun 2018, Indeks Reksa Dana Pasar Uang (+4,2%) juga mengalahkan Indeks Reksa Dana Saham (-3,7%) dan Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap (-2,2%).
Tabel Kinerja Reksadana per Jenis dan Perubahan Suku Bunga Acuan BI 2018
Berlatar belakang data historis tersebut, satu produk reksadana pasar uang yang direkomendasikan oleh Syailendra Capital adalah Syailendra Dana Kas (SDK).
SDK yang bertujuan untuk memperoleh tingkat likuiditas tinggi sekaligus memberikan tingkat pendapatan investasi yang menarik, fokus berinvestasi di instrumen pasar uang (59,5%) dan obligasi korporasi (39,4%) dan pemerintah (1,1%) dengan tenor pendek <1 tahun. Dana kelolaan reksadana pasar uang SDK juga bertumbuh dari tahun 2017 ke 2021 dengan CAGR 24,0%.
Lihat juga Daftar Top 5 Reksadana Pasar Uang Juara Dana Kelolaan pada Mei 2022
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
(hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.