Ini Top 10 Reksadana Imbalan Tertinggi Pekan Terakhir Oktober 2021
Dalam daftar top 10. produk reksadana campuran mendominasi dengan 4 produk, disusul reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap masing-masing 3 produk
Dalam daftar top 10. produk reksadana campuran mendominasi dengan 4 produk, disusul reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap masing-masing 3 produk
Bareksa.com - Sepanjang pekan lalu, pasar saham Indonesia cenderung bergerak turun dan belum mampu memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yang padahal sudah semakin dekat. Sebagai informasi, all time high IHSG berada di level 6.689,29 yang dicapai pada 19 Februari 2018 silam.
Sementara itu, dalam perdagangan yang berlangsung pada 25 hingga 29 Oktober 2021, atau merupakan pekan terakhir Oktober 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya mampu berakhir di zona hijau sebanyak 2 kali, sementara 3 hari lainnya berakhir di zona merah.
Alhasil secara mingguan, IHSG harus rela mengakumulasi penurunan 0,79 persen ke level 6.591,35. Namun di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing terlihat masih mengoleksi aset berisiko Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp743,55 miliar di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada pekan lalu, dentimen negatif datang dari China di mana terdapat satu lagi perusahaan properti yang kesulitan membayar kewajibannya, menyusul Evergrande Group, Fantasia Holdings dan Sinic Holdings, yakni Modern Land.
Reuters mengabarkan emiten bursa Hong Kong tersebut telah melewatkan pembayaran kupon obligasi, menambah kekhawatiran tentang dampak yang lebih luas dari krisis utang di sektor properti China.
Pekan lalu Modern Land telah menyatakan akan menunda pembayaran bunga obligasi yang jatuh tempo Senin, 25 Oktober kemarin dan akan membayar sebagian darinya senilai US$250 juta atau setara dengan Rp3,62 triliun dalam 3 bulan ke depan.
Selain itu, isu kenaikan suku bunga juga menjadi perhatian pelaku pasar. Sejak pekan lalu, ada dua negara emerging market yang menaikkan suku bunga secara agresif akibat tingginya inflasi.
Pada Jumat (22/10) Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga 75 basis poin menjadi 7,5 persen. Dengan kenaikan tersebut, Bank Sentral Rusia sudah menaikkan suku bunga 5 kali beruntun, dengan total 325 basis poin.
Kemudian Bank Sentral Brazil Kamis (28/10) menaikkan suku bunga 150 basis poin menjadi 7,75 persen, dan sudah 6 kali beruntun menaikkan suku bunga dengan total 475 basis poin.
Tingginya inflasi menjadi penyebab agresifnya bank sentral tersebut menaikan suku bunga. Pada tahun depan, kenaikan suku bunga diperkirakan akan lebih banyak terjadi.
Kinerja Reksadana Bervariatif
Kondisi pasar saham yang mengalami penurunan pada pada pekan lalu, secara umum turut membuat kinerja berbagai jenis kinerja reksadana bervariatif, di mana yang berisiko cenderung mengalami koreksi.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang terendah pada pekan lalu dengan kinerja negatif, tepatnya -1,11 persen, disusul indeks reksadana campuran -0,53 persen.
Adapun dua jenis reksadana lainnya yang mampu menorehkan kinerja positif yakni indeks reksadana pendapatan tetap dan dan indeks reksadana pasar uang kompak bertambah masing-masing 0,10 dan 0,04 persen.
Di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu juga terlihat bervariatif, di mana produk reksadana campuran mendominasi dengan 4 produk, disusul produk reksadanasaham dan reksadanapendapatan tetap masing-masing 3 produk.
Sumber: Bareksa
Posisi lima teratas di antaranya ditempati reksadana campuran Jarvis Balanced Fund dengan imbalan 1,87 persen. Kemudian disusul reksadana saham Syailendra Sharia Equity Fund dengan imbal hasil 1,76 persen, Syailendra Equity Opportunity Fund 1,45 persen, reksadana campuran Syailendra Balanced Opprtunity Fund 1,12 persen dan reksadana campuran Kresna Flexima 1,03 persen.
Daftar 1op 10 selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.