Top 10 Reksadana Juara Imbalan Tertinggi Pekan Ketiga Oktober 2021
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 18 hingga 22 Oktober 2021, IHSG berakhir dua kali di zona hijau dan dua hari lain di zona merah
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 18 hingga 22 Oktober 2021, IHSG berakhir dua kali di zona hijau dan dua hari lain di zona merah
Bareksa.com - Sepanjang pekan lalu, pasar saham Indonesia cenderung bergerak flat meskipun secara mingguan masih mampu mencatatkan kinerja positif.
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 18 hingga 22 Oktober 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dua kali di zona hijau yakni pada awal dan akhir pekan, dan dua hari lain di zona merah, sementara 1 hari lain ditutup karena hari libur bursa.
Alhasil secara mingguan (IHSG) berhasil mengakumulasi kenaikan tipis 0,16 persen ke level 6.643,74. Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing juga terlihat masih sangat rajin mengoleksi aset berisiko Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp4,04 triliun di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada pekan lalu, sentimen yang hadir di pasar memang relatif sepi. Perhatian pelaku pasar mungkin masih terarah pada krisis energi yang terjadi di beberapa negara di wilayah Eropa seperti Inggris, dan di beberapa wilayah Asia seperti China hingga India. Krisis energi ini menyebabkan harga beberapa komoditas bergerak cukup fluktuatif.
Namun, harga beberapa komoditas seperti batu bara mengalami pelemahan pada pekan lalu, seiring dengan adanya aksi profit taking. Sebab, penguatan yang terjadi pada pekan sebelumnya sudah cukup signifikan.
Sementara itu komoditas lainnya seperti minyak sawit mentah (CPO) bergerak cukup fluktuatif pada pekan lalu dan mengalami penguatan cukup signifikan serta menyentuh harga tertingginya di atas RM5 000 per ton. Hal ini membuat saham beberapa emiten CPO bergerak cukup fluktuatif.
Adapun hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) juga tidak begitu berdampak terhadap pergerakan IHSG. Seperti diketahui, RDG BI pada 18-19 Agustus 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7DRR sebesar 3,5 persen, begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap 2,75 persen dan 4,25 persen.
Kinerja Jenis Reksadana Bervariatif
Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan tipis pada pada pekan lalu, secara umum turut membuat kinerja berbagai jenis kinerja reksadana bervariatif, di mana yang berisiko cenderung mengalami koreksi.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham justru menjadi yang terendah pada pekan lalu dengan kinerja negatif, tepatnya -0,06 persen, disusul indeks reksadana campuran -0,05 persen.
Adapun dua jenis reksadana lainnya yang mampu menorehkan kinerja positif yakni indeks reksadana pendapatan tetap dan dan indeks reksadana pasar uang kompak bertambah 0,06 persen.
Di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu justru mayoritas dikuasai oleh produk reksadana saham dan reksadana campuran, masing masing 7 produk dan 3 produk.
Sumber: Bareksa
Reksadana MNC Dana Ekuitas berhasil mencatatkan imbalan tertinggi secara mingguan pekan lalu dengan imbal hasil 5,39 persen. Disusul reksadana MNC Dana Kombinasi Icon dengan imbalan 3,03 persen, HPAM Flexi Plus dengan return 2,4 persen, HPAM Syariah Ekuitas 2,31 persen dan Mega Asset Maxima dengan imbal hasil 1,54 persen. Peringkat 5 hingga 10 selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.