Aksi Buyback Dorong Saham Adaro Meroket, 10 Reksadana Ini Punya Aset ADRO
Antusiasme pelaku pasar dalam memborong saham ADRO dipengaruhi oleh rencana pembelian kembali saham perseroan
Antusiasme pelaku pasar dalam memborong saham ADRO dipengaruhi oleh rencana pembelian kembali saham perseroan
Bareksa.com - Pada perdagangan Selasa (28/9/2021), harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) meroket 15,23 persen ke level Rp1.740 per saham. Kemudian saham ADRO juga menempati peringkat kedua saham yang paling banyak ditransaksikan dengan nilai Rp852,91 miliar, hanya kalah dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai Rp1,14 triliun.
Di sisi lain, investor asing juga sangat dominan dalam memborong saham ADRO dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp162,8 miliar. Nilai tersebut menempatkan saham ADRO menjadi yang paling banyak dibeli asing dibandingkan seluruh saham lain di bursa pada perdagangan kemarin.
Sumber : Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut analisis Bareksa, antusiasme pelaku pasar dalam memborong saham ADRO dipengaruhi oleh adanya rencana aksi korporasi yakni pembelian saham kembali oleh perusahaan tersebut alias buyback.
Dalam keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham ADRO tersebut berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp4 triliun.
“Sesuai POJK No. 2/2013 dan SEOJK No. 3/2020, jumlah saham yang dibeli kembali tidak akan melebihi 20 persen dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto dalam keterbukaan informasi, Senin (27/9/2021).
Adapun, pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak tanggal Keterbukaan Informasi diterbitkan, yakni sampai dengan tanggal 26 Desember 2021.
“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja dan pendapatan perseroan karena saldo laba dan arus kas perseroan yang tersedia saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan dana pelaksanaan pembelian kembali saham perseroan,” imbuhnya.
Pembelian Kembali Saham Perseroan juga akan menggunakan dana dari kas internal perseroan karena melihat perseroan memiliki permodalan dan arus kas yang baik dan cukup untuk membiayai seluruh kegiatan usaha dan operasional, belanja modal, serta pembelian kembali saham perseroan.
“Perseroan berharap dengan dilaksanakannya Pembelian Kembali Saham Perseroan akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham serta meningkatkan kepercayaan investor sehingga harga saham dapat mencerminkan kondisi fundamental ADRO yang sebenarnya,” imbuh Mahardika.
Reksadana dengan Underlying Asset Saham ADRO
Melihat adanya sentimen positif terhadap saham ADRO, maka menarik untuk mengetahui kira-kira produk reksadana apa saja yang memiliki saham ini dalam portofolionya?
Berikut beberapa reksadana di Bareksa yang tercatat menjadikan saham ADRO sebagai underlying asset dalam portofolionya.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet (lembar fakta reksadana) yang ada, setidaknya terdapat 10 produk reksadana yang tercatat memiliki saham ADRO dalam portofolionya hingga Agustus 2021.
Jenis produk reksadana tersebut juga beragam mulai dari reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana indeks.
Reksadana tersebut di antaranya Batavia Dana Saham Syariah, BNP Paribas Solaris, Cipta Syariah Equity, Manulife Saham SMC Plus, Maybank Dana Ekuitas, Prospera Balance, Prospera Bijak, Prospera Saham SMC, Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund dan Rencana Cerdas.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.