Bareksa.com - Harga sejumlah komoditas mengalami kenaikan karena potensi meningkatnya permintaan, seiring proyeksi positif pertumbuhan ekonomi global oleh beberapa lembaga keuangan internasional.
Tercatat harga batu bara dunia mengalami lonjakan tertinggi hingga 265 persen dalam setahun terakhir. Hal ini mendorong penguatan mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham komoditas.
Sementara itu, pasar obligasi mendapat sentimen positif dari penurunan pajak atas bunga obligasi dari sebelumnya 15 persen menjadi 10 persen. Hal ini diproyeksikan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di instrumen obligasi, baik obligasi pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN) maupun korporasi.
Kondisi ini akan mendorong penguatan harga obligasi serta kenaikan kinerja reksadana pendapatan tetap.
Seiring penguatan harga komoditas dan potensi penguatan pasar obligasi, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapan produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang mencorong berikut ini :
Imbal Hasil Reksadana 1 Tahun (per 6 September 2021)
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 52,01 persen
Manulife Saham SMC Plus : 27,1 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund : 4,02 persen
Principal Index IDX30 : 1,37 persen
TRAM Strategic Plus : 10,25 persen
RHB Fixed Income Fund 2 : 8,91 persen
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.