Anggota DK OJK, Hoesen : Jumlah Investor Pasar Modal Minim, Mayoritas di Jawa
Penyebabnya adalah rendahnya tingkat literasi dan inklusi investor pasar modal yang juga berada di bawah tingkat literasi perbankan
Penyebabnya adalah rendahnya tingkat literasi dan inklusi investor pasar modal yang juga berada di bawah tingkat literasi perbankan
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, rasio jumlah investor pasar modal dibandingkan jumlah penduduk Indonesia masih rendah dan belum merata. Hingga Juli 2021, jumlah investor pasar modal baru mencapai 2,17 persen dan hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen, ada banyak hal yang menyebabkan rendahnya jumlah investor tersebut. Adapun penyebabnya adalah rendahnya tingkat literasi dan inklusi investor pasar modal yang juga berada di bawah tingkat literasi perbankan.
Kemudian, terbatasnya jaringan distribusi di daerah karena jumlah kantor cabang perusahaan efek lebih banyak berada di pulau jawa.
Promo Terbaru di Bareksa
"Infrastruktur pemasaran dalam menambah basis investor domestik juga belum optimal," jelas Hoesen dalam acara Konferensi Pers HUT Pasar Modal ke-44, Selasa (10/8).
Untuk menambah jumlah investor tersebut, OJK melakukan berbagai strategi, yakni bersinergi dan bekerja sama dengan pelaku industri pasar modal lainnya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi pasar modal dengan memanfaatkan teknologi informasi sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di daerah.
Kemudian, OJK juga mempermudah investor dalam berinvestasi reksadana dengan program digitalisasi pemasaran reksadana. Hal lainnya adalah dengan simplikasi pembukaan rekening efek dalam rangka mempermudah akses calon investor dan mendukung transaksi online. OJK juga memperbanyak galeri investasi di seluruh indonesia bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia.
Hingga Juli 2021, jumlah investor pasar modal meningkat 93 persen secara tahunan (YoY) menjadi 5,82 juta, didominasi oleh investor ritel berumur kurang dari 30 tahun (investor milenial). Pertumbuhan investor tersebut mencapai dua kali lipat sejak awal pandemi di mana hal ini mencerminkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia.
Dana Kelolaan Reksadana
Hoesen menyatakan dana kelolaan reksadana hingga 6 Agustus 2021 mencapai Rp549,9 triliun atau naik jika dibandingkan Juli yang senilai Rp538,48 triliun. Meski begitu jika dibandingkan Desember 2020 yang senilai Rp573,3 triliun, kelolaan reksadana masih menurun 4,12 persen.
Jumlah produk reksadana per 6 Agustus 2021 sebanyak 2.208 produk atau berkurang 0,5 persen dibandingkan Desember 2020 yang sebanyak 2.219 produk.
Sumber : OJK
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.