Indeks Tertekan Covid-19, Reksadana Saham Justru Pimpin Top 10 Imbalan Tertinggi
Aktivitas perdagangan di pasar saham kemarin tergolong sepi dengan nilai transaksi Rp9,97 triliun
Aktivitas perdagangan di pasar saham kemarin tergolong sepi dengan nilai transaksi Rp9,97 triliun
Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan kedua Juli 2021, pasar saham Indonesia tampak tertekan meskipun masih mampu berakhir di atas level psikologis 6.000. Pada perdagangan Senin (5/7/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,29 persen ke level 6.005,61.
Aktivitas perdagangan kemarin tergolong sepi dengan nilai transaksi Rp9,97 triliun, dan investor asing terlihat lebih dominan melepas saham mereka dengan catatan aksi jual bersih (net sell) Rp292,78 miliar di pasar reguler.
Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia yang terus mencatatkan rekor bisa memberikan dampak negatif ke pasar keuangan domestik. Dalam 2 hari terakhir, penambahan kasus per harinya lebih dari 27.000 orang.
Promo Terbaru di Bareksa
Per Ahad (4/7/2021), jumlah kasus Covid-19 dilaporkan bertambah sebanyak 27.233 orang, sedikit turun dibandingkan Sabtu (3/7/2021) lalu yakni 27.913 orang yang merupakan rekor penambahan kasus per hari.
Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah kasus aktif yang terus menanjak, hingga saat ini sebanyak 295.228 kasus yang merupakan rekor tertinggi.
Lonjakan kasus tersebut membuat pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tujuannya, agar penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang.
Namun jika target tersebut belum tercapai, tentunya ada kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang, dan mengancam pemulihan ekonomi.
Sektor manufaktur sudah merasakan efek dari lonjakan kasus Covid-19, bahkan sebelum PPKM Mikro Darurat ditetapkan. IHS Markit melaporkan kabar kurang bagus. Aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) pada Juni 2021 dilaporkan 53,5.
Meski masih menunjukkan ekspansi (angka indeks di atas 50), tetapi menunjukkan pelambatan dari sebelumnya sebesar 55,3 di mana kala itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan.
Reksadana Saham Dominasi Return Harian
Kondisi pasar saham Indonesia yang mengalami koreksi pada perdagangan kemarin, secara umum turut menekan kinerja reksadana saham yang memang mengalokasikan sedikitnya 80 persen portofolionya ke dalam aset berupa ekuitas tersebut.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak mencatatkan pelemahan masing-masing 0,33 persen dan 0,44 persen.
Sumber: Bareksa
Namun, kondisi tersebut tidak serta merta membuat seluruh reksadana saham yang tersedia di Bareksa ikut tertekan. Faktanya, beberapa produk reksadana saham justru masih berhasil mendominasi kinerja positif pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan top 10 imbal hasil (return) pada perdagangan kemarin, 7 di antaranya ditempati oleh produk reksadana saham, dan 3 produk lainnya ditempati oleh produk reksadana campuran.
Sumber: Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.386,75 | 0,28% | 4,12% | 7,86% | 8,01% | 19,31% | 38,22% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.096,22 | 0,25% | 4,17% | 7,26% | 7,37% | 2,91% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.086,24 | 0,55% | 3,99% | 7,74% | 7,78% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.855,9 | 0,55% | 3,86% | 7,32% | 7,36% | 17,44% | 40,56% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.290,36 | 0,77% | 4,10% | 7,48% | 7,51% | 19,79% | 35,78% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.