Bareksa.com - PT Infovesta Utama mencatat, ada 12 reksadana saham yang mencatatkan return (tingkat pengembalian) di atas 5 persen dalam periode 31 Desember hingga 30 April 2021. Di antara reksadana tersebut, ada tiga reksadana yang tersedia di Bareksa.
Reksadana pertama yang mencatat tingkat pengembalian paling tinggi adalah Pacific Saham Syariah III, yakni 36,46 persen dalam periode Desember 2020 hingga April 2021.
Kemudian ada Pacific Saham Syariah dengan imbalan 23,39 persen, Reksa Dana Treasure Saham Mantap 16,01 persen dan Pacific Saham Syariah II 15,88 persen.
Sementara tiga reksadana saham yang ada di Bareksa dengan tingkat pengembalian tertinggi versi Infovesta di antaranya Manulife Saham Andalan dengan imbal hasil 9,14 persen. Reksadana saham ini adalah produk dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Reksadana ini memiliki portofolio di beberapa saham blue chip seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Namun Manulife Saham Andalan juga memiliki portofolio di saham lapis kedua seperti PT Timah Tbk (TINS), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).
Manulife Saham Andalan juga mencatatkan return 22,8 persen dalam waktu 6 bulan. Bahkan dalam setahun, Manulife Saham Andalan bisa membukukan return hingga 75,25 persen.
Selain Manulife Saham Andalan, reksadana saham lain yang juga membukukan return tertinggi dalam empat bulan awal di 2021 adalah Trim Kapital Plus dari PT Trimegah Asset Management, yakni dengan imbalan 5,8 persen.
Dalam 6 bulan, reksadana saham yang memiliki portofolio PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) ini bisa membukukan return sebesar 7,72 persen dan 41,34 persen dalam waktu setahun.
Terakhir, reksadana saham yang memberikan imbalan di atas 5 persen dan tersedia di Bareksa adalah HPAM Ultima Ekuitas I, yakni 5,44 persen. Dalam 6 bulan, reksadana saham dari PT Henan Putihrai Asset Management ini bisa membukukan return 9,77 persen.
Pada April 2021, Infovesta Utama mencatat, berbagai jenis reksadana masih membukukan return negatif , hanya reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan imbal hasil positif, yakni 0,24 persen dan 1,41 persen dibandingkan Maret 2021.
Sedangkan apabila dibandingkan Desember 2020, reksadana pasar uang mencatatkan imbal hasil 1,16 persen. Sementara reksadana pendapatan tetap mencatatkan imbal hasil 0,32 persen.
Berbeda dengan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap, reksadana saham dan campuran belum bisa mencatatkan performa yang positif pada April 2021.
Reksadana saham mencatatkan return -2,44 persen pada April 2021 apabila dibandingkan Maret 2021 dan -7,43 persen apabila dibandingkan Desember 2020.
Sementara return reksadana campuran pada April 2021 mencapai -0,74 persen apabila dibandingkan Maret 2021 dan mencapai -3,13 persen apabila dibandingkan Desember 2020.
Performa reksadana campuran dan reksadana saham ini jauh lebih rendah dibandingkan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menjadi basis produknya. Pada April 2021, IHSG meningkat 0,17 persen dibandingkan Maret 2021 dan meningkat 0,28 persen dibandingkan Desember 2020.
Wawan menjelaskan, penurunan kinerja reksadana saham pada April 2021 disebabkan oleh dua faktor. Pertama adalah kekhawatiran akan pandemi Covid-19 di India yang akan masuk ke Indonesia.
"Kemudian, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih negatif sehingga banyak investor asing yang melepas portofolionya dan membuat saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang ada di portofolio reksadana tertekan," kata dia di Jakarta belum lama ini.
Kekhawatiran di pasar saham ini yang menyebabkan adanya pergeseran portofolio ke reksadana pasar uang. Pasalnya, investasi di pasar uang relatif akan dan tingkat imbal hasilnya terus meningkat meski hanya sedikit lebih tinggi dari deposito.
Melihat performa reksadana saham pada April 2021, Wawan masih melihat peluang pertumbuhan return reksadana saham ke level 10 persen. Namun hal ini harus diikuti dengan perbaikan ekonomi pada kuartal III 2021 dan juga perkembangan vaksinasi Covid-19.
"Pasar saham selalu bergerak di atas ekspektasi, bila investor bisa yakin tahun 2022 pemulihan terjadi maka dari kuartal IV 2021 seharusnya akan mulai rally," kata dia.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.