Rupiah Terus Melesat Sepekan Terakhir, Ini Dampaknya ke Reksadana
Berdasarkan JISDOR, sepanjang pekan lalu rupiah menguat 1,13 persen dibandingkan pekan sebelumnya
Berdasarkan JISDOR, sepanjang pekan lalu rupiah menguat 1,13 persen dibandingkan pekan sebelumnya
Bareksa.com - Mengawali pekan pertama di Mei 2021, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan yang disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan kurs JISDOR Bank Indonesia (BI), pada Jumat (7/5/2021) rupiah berada di level Rp14.289 per dolar AS. Angka tersebut mengindikasikan penguatan 1,13 persen dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di level Rp14.435 per dolar AS pada 30 April 2021.
Dari dalam negeri, rupiah disokong oleh rilis data cadangan devisa yang menggemberikan. BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat US$138,8 miliar, naik dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan cadangan devisa pada bulan lalu disebabkan oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.
Sementara dari eksternal, pelemahan indeks dolar AS lebih dari 1 persen pada pekan lalu menyusul laporan non-farm payroll periode April yang lebih lemah dari perkiraan. Alhasil kombinasi kedua hal tersebut membuat jalan rupiah mulus untuk melaju ke zona hijau.
Lantas apakah ada pengaruh penguatan rupiah terhadap reksadana?
Seperti diketahui, berdasarkan jenis aset yang mendasarinya, reksadana dapat dibagi menjadi empat jenis yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Dengan berbedanya komposisi aset dari portofolio keempat jenis tersebut, maka dampak yang ditimbulkan juga tentu berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Pada reksadana pasar uang yang menginvestasikan dananya pada deposito dan obligasi jangka pendek (di bawah satu tahun), di mana yang mempengaruhi jenis investasi ini adalah pergerakan suku bunga, maka hampir dikatakan tidak ada pengaruh fluktuasi rupiah terhadap reksadana pasar uang.
Sementara untuk reksadana pendapatan tetap yang berinvestasi dalam obligasi jangka panjang pasti akan terpengaruh dari tingkat suku bunga, infasi dan juga rating/peringkat obligasi tersebut.
Kemudian untuk reksadana saham, di mana 80 persen dana kelolaannya di tempatkan pada instrumen saham. Penguatan dan pelemahan rupiah bisa saja berpengaruh dan bisa juga tidak berpengaruh.
Ada beberapa saham dari emtiren yang berkaitan langsung dengan dolar AS, misalnya saja ada perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor-impor. Pada saat rupiah menguat, tentu akan menguntungkan emiten yang mengimpor bahan baku dari luar negeri, dan merugikan emiten yang melakukan ekspor.
Karena setiap jenis investasi pasti memiliki tingkat keuntungan dan risiko masing-masing. Terutama ada beberapa risiko yang paling berdampak terhadap kinerja dan ada pula risiko yang hanya berdampak sementara. Maka kita perlu memahami aspek risiko tersebut sebelum memulai investasi.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.