Bareksa.com - Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Indonesia (MMI) atau Mandiri Investasi yang baru, Ali Yahdin Saugi menyampaikan Mandiri Investasi tahun ini rencananya mendorong pertumbuhan reksadana terbuka (open end).
"Khususnya reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap," kata Ali Yahdin Saugi kepada Bareksaakhir pekan lalu.
Ali Yahdin meraih mandat untuk memimpin salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia terhitung sejak 31 Maret 2021, menggantikan Alvin Pattisahusiwa.
Sebelumnya dia menjabat sebagai Chief Investment Officer at Mandiri Investasi. Lulusan program Master of Finance dari Antwerp Management School, Belgia ini sebelum bergabung di Mandiri Investasi juga sempat berkarir BNP Paribas Investment Partners selama 14 tahun lebih dengan posisi terakhir sebagai Director - Head of Equity.
Ali Yahdin menjelaskan untuk reksadana saham, Mandiri Investasi memiliki produk-produk unggulan, di antaranya Reksadana MGSED Mandiri Global Sharia Equity Dollar. Reksadana ini yang merupakan reksadana syariah berbasis dolar Amerika dengan global exposure portfolio.
Untuk reksadana pendapatan tetap, Mandiri Investasi memiliki produk unggulan seperti Reksadana Mandiri Investasi Obligasi Nasional.
"Dari reksadana pasar uang, kami juga masih menargetkan pertumbuhan yang cukup tinggi dengan berlimpahnya likuiditas di pasar tahun ini," kata Ali Yahdin Saugi yang biasa disapa Adi Saugi tersebut.
Di sisi lain Adi Saugi menjelaskan dari sisi kerja sama dengan distributor, pada tahun ini Mandiri Investasi rencananya akan terus mengoptimalkan kerja sama dengan agen penjual efek reksadana (APERD), di antaranya dengan memastikan kelengkapan dan kesesuaian produk yang ditawarkan.
Kemudian, ia mengatakan, Mandiri Investasi juga berencana untuk menangkap peluang dari meningkatnya partisipasi investor ritel di pasar modal dan adanya transformasi digital melalui optimalisasi kerja sama dengan mitra fintech dan e-commerce.
"Selain itu, kami akan meningkatkan digital customer experience pada aplikasi penjualan reksadana kami melalui aplikasi MOINVES," imbuhnya.
Adi Saugi menyampaikan Mandiri Investasi menilai potensi pertumbuhan industri reksadana pada tahun ini masih cukup baik.
"Didorong dengan kondisi likuiditas dalam negeri yang banyak, serta suku bunga rendah di mana hal tersebut seharusnya akan mendorong appetite masyarakat untuk mencari alternatif investasi seperti di reksadana," ujarnya.
Di sisi lain, ia menjelaskan tingginya yield obligasi dan peluang perbaikan ekonomi akan menciptakan daya tarik bagi investor untuk mengalihkan dana ke reksadana berbasis obligasi ataupun saham.
Sementara itu laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mandiri Investasi menjadi juara dua perusahaan manajemen investasi dengan kelolaan reksadana terbesar di Tanah Air. Dana kelolaan reksadana Mandiri Investasi pada Februari lalu tercatat Rp48,24 triliun.
Meski tetap menjadi salah satu manajer investasi terbesar di Tanah Air, namun posisi Mandiri Investasi menurun jika dibandingkan tahun 2020 lalu, di mana perseroan sempat 5 kali menjadi juara 1 dana kelolaan reksadana nasional.
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021
(Martina Priyanti/Tim Data/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.