Bareksa.com - Menutup perdagangan terakhir di kuartal I 2021, bursa saham Tanah Air mengalami turbulensi sangat parah hingga ditutup di bawah level psikologis 6.000. Pada perdagangan Rabu (31/3/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,42 persen ke level 5.985,52.
Di sisi lain, investor juga terlihat berlomba-lomba melepas aset berisiko mereka yang tercermin dari masifnya aksi jual bersih (net foreign sell) senilai Rp1,03 triliun di pasar reguler.
Anjloknya IHSG disebabkan adanya kombinasi sentimen negatif yang terjadi secara berbarengan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksadana oleh BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).
Seperti diketahui BPJS merupakan salah satu investor institusi raksasa di bursa saham Tanah Air, sehingga apabila porsi investasi mereka dikurangi maka ada potensi capital outfow dari pasar modal dalam jumlah cukup besar.
Sementara dari luar, risiko capital outflow juga muncul akibat tekanan jual seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun ke posisi tertinggi selama 14 bulan yakni di atas level 1,7 persen.
Ambrolnya IHSG di hari perdagangan terakhir kuartal I 2021 membuat kinerja indeks saham kebanggaan Indonesia tersebut sepanjang tiga bulan pertama tahun ini hanya mencatatkan pertumbuhan 0,11 persen.
Seiring gejolak di pasar saham, mayoritas kinerja indeks reksadana membukukan kinerja negatif. Berdasarkan data Bareksa, tercatat 6 dari 8 indeks reksadana mencatatkan kinerja negatif.
Penurunan kinerja terdalam dicatatkan indeks reksadana saham syariah yang minus hingga 5,36 persen, kemudian disusul indeks reksadana saham negatif 4 persen, indeks reksadana pendapatan tetap berkurang 2,19 persen, indeks reksadana campuran tertekan 1,78 persen. indeks reksadana pendapatan tetap syariah melemah 1,39 persen dan indeks reksadana campuran syariah -1,06 persen.
Hanya ada dua indeks reksadana yang membukukan kinerja positif yakni indeks reksadana pasar uang meningkat 0,82 persen dan indeks reksadana pasar uang syariah yang naik 0,75 persen.
Sumber: Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Seiring negatifnya mayoritas kinerja indeks reksadana, apa saja reksadana yang membukukan kinerja paling kinclong sepanjang kuartal I 2021? Menurut daftar reksadana yang dijual di Bareksa, mayoritas produk reksadana yang membukukan kinerja imbalan tertinggi 3 bulan terakhir didominasi reksadana campuran.
Tercatat dalam daftar top 10 reksadana imbalan tertinggi triwulan I 2021, lima di antaranya adalah reksadana campuran, 4 reksadana saham dan 1 reksadana pendapatan tetap. Reksadana saham Shinhan Equity Growth berada di posisi pertama dengan imbalan 9,12 persen dalam 3 bulan.
Disusul reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund dengan imbalan 9,11 persen, Shinhan Balance Fund 7,08 persen, STAR Balanced II 4 persen, dan Syailendra Balanced Opportunity Fund 3,13 persen.
Kemudian selanjutnya ditempati reksadana pendapatan tetap Syailendra Pendapatan Tetap Premium dengan imbal hasil 2,5 persen, reksadana saham Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS 2,29 persen, reksadana campuran STAR Balanced 2,27 persen, serta reksadana saham Eastspring Investments Value Discovery Kelas A 2,21 persen dan TRIM Kapital Plus 1,66 persen.
Top 10 Reksadana Imbalan Tertinggi Kuartal I 2021
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.