IHSG Ditutup Tembus 6.000, Begini Keuntungan Reksadana Saham Sejak Maret
Level ini merupakan pertama kalinya dicapai IHSG sejak tertekan cukup dalam akibat pandemi Covid-19
Level ini merupakan pertama kalinya dicapai IHSG sejak tertekan cukup dalam akibat pandemi Covid-19
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan terus meroket seiring sentimen optimisme ketersedian vaksin Covid-19. Pada penutupan perdagangan hari ini Senin (14/12/2020), IHSG berhasil menembus level psikologis 6.000, atau tepatnya 6.012, naik 1,2 persen atau 74,18 poin, dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Level ini merupakan pertama kalinya dicapai IHSG sejak tertekan cukup dalam akibat pandemi Covid-19 dan berada di level terendah pada 24 Maret lalu di 3.938. Nilai kapitalisasi pasar IHSG juga naik dari sebelumnya Rp6.910 triliun akhir pekan lalu, menjadi Rp6.997 triliun hari ini.
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan IHSG hari ini justru terjadi di saat investor asing mencatatkan jual bersih Rp136,03 miliar. Data Bursa Efek Indonesia mencatat net sell asing YtD per 14 Desember senilai Rp46,33 triliun.
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Jika kinerja IHSG hari ini dibandingkan dengan level 24 Maret lalu, maka indeks acuan Bursa Efek Indonesia tersebut sudah naik 52,6 persen. Secara YTD per 14 Desember, IHSG masih terkoreksi 4,56 persen dibandingkan level penutupan akhir tahun lalu.
Level IHSG hari ini yang berhasil tembus level 6.000, sejatinya telah diperkirakan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso beberapa waktu lalu. Wimboh optimistis IHSG bisa kembali ke 6.000 karena level tersebut adalah angka wajar sebelum pandemi.
"Dengan berbagai kebijakan yang kita lakukan di sektor riil, moneter dan juga OJK, ini juga memberikan confidence. Sehingga pada 23 November 2020, indeks kita sudah 5.600-an, dan kita harapkan bisa mencapai 6.000,” ungkap Wimboh pada 24 November.
Kebijakan yang diambil OJK pada awal masa pandemi seperti trading halt hingga buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS) dianggap mampu menahan koreksi yang cukup dalam pada pertengahan tahun.
Kinerja Reksadana Saham
Seiring lonjakan IHSG, kinerja indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah juga ikut melesat. Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham sudah melesat 41,67 persen dan indeks reksadana saham syariah melonjak 35,75 persen, sejak 24 Maret hingga 11 Desember akhir pekan lalu.
Dengan begitu, investor yang sudah berinvestasi di reksadana saham sejak Maret berpeluang meraih imbalan cukup besar.
Sumber : Bareksa
Peluang dari Momen Window Dressing
Seiring peluang IHSG ditutup positif pada akhir Desember ini akibat momen window dressing, maka kinerja reksadana saham berpotensi terus meningkat.
Pada Desember, ada fenomena yang bisa menjadi harapan IHSG bisa mengakhiri tahun ini dengan koreksi YtD lebih sedikit lagi atau bahkan ditutup dengan posisi positif. Window dressing atau juga disebut Santa Claus rally adalah harapan pelaku pasar yang dapat membawa IHSG ke zona hijau, di mana fenomena tersebut dipercaya pada bulan Desember, harga-harga saham biasanya mengalami kenaikan.
Istilah “window dressing” sendiri diambil dari kata window atau jendela yang identik dengan bagian dari rumah yang memungkinkan orang dari luar melihat kondisi di dalam rumah, dan dressing artinya mendekorasi supaya sesuatu terlihat rapi, dan baik tanpa banyak merubah kondisi sebenarnya dari rumah tersebut.
Sementara dalam konteks pasar modal, asksi window dressing adalah upaya mempercantik laporan keuangan oleh emiten / perusahaan dan manajer investasi selaku pengelola dana. Kekuatan efek dari window dressing, dapat terlihat dengan jelas pada kinerja IHSG di bulan Desember, seperti bisa dilihat dalam tabel berikut :
Kinerja IHSG di Bulan Desember 20 Tahun Terakhir
Tahun | Kinerja IHSG (%) |
2000 | -2,8 |
2001 | 3,1 |
2002 | 8,8 |
2003 | 12,1 |
2004 | 2,3 |
2005 | 6,1 |
2006 | 5 |
2007 | 1,6 |
2008 | 9,2 |
2009 | 4,9 |
2010 | 4,9 |
2011 | 2,9 |
2012 | 0,9 |
2013 | 0,1 |
2014 | 1,5 |
2015 | 2 |
2016 | 2,5 |
2017 | 5,7 |
2018 | 2,3 |
2019 | 4,8 |
Rata-rata 2000-2020 | 3.9 |
Sumber: BEI, diolah Bareksa
Dari tabel tersebut, dalam 20 tahun terakhir, IHSG hanya sekali mengalami penurunan di bulan Desember, yaitu pada 2000. Artinya dalam 20 tahun terakhir, probabilitas IHSG untuk naik di bulan Desember mencapai 95 persen.
Bukan hanya itu, bahkan di tahun di mana terjadi krisis koreksi besar di IHSG seperti di tahun 2008 pun, IHSG tetap sanggup bergerak naik cukup signifikan di bulan Desember.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.