IHSG Meroket 9,72 Persen Sepanjang November, Reksadana Saham Juara
Indeks reksadana saham melesat 10 persen sepanjang bulan lalu
Indeks reksadana saham melesat 10 persen sepanjang bulan lalu
Bareksa.com -Setelah mengalami kenaikan yang signifikan pada Oktober 2020 sebesar 5,3 persen, bursa saham Tanah Air kembali melanjutkan tren positifnya pada November 2020. Sepanjang bulan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 9,72 persen ke level 5.612,42 dari sebelumnya di posisi 5.128,23 per akhir Oktober 2020.
Meskipun di hari terakhir perdagangan November 2020 IHSG anjlok dalam hingga 2,96 persen, nyatanya rally IHSG pada bulan lalu masih jauh lebih kencang.
Menurut analisis Bareksa, kinerja IHSG pada bulan lalu ditopang oleh sentimen positif yang antara lain berasal dari terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), perkembangan vaksin Covid-19, hingga penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Promo Terbaru di Bareksa
Dari pilpres AS, hasil akhir menunjukkan bahwa Joe Biden unggul dengan 306 suara elektoral, sementara calon petahana Donald Trump hanya mendapat 232 suara elektoral. Kedua capres sama-sama unggul di 25 negara bagian.
Penghitungan popular vote terakhir menunjukkan Biden meraup 78 juta suara atau sekitar 50,8 persen. Angka ini adalah raihan suara nasional terbesar dalam sejarah Pilpres AS. Sementara itu, Trump dipilih oleh 72,8 juta warga AS atau 47,4 persen.
Dari perkembangan vaksin Covid-19, Pfizier dan Moderna dalam 2 pekan terakhir melaporkan vaksin buatannya sukses menanggulangi virus corona hingga lebih dari 90 persen.
Akhir pekan lalu, Pfizer telah resmi mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang mereka kembangkan kepada otoritas pengawas obat dan makanan AS (US FDA). Ini adalah proposal izin EUA pertama yang diajukan ke FDA.
Hasil uji coba akhir vaksin Pfizer dan BioNTech menunjukkan tingkat efektivitas mencapai 95%. Tidak ada efek samping yang signifikan selama pelaksanaan uji coba.
Sementara dari dalam negeri, pada Kamis (19/11/2020) Rapat Dewan Gubernur BI edisi November 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen. Suku bunga Deposit Facility turun menjadi 3 persen dan suku bunga Lending Facility sekarang di 4,5 persen.
"Keputusan ini mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan langkah pemulihan ekonom nasional," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG.
Kinerja Reksadana Ikut Terdorong
Kondisi IHSG yang mengalami kenaikan signifikan sepanjang November 2020, turut memberikan sentimen positif terhadap mayoritas kinerja reksadana, terkhusus pada reksadana yang menjadikan saham sebagai underlying asset dalam portofolionya.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, seluruh indeks reksadana kompak mencatatkan kenaikan sepanjang bulan lalu di mana indeks reksadana saham dan indeks reksadana campuran menjadi yang paling besar dengan masing-masing lonjakan 10,03 persen dan 6,28 persen.
Kenaikan tersebut merupakan hal yang wajar mengingat kedua jenis reksadana tersebut memiliki kebijakan untuk mengalokasikan portofolionya ke dalam aset saham, sehingga ketika pasar saham sedang menguat, tentu kinerja kedua jenis reksadana tersebut yang paling besar mengalami dampaknya.
Sementara dua jenis reksadana yang lebih rendah risikonya yakni indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang mencatatkan kinerja yang juga positif, di mana reksadana yang berbasis surat utang tercatat menguat 1,64 persen dan reksadana yang berbasis deposito naik tipis 0,1 persen.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.