BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

IHSG Berpeluang Menuju 6.000, Reksadana ETF Catat Net Subscription Tertinggi 1 Tahun

Abdul Malik26 November 2020
Tags:
IHSG Berpeluang Menuju 6.000, Reksadana ETF Catat Net Subscription Tertinggi 1 Tahun
Pekerja berjalan di dekat monitor pergerakan bursa saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Pada awal perdagangan pertama tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,22 persen atau 13,59 poin di level 6.313,13. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj)

Hingga akhir 2020, Indeks Harga Saham Gabungan berpeluang terus meningkat

Bareksa.com - ​Dana kelolaan reksadana di Indonesia pada akhir Oktober 2020 kembali meningkat 4 persen secara bulanan menjadi Rp529,9 triliun, dibandingkan sebulan sebelumnya. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan asset under management (AUM) reksadana bulan lalu mencapai Rp529,9 triliun atau naik 4 persen secara bulanan (MoM) dibandingkan September yang senilai Rp510,15 triliun. Dengan kenaikan ini, maka minus dana kelolaan reksadana secara YtD per Oktober makin menyusut tinggal 2 persen.

Sebagai investor yang menginvestasikan uang di reksadana, kita harus tahu istilah asset under management (AUM). AUM merupakan total dana kelolaan pada suatu produk reksadana yang mengacu pada harga pasar sehingga membentuk total nilai dari investasi yang dikelola oleh manajer investasi. AUM adalah indikator ukuran keberhasilan sebuah reksadana.

Illustration

Sumber : Laporan ​Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020

Promo Terbaru di Bareksa

AUM Industri Naik, Reksadana ETF Banyak Dibeli Investor?

Untuk melihat apakah suatu produk reksadana sedang dalam tren dibeli atau dijual investor secara umum, kita harus kenalan dulu dengan istilah unit penyertaan (UP). Unit penyertaan adalah satuan yang digunakan dalam investasi reksadana. Ketika investor membeli reksadana, dikatakan investor membeli unit penyertaan dari manajer investasi, ketika investor menjual reksadana, dikatakan investor menjual unit penyertaan kepada manajer investasi. Semakin besar jumlah unit penyertaan, berarti semakin banyak pula investor yang membeli produk reksadana tersebut, begitupun sebaliknya.

Historikal Unit Penyertaan Reksadana ETF

Illustration

Sumber : Bareksa

ETF (Exchange Traded Funds) merupakan reksadana terbuka berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa layaknya saham. Dengan kata lain, ETF adalah sebuah produk investasi yang menggabungkan dua karakteristik produk sekaligus, yaitu reksadana berbentuk terbuka (open ended fund) dan saham (common stock).

Hingga Oktober 2020, grafik unit penyertaan reksadana ETF bergerak naik. Bahkan nilai unit penyertaan 22,5 miliar unit per Oktober 2020 merupakan raihan angka tertinggi dalam 1 tahun terakhir. Dengan kata lain, telah terjadi net subscription atas reksadana indeks. Sehingga reksadana indeks, khususnya selama periode bulan Juni - Oktober 2020 cenderung banyak dibeli oleh investor.

Perlu diketahui, ETF dikategorikan menjadi dua jenis yaitu ETF aktif dan ETF pasif. ETF aktif adalah ETF yang dikelola secara aktif oleh manajer investasi (MI) berdasarkan kriteria dan pemilihan efek yang ditentukan oleh MI sehingga kinerja ETF bergantung kepada kinerja MI tersebut.

Adapun ETF pasif adalah ETF yang dikelola secara pasif dengan pemilihan efek mengacu kepada suatu indeks tertentu sehingga kinerjanya merupakan cerminan dari kinerja dari indeks acuan tersebut.

Euforia Adanya Vaksin, Dana Asing Masuk ke Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (24/11/20) ditutup di zona hijau naik 0,85 persen di 5.701. IHSG berhasil ditutup menembus level psikologisnya 5.700.

Menurut analisis Bareksa, hingga akhir tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang meningkat. Berdasarkan data transaksi 2-5 November 2020, investor nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham Rp0,06 triliun. Data Bursa Efek Indonesia, pekan lalu 2-6 November 2020, investor asing tercatat membukan beli neto Rp1,2 triliun.

Mulai masuknya dana asing di pasar modal domestik setidaknya didorong oleh sentimen menangnya Joe Biden dalam pemilihan umum presiden di Amerika Serikat, kabar keberhasilan uji coba vaksin Covid-19 yang dinyatakan efektif 90 persen, serta disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelumnya menyatakan optimistis IHSG akan bisa menembus level 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama. "Sekarang saham sudah kembali di atas 5.000, kami yakin bisa normal kembali 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama," kata Wimboh (10/11/2020).

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua