Catat Net Subscription di Oktober, Ini Dua Katalis Positif Reksadana Campuran
Hingga Oktober 2020, unit penyertaan reksadana campuran meningkat tipis
Hingga Oktober 2020, unit penyertaan reksadana campuran meningkat tipis
Bareksa.com - Dana kelolaan reksadana di Indonesia pada Oktober 2020 kembali meningkat 4 persen secara bulanan menjadi Rp529,9 triliun, dibandingkan sebulan sebelumnya. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2020 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan asset under management (AUM) reksadana bulan lalu mencapai Rp529,9 triliun atau naik 4 persen secara bulanan (MoM) dibandingkan September yang senilai Rp510,15 triliun. Dengan kenaikan ini, maka minus dana kelolaan reksadana secara YtD per Oktober makin menyusut tinggal 2 persen.
Sebagai investor yang menginvestasikan uang di reksadana, kita harus tahu istilah asset under management (AUM). AUM merupakan total dana kelolaan pada suatu produk reksadana yang mengacu pada harga pasar sehingga membentuk total nilai dari investasi yang dikelola oleh manajer investasi. AUM adalah indikator ukuran keberhasilan sebuah reksadana.
Sumber : Bareksa.com
Promo Terbaru di Bareksa
AUM Industri Naik, Apakah Reksadana Campuran Menarik?
Untuk melihat apakah suatu produk reksadana sedang dalam tren dibeli atau dijual investor secara umum, kita harus kenalan dulu dengan istilah unit penyertaan (UP). Unit penyertaan adalah satuan yang digunakan dalam investasi reksadana. Ketika investor membeli reksadana, dikatakan investor membeli unit penyertaan dari manajer investasi, ketika investor menjual reksadana, dikatakan investor menjual unit penyertaan kepada manajer investasi.
Semakin besar jumlah unit penyertaan, berarti semakin banyak pula investor yang membeli produk reksadana tersebut, begitupun sebaliknya.
Historikal Unit Penyertaan Reksadana Campuran
Sumber : Bareksa.com
Hingga Oktober 2020, unit penyertaan reksadana campuran meningkat tipis. Jumlah unit penyertaan 20,8 miliar unit, atau meningkat tipis 0,44 persen dari September. Dengan kata lain, telah terjadi net subscription atas reksadana Campuran. Sehingga sejak awal tahun reksadana campuran cenderung dibeli oleh investor.
Dua Katalis Positif Reksadana Campuran
Reksadana campuran adalah investasi yang menanamkan dananya di berbagai macam efek, antara lain ekuitas (saham), surat utang (obligasi), dan pasar uang (deposito). Menurut analisis Bareksa, hingga akhir tahun 2020 setidaknya terdapat 2 katalis positif bagi reksadana campuran, yakni :
1. Suku Bunga Berpotensi Masih Akan Turun
Bank Indonesia mempunyai lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunganya lebih lanjut. Indonesia memiliki benchmark riil rate yang lebih besar dari negara lain, dikarenakan realisasi inflasi beberapa bulan terakhir tercatat lebih rendah dari target kisaran BI.
Secara teori, ketika suku bunga turun, maka obligasi akan mengalami kenaikan. Menurut konsensus analis, BI masih mempunyai ruang penurunan suku bunga 25bps menjadi 3,75 persen, dari posisi saat ini 4 persen. Sehingga hal itu membuat sentimen positif bagi kinerja reksadana Campuran, dikarenakan terdapat surat utang dalam portfolionya. Ditambah, adanya aliran dana asing yang berpotensi masuk ke negara berkembang setelah kemenangan Joe Biden, membuat prospek obligasi tetap menarik.
2. Euphoria Adanya Vaksin, Dana Asing Mulai Masuk ke Indonesia
Menurut analisis Bareksa, hingga akhir 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang meningkat. Berdasarkan data transaksi 2-5 November 2020, investor nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham Rp0,06 triliun. Data Bursa Efek Indonesia, pekan lalu 2-6 November 2020, investor asing tercatat membukan beli neto Rp1,2 triliun.
Mulai masuknya dana asing di pasar modal domestik setidaknya didorong oleh sentimen menangnya Joe Biden dalam pemilihan umum presiden di Amerika Serikat, kabar keberhasilan uji coba vaksin Covid-19 yang dinyatakan efektif 90 persen, serta disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelumnya menyatakan optimistis IHSG akan bisa menembus level 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama. "Sekarang saham sudah kembali di atas 5.000, kami yakin bisa normal kembali 6.000 dalam waktu tidak terlalu lama," kata Wimboh (10/11/2020).
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.