Bareksa.com - Indeks reksadana pasar uang syariah berhasil memimpin kinerja reksadana sepanjang tahun 2020 (per 2 Juni) dan paling tahan banting dibandingkan jenis reksadana lainnya. Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana pasar uang yang dikelola sesuai prinsip syariat Islam tersebut berhasil membukukan imbal hasil 1,22 persen YtD 2020, atau merupakan tertinggi dibandingkan jenis reksadana lainnya.
Kinerja memuaskan tersebut ditorehkan indeks reksadana pasar uang syariah di tengah gejolak pasar modal akibat sentimen penyebaran wabah Covid-19 sejak awal tahun ini. Pasar modal bergerak volatile sejak awal 2020 terdampak sentimen wabah Covid-19 yang mengakibatkan sebagian besar kinerja indeks reksadana juga mencatatkan kinerja negatif dan hanya 3 indeks yang membukukan kinerja positif.
Sumber : Bareksa
Di bawah indeks reksadana pasar uang syariah, ada indeks reksadana pendapatan tetap dengan return positif 0,69 persen dan return indeks reksadana pasar uang naik 0,26 persen.
Lima indeks reksadana lainnya mencatatkan kinerja negatif dengan penurunan terdalam dicatatkan indeks reksadana saham minus 24,33 persen dan indeks reksadana saham syariah negatif 22,75 persen. Selanjutnya indeks reksadana campuran mencatatkan return -13,26 persen, indeks reksadana campuran syariah -10,02 persen, serta indeks reksadana pendapatan tetap syariah -1,01 persen.
Apa saja produk reksadana pasar uang syariah yang mencatatkan kinerja positif sepanjang 2020 dan tersedia di Bareksa? berikut ulasannya :
Kinerja Reksadana Pasar Uang Syariah di Bareksa YtD dan 1 tahun (per 2 Juni 2020)
Sumber : Bareksa
1. Sucorinvest Sharia Money Market Fund
Sucorinvest Sharia Money Market Fund kelolaan Sucorinvest Asset Management berhasil menjadi juara 1 reksadana pasar uang syariah return tertinggi YtD 2020 (per 2 Juni) dengan imbal hasil 2,9 persen. Setahun terakhir, reksadana ini membukukan imbal hasil 7,29 persen.
Reksadana yang diluncurkan pada 1 Oktober 2018 ini memiliki dana kelolaan Rp532 miliar per April 2020 dan bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000.
Sumber : Bareksa
Portofolio investasi reksadana ini menurut fund fact sheet April 2020 di antaranya Sukuk Indosat Tbk, Sukuk Sarana Multi Infrastruktur (Persero), deposito berjangka (TD) Bank BJB Syariah, TD Bank BTN Syariah dan TD Bank DKI Syariah.
2. Syailendra Sharia Money Market Fund
Reksadana pasar uang syariah Syailendra Sharia Money Market Fund kelolaan Syailendra Capital berada di posisi 2 dengan return 2,57 persen YtD 2020. Setahun terakhir reksadana ini membukukan imbal hasil 6,31 persen. Reksadana yang diluncurkan pada Oktober 2017 dan mengelola dana investor Rp176,3 miliar per April 2020 ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal hanya Rp50.000.
Sumber : Bareksa
Portofolio investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet April 2020 di antaranya BJBSY_SPMO, BRIAU-SYPKNB, BVICSYA-BEKASI, Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2019 Seri A.
3. Reksa Dana Syariah Capital Sharia Money Market
Reksa Dana Syariah Capital Sharia Money Market kelolaan Capital Asset Management berada di posisi ketiga dengan imbal hasil 2,43 persen YtD 2020 (per 2 Juni) dan return 6,07 persen setahun terakhir. Reksadana yang memiliki dana kelolaan Rp34,8 miliar April 2020 ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp500.000 dan pembelian selanjutnya maupun penjualan kembali Rp100.000.
Sumber : Bareksa
Portofolio investasinya menurut fund fact sheet April; 2020 di antaranya deposito Bank Bukopin Syariah, deposito Bank Jabar Syariah, deposito Bank Muamalat, deposito Bank Panin Syariah, deposito Bank Victoria Syariah dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap III Tahun 2015 seri A.
4. Reksa Dana Syariah Bahana Likuid Syariah Kelas S
Posisi keempat ditempati reksadana pasar uang syariah Reksa Dana Syariah Bahana Likuid Syariah Kelas S besutan Bahana TCW Investment Management dengan imbal hasil YtD 2020 (per 2 Juni) 2,23 persen dan setahun terakhir 5,68 persen.
Reksadana ini diluncurkan pada Januari 2015 dan per April 2020 mengelola dana Rp205 miliar, serta bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan penjualan kembali hanya Rp10.000.
Sumber : Bareksa
Portofolio investasinya berdasarkan fund fact sheet April 2020 di antaranya deposito BANK ACEH ? SYARIAH, BANK JABAR BANTEN SYARIAH, BANK NAGARI SYARIAH, BANK SYARIAH MEGA dan BPD RIAU KEPRI SYARIAH.
5. Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra
Reksadana pasar uang syariah Mandiri Pasar Uang Syariah Ekstra kelolaan Mandiri Manajemen Investasi berada di posisi 5 dengan imbal hasil 2,11 persen YtD (per Juni 2020) dan 5,5 persen setahun. Reksadana yang diluncurkan pada 29 April 2019 ini mengelola dana Rp104,56 miliar dan bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan penjualan kembali hanya Rp10.000.
Sumber : Bareksa
Portofolio investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet April 2020 di antaranya deposito Bank Bukopin Syariah, deposito Bank Nagari Syariah, deposito Bank Riau Kepri Syariah, deposito Bank Victoria Syariah dan deposito Panin Dubai Syariah.
6. Trimegah Kas Syariah
Posisi keenam ditempati reksadana pasar uang syariah Trimegah Kas Syariah kelolaan Trimegah Asset Management dengan imbal hasil 2,11 persen YtD 2020 (per 2 Juni) dan 5,43 persen setahun.
Reksadana yang diluncurkan Desember 2016 ini mengelola dana investor Rp202 miliar per April 2020 dan bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan penjualan kembali Rp100.000.
Sumber : Bareksa
Menurut fund fact sheet April 2020, portofolio investasi reksadana ini di antaranya Sukuk Ijarah Berkelanjutan III Indosat Tahap II Tahun 2019 Seri A, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2019 Seri A, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap III Tahun 2019 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2019.
7. Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia
Reksadana pasar uang syariah Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia, besutan Majoris Asset Management berada di posisi 7 degan imbal hasil 1,98 persen YtD (per 2 Juni 2020) dan 5,94 persen setahun. Reksadana ini diluncurkan pada Januari 2018 dan per April 2020 memiliki dana kelolaan Rp126,6 miliar. Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan penjualan kembali hanya Rp10.000.
Sumber : Bareksa
Portofolio investasi reksadana ini per April 2020 di antaranya deposito berjangka bank syariah, Obligasi SIISAT03ACNS, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap III Tahun 2019 Seri A, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Indonesia Eximbank I Tahap III Tahun 2019 Seri A, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap II Tahun 2019 Seri A, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap III Tahun 2020 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap III Tahun 2019 Seri A.
8. Cipta Dana Kas Syariah
Reksadana pasar uang syariah milik Ciptadana Asset Management ini berada di posisi 9 dengan imbal hasil 1,51 persen YtD per 2 Juni 2020 dan 5,01 persen setahun. Reksadana yang diluncurkan pada 28 Januari 2019 ini mengelola dana investor Rp9,83 miliar per April 2020 dan bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000.
Sumber : Bareksa
9. Emco Barokah Syariah
Di posisi 9 ada reksadana pasar uang syariah Emco Barokah Syariah kelolaan Emco Asset Management. Namun sayangnya reksadana ini mencatatkan kinerja negatif 2,31 persen YtD 2020 (per 2 Juni) dan minus 0,51 persen setahun. Dana kelolaan reksadana ini Rp448,6 juta per April 2020.
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.