IHSG Anjlok, Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Dominasi Pekan Kedua Mei
Indeks Harga Saham Gabungan yang turun tajam 2,52 persen sepanjang pekan lalu.
Indeks Harga Saham Gabungan yang turun tajam 2,52 persen sepanjang pekan lalu.
Bareksa.com - Reksadana pendapatan tetap dan pasar uang dominasi kinerja return mingguan di pekan ketiga Mei 2020, atau tepatnya periode 4-8 Mei. Berdasarkan data reksadana reksadana yang dijual Bareksa, dalam daftar top 10 mingguan return tertinggi, reksadana pendapatan tetap dan pasar uang masing-masing menempatkan 4 produk. Sisanya masing-masing ditempati reksadana saham dan campuiran.
Sepanjang pekan lalu reksadana pendapatan tetap menjadi juara 1 hingga 3 yakni BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 dengan return 0,63 persen, Schroder USD Bond Fund (0,48 persen) dan Manulife USD Fixed Income (0,48 persen).
Posisi keempat ditempati reksadana saham Aurora Dana Ekuitas dengan return 0,25 persen sepekan, dan posisi kelima kembali diisi reksadana pendaparan tetap Syailendra Pendapatan Tetap Premium 0,24 persen. Kemudian posisi keenam ditempati reksadana campuran Simas Syariah Berkembang dengan imbal hasil 0,15 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Selanjutnya di posisi 7-10 ditempati reksadana pasar uang yakni Prospera Dana Lancar, Mega Asset Multicash, Capital Money Market Fund masing-masing return 0,14 persen, serta Maybank Dana Pasar Uang (0,13 persen).
Top 10 Reksadana Return Tertinggi Pekan Kedua Mei 2020 (4-8 Mei)
Sumber : Bareksa
Moncernya kinerja reksadana pendapatan tetap dan pasar uang pekan lalu seiring anjloknya kinerja pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan yang turun tajam 2,52 persen sepanjang pekan lalu. Penurunan IHSG juga berdampak pada kinerja reksadana yang berbasis saham seperti reksadana saham dan campuran.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Bisnis.com, Senin (11/5/2020), IHSG menyentuh level 4.597,43 dengan pelemahan 2,52 persen pada penutupan perdagangan Jumat (8/5/2020) dari level penutupan perdagangan pekan sebelumnya. Sepanjang perdagangan pekan yang berakhir pada Kamis (30/4/2020), IHSG mampu bertengger di zona hijau yakni level 4.716,4 dengan lonjakan 4,9 persen.
Volume perdagangan saham sepanjang 4-8 Mei 2020 mencapai 25,72 miliar lembar saham, dengan nilai Rp23,2 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar mencatatkan penurunan 2,5 persen menjadi Rp5.316,53 triliun dari Rp5.453,5 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Sebanyak 7 dari 10 sektor pada indeks sektoral membukukan kinerja negatif sepanjang pekan lalu, dipimpin industri dasar (-8,82 persen) dan infrastruktur (-5,18 persen). Adapun tiga sektor lainnya mampu menguat, dipimpin properti & real estat yang naik tajam 4,37 persen.
Investor asing pun membukukan aksi jual bersih (net sell) senilai sekitar Rp1,65 triliun sepanjang pekan 4-8 Mei. Aksi beli saham tercatat hingga 2,92 miliar lembar senilai Rp7,64 triliun, sedangkan aksi jual investor asing mencapai 4,08 miliar lembar saham dengan nilai Rp9,3 triliun.
Pada pekan lalu, salah satu sentimen utama yang mempengaruhi pasar saham di antaranya pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) soal data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya 2,97 persen pada Januari 2020-Maret 2020. BPS menyebut angka pertumbuhan itu menjadi yang terendah dalam dua dekade terakhir. Realisasi nilai pertumbuhan itu jauh di bawah perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sebelumnya memperkirakan bisa mencapai 4,7 persen.
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.