IHSG Konsolidasi, Reksadana Pendapatan Tetap Untung hingga 10 Persen YtD 2019
Indeks reksadana pendapatan tetap naik 6,63 persen YtD 2019, di saat IHSG hanya bertumbuh 1,85 persen
Indeks reksadana pendapatan tetap naik 6,63 persen YtD 2019, di saat IHSG hanya bertumbuh 1,85 persen
Bareksa.com - Mengakhiri pekan pertama di bulan September 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat kurang memuaskan di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 0,31 persen secara mingguan ke level 6.308,95 pada penutupan perdagangan Jumat (06/09/2019).
Pada awal pekan, koreksi IHSG begitu dalam karena adanya sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China sudah dimulai. Per 1 September, AS mengenakan bea masuk 15 persen bagi importasi produk China senilai US$125 miliar, di antara berlaku bagi pengeras suara (speaker), headphone, sampai pakaian.
Hal tersebut membuat aset-aset berisiko seperti saham, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, ramai-ramai dilepas oleh investor. Akibatnya IHSG terkoreksi dalam.
Promo Terbaru di Bareksa
Di tengah kondisi bursa saham domestik yang mengalami tren konsolidasi, kinerja reksadana pendapatan tetap justru terlihat lebih baik dibandingkan dengan kinerja IHSG. Indeks reksadana pendapatan tetap naik 6,63 persen (YtD), di saat IHSG hanya bertumbuh 1,85 persen (YtD).
Secara umum, tujuan utama kita berinvestasi adalah mendapatkan imbal hasil (return) yang maksimal sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan di masa depan tanpa khawatir adanya inflasi.
Investasi reksadana bisa menjadi pilihan bagi masyarakat karena modalnya terjangkau dan kini bisa dibeli secara online, seperti di marketplace investasi Bareksa.
Untuk investor yang memiliki tujuan keuangan jangka menengah (1-3 tahun), reksadana pendapatan tetap bisa menjadi pilihan. Reksadana jenis ini mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio pendapatan tetap, dan dikombinasikan dengan instrumen pasar uang (deposito).
Secara lebih rinci, reksadana pendapatan tetap menempatkan asetnya minimal 80 persen di pendapatan tetap. Sedangkan sisanya, yakni maksimal 20 persen akan ditempatkan pada instrumen pasar uang (termasuk deposito).
Tujuan reksadana pendapatan tetap adalah untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana pendapatan tetap bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang (yang memiliki aset mayoritas pada aset deposito).
Di marketplace investasi Bareksa, saat ini terdapat 43 produk reksadana pendapatan tetap yang bisa dibeli. Dalam jangka waktu year to date (hingga 6 September 2019), mayoritas produk reksadana ini bisa memberikan return positif.
Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap Return Tertinggi (YtD per 6 September 2019)
Sumber : Bareksa.com
Reksadana milik Schroder dan Syailendra menjadi dua reksadana pendapatan tetap terbaik year to date yang tersedia di Bareksa saat ini. Keduanya mampu memberi imbal hasil di atas 10 persen.
Adanya penurunan suku bunga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan laba emiten antara lain dari efek biaya bunga yang lebih rendah setelah pemangkasan suku bunga.
Kemudian, dengan suku bunga turun, yield (imbal hasil) surat utang negara akan turun, berarti harganya akan naik. Tentu hal ini bisa menguntungkan investor yang memegang obligasi atau surat utang, termasuk reksadana.
Perlu diingat, reksadana pendapatan tetap memiliki risiko yang moderat dengan potensi keuntungan yang juga moderat, sehingga cocok untuk investasi jangka menengah. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.