Lebaran 26 Hari Lagi, Begini Kiat Jitu Gunakan Dana THR Biar Efektif
Dana darurat harus ada tiga kali pengeluaran tiap bulan
Dana darurat harus ada tiga kali pengeluaran tiap bulan
Bareksa.com - Hari Raya Idul Fitri yang selalu dinantikan umat Islam, pada tahun ini akan tiba 26 hari lagi. Lebaran pada tahun ini diperkirakan jatuh pada 23-24 Mei 2020.
Berbeda dibandingkan tahun lalu maupun tahun-tahun sebelumnya, Bulan Puasa maupun Lebaran tahun ini, berjalan di tengah pandemi COVID-19 atau virus corona. Imbauan pemerintah untuk bekerja dan beribadah di rumah saja, mengubah sejumlah kebiasaan yang biasanya berjalan selama masa puasa dan Lebaran.
Tejasari Asad CFD dari Tatadana Consulting menyatakan berbeda dari tahun lalu misalnya, tahun ini tidak ada acara buka puasa bersama baik oleh teman-teman kantor maupun komunitas seperti sekolah ataupun kegiatan. Nah dari sisi ini, dampak baiknya pengeluaran untuk buka puasa di luar rumah, semakin sedikit.
Promo Terbaru di Bareksa
Karena tahun ini juga ada imbauan tidak mudik, Tejasari mengatakan, pengeluaran pada Lebaran tahun ini juga bisa tidak sebanyak dibandingkan sebelumnya. Misal, hilangnya pengeluaran untuk transportasi mudik dan dana untuk beli oleh-oleh.
"Ada perubahan kegiatan semasa Puasa dan Lebaran pada tahun ini jadi mestinya, alokasi untuk dana darurat dari dana THR bisa lebih ditingkatkan. Minimalnya, alokasi untuk dana daruat itu 10 persen dari dana THR tapi jika bisa lebih besar lagi, semakin bagus," ucap Tejasari kepada Bareksa, Senin (27/4/2020).
Menurutnya, penggunaan dana THR disesuaikan dengan daftar kebutuhan yang telah lebih dahulu dibuat. Nah, mumpung puasa Ramadan baru berjalan empat hari, ada baiknya segera membuat rencana beserta perhitungan kebutuhan dananya.
Tejasari menyarankan kebutuhan membayar zakat harus masuk daftar pertama rencana penggunaan dana THR. Kemudian, rencana kebutuhan dana untuk memberian dana THR bagi orang tua dan sanak saudara.
"Dengan tidak adanya kebutuhan dana untuk biaya mudik dan membeli oleh-oleh, semestinya pengalokasian dana darurat dari THR Lebaran tahun ini bisa lebih besar dibandingkan tahun lalu. Intinya perlu dihitung lagi kebutuhan Lebaran maupun selama bulan puasa seperti saat ini karena keluarga semuanya lebih banyak di rumah," jelas Tejasari.
Switching
Ia mengatakan kebutuhan selama pelaksaan work from home (WFH) perlu dilihat kembali karena ada sejumlah pos yang sangat mungkin kebutuhan dananya membengkak. Misalnya, alokasi untuk membeli vitamin dan peralatan kesehatan seperti hand sanitizer dan masker yang meningkat dibandingkan sebelum adanya pandemi corona.
"Diatur kembali rencana pengeluaran dan jika diperlukan lakukan switching alokasi anggaran. Misalnya pos anggaran yang semula untuk ke salon dan nonton bioskop, dialihkan untuk nambah biaya kebutuhan beli vitamin," katanya.
Tejasari mengatakan pada dasarnya, perhitungan kembali rencana pengeluaran yang dilakukan agar penggunaan uang dapat lebih efektif lagi. "Belanja online untuk mencari kebutuhan juga boleh-boleh saja karena kan saat ini kegiatan lebih banyak di rumah saja. Tapi kembali, dilihat dan dihitung lagi efektivitas semua penggunaan uangnya," lanjutnya.
Dengan begitu harapannya, Tejasari mengatakan selama pelaksanaan imbauan di rumah saja, dapat dilakukan penambahan dana untuk pos dana darurat. "Dana darurat kan mesti ada tiga kali pengeluaran tiap bulan. Ini yang mesti dipersiapkan," kata Tejasari.
Dana darurat tersebut bisa disimpan atau diinvestasikan di reksadana. Selain imbal hasilnya optimal, nilai investasinya terjangkau, juga bebas pajak karena imbal hasil reksadana bukan merupakan objek pajak.
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.