Rasio Pemulihan Corona Meningkat Dorong IHSG dan Rupiah Menguat
Pada 16 April 2020, rasio kematian kasus corona 9 persen dan rasio pemulihan 10 persen
Pada 16 April 2020, rasio kematian kasus corona 9 persen dan rasio pemulihan 10 persen
Bareksa.com - PT Syailendra Capital dalam risetnya bertajuk "Choosing The Right One" menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan tumbuh 17,7 persen pada 16 April dari titik terendahnya di bulan Maret 2020.
"Hal ini memperlihatkan kembalinya sentimen positif pasar setelah meredanya kasus Covid-19 dan dikeluarkannya kebijakan stimulus moneter fiskal baik global maupun domestik," ujar Syailendra dalam hasil riset yang dipublikasi Senin, 20 April 2020.
Pasar modal global dan nasional tertekan beberapa waktu terakhir akibat penyebaran wabah corona.
Promo Terbaru di Bareksa
Sepanjang tahun ini IHSG ditutup di level terendahnya pada 24 Maret 2020 di 3.937. Pada akhir 2019, yakni 30 Desember, IHSG ditutup di 6.299. Secara year to date hingga 20 April 2020, IHSG sudah anjlok 27,36 persen.jadi 4.575.
Bangkitnya IHSG utamanya didorong tingkat pemulihan pasien Covid-19 terus meningkat sejak akhir Maret 2020. Di saat yang bersamaan tingkat kematian cenderung flat. Menurut Syailendra, saat ini tingkat pemulihan telah melampaui kematian. Pada 16 April 2020, rasio kematian kasus corona 9 persen dan rasio pemulihan 10 persen.
"Hal ini memperlihatkan adanya perkembangan positif mengenai peristiwa Covid-19 di Indonesia," ungkapnya.
Kenaikan tingkat pemulihan Covid-19 yang melampaui tingkat kematian juga mendorong bangkitnya rupiah. Sejak titik terendahnya, mata uang rupiah kian menguat terhadap dolar AS. Syailendra Capital menyatakan hal ini tercermin pada indikator USDIDR yang melemah 6,27 persen.
"Kami melihat adanya positive outlook terhadap rupiah hingga akhir tahun. Hal ini didorong oleh beberapa hal, yakni trade surplus di mana nilai impor yang menurun seiring dengan penurunan harga minyak, dan menurunnya nilai mata uang dolar AS yang disebabkan oleh defisit fiskal AS dan quantitative easing oleh The Fed," ungkap riset Syailendra.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.