Bareksa.com - Kinerja reksadana campuran pada Maret 2020 baik dari sisi pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) maupun penerbitan unit, mengalami koreksi atau penurunan pertumbuhan secara year to date (YTD).
Laporan Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Maret 2020 menyebutkan AUM reksadana campuran pada Maret 2020 tercatat Rp24,7 triliun, minus 19,72 persen dibandingkan posisi Februari 2020 yang mencapai Rp28,1 triliun.
Di sisi lain pertumbuhan reksadana campuran yang terkoreksi jauh lebih besar dari sisi penerbitan unit. Secara year to date (YTD), pertumbuhan unit reksadana campuran pada Maret 2020 minus 16,58 persen menjadi 21,2 juta unit, dari sebelumnya 21,4 juta unit pada Februari 2020.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Maret 2020
5 MI dengan AUM Terbesar
Pada Maret 2020, manajer investasi (MI) yang menjadi jawara dana kelolaan reksadana campuran masih diduduki oleh Insight (PT Insight Investment Management) di urutan pertama dan Schroders Indonesia (PT Schroder Investment Management Indonesia) di urutan kedua, yang masing-masing menguasai 20 persen dan 16 persen pangsa pasar AUM reksadana campuran di industri.
Pada Maret 2020, AUM reksadana campuran Insight dan Schroders Indonesia masing-masing Rp4,86 triliun dan Rp4,07 triliun.
Di posisi ketiga, ada Panin AM (PT Panin Asset Management) dengan dana kelolaan reksadana campuran terbesar. Pada Maret 2020, Panin AM menghimpun dana kelolaan reksadana campuran sebesar Rp1,98 triliun dengan penguasaan market share 8 persen.
Sementara Capital AM (PT Capital Asset Management) yang menguasai pangsa pasar 7 persen, dengan dana kelolaan reksadana campuran Rp1,82 triliun menempati posisi ke-4. Disusul Syailendra (PT Syailendra Capital) pada posisi ke-5 dengan perolehan dana kelolaan Rp1,46 triliun dan menguasai market share reksadana campuran 6 persen.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Maret 2020
Pertumbuhan AUM Reksadana Campuran Terbesar
Meskipun secara industri dana kelolaan reksadana campuran menyusut sepanjang bulan lalu, namun ada beberapa MI yang tetap mencatatkan pertumbuhan. Menurunnya AUM reksadana campuran seiring lesunya pasar modal nasional akibat dihantam beragam sentimen eksternal mulai meluasnya wabah virus corona di dalam negeri.
Reksadana campuran ialah salah satu reksadana yang berbasis saham, wajar mengalami tekanan seiring tekanan di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Maret 2020. Meski begitu, beberapa perusahaan manajemen investasi (MI) masih ada yang tetap mencatatkan pertumbuhan AUM reksadana campuran pada Maret 2020 secara tahunan atau year to year (YoY) atau secara bulanan (YtD).
Tercatat, pertumbuhan dana kelolaan reksadana campuran pada Maret 2020 yang tertinggi dalam posisi 20 besar MI secara tahunan (YoY) yakni Syailendra Capital (201 persen), STAR (103 persen), BNI AM (101 persen), Panin AM (56 persen), Insight (47 persen), Sucorinvest (41 persen), Batavia PAM (14 persen), dan Minna Padi AM (7 persen).
Sementara itu manajemen investasi (MI) yang masih mengalami pertumbuhan AUM reksadana campuran positif pada Maret 2020 secara year to day (YtD) adalah Panin AM (68 persen), Sucorinvest (15 persen), dan Majoris AM (5 persen).
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Maret 2020
Reksadana Campuran
Apa sebenarnya reksadana campuran? Reksadana campuran adalah investasi yang menanamkan dananya di berbagai macam efek, antara lain saham, obligasi, dan pasar uang (deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun). Artinya, kalau kita melakukan investasi di reksadana campuran, pemasukan kita akan terdiri atas hasil pengelolaan dana di berbagai macam instrumen itu.
Mengutip aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi investasi di reksadana campuran harus terbagi-bagi ke saham, obligasi, dan pasar uang. Porsi masing-masing instrumen itu maksimal 79 persen dari nilai aktiva bersih atau nilai dana yang kita investasikan dalam portofolio reksadana campuran tersebut.
Reksadana campuran sering direkomendasikan untuk pemodal atau investor yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu menengah hingga panjang (3 hingga di atas 5 tahun). Jenis reksadana ini menjadi favorit, terutama bagi masyarakat yang baru mulai berinvestasi karena risikonya yang tidak terlalu besar, tetapi imbal hasilnya cukup menjanjikan.
Dengan melakukan investasi di reksadana campuran, artinya risiko investasi kita akan tersebar. Saat satu porsi instrumen aset menghasilkan kerugian, porsi instrumen aset lain bisa saja memberikan keuntungan yang besar. Hal itu juga berarti pemasukan dari jenis investasi ini tidak tetap, bergantung pada porsi instrumen yang dipilih manajer investasi.
Reksadana campuran merupakan pilihan cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko moderat hingga tinggi, karena bisa memberikan imbal hasil yang cukup menarik dalam jangka pendek hingga menengah dengan risiko sedang.
Perlu diingat kembali, untuk kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda ya.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.