Reksadana Dulu, Merdeka Finansial di Masa Pensiun Kemudian

Bareksa • 07 Feb 2020

an image
Ilustrasi keuntungan imbal hasil return kupon reksadana saham obligasi surat berharga negara sukuk yang dilambangkan dengan tanda persen di atas tangan investor

Pemilihan jenis reksadana sangat disarankan agar disesuaikan dengan profil risiko investor

Bareksa.com - Merasa keuangan untuk masa depan hingga masa pensiun belum berkecukupan? Jangan berkecil hati. Ada cara untuk mempersiapkan merdeka finansial di masa depan bahkan saat masa pensiun.

Bukan sekadar menabung di bank, ya melainkan berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang layak dipilih adalah reksadana, terlebih bagi investor pemula.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Sementara jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Dan jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Hal lain yang perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.

Catatannya, pemilihan jenis reksadana juga sangat disarankan agar disesuaikan dengan profil risiko investor. Hal tersebut juga terkait soal target keuangan setiap orang yang bisa berbeda-beda. Sebab, nilai uang yang dianggap sudah mencukupi tentu berbeda-beda bagi setiap orang, karena kondisi dan kebutuhan orang berbeda-beda pula.

Reksadana Saham
Katakanlah kamu mantap menyiapkan bekal keuangan untuk masa pensiun dengan berinvestasi pada reksadana yang tersedia di marketplace Bareksa. Sebut saja dari empat jenis reksadana, kamu memilih untuk berinvestasi di reksadana saham karena sesuai identifikasi dirimu sendiri yang memiliki profil risiko tinggi atau agresif.

Katakanlah kamu juga sudah memahami kalau, reksadana saham memiliki fluktuasi tinggi. Artinya, bisa naik dan turun dalam jangka waktu cepat. Akan tetapi, dalam jangka waktu panjang, reksadana jenis ini berpotensi tumbuh lebih tinggi dibandingkan jenis produk lain.

Adapun tujuan investasi reksadana saham adalah untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, tetapi memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi (high risk high return).

Makanya, investasi di reksadana saham cocok untuk investasi jangka panjang, di atas 5 tahun. Nah contoh tujuan keuangan jangka panjang adalah persiapan dana pensiun, seperti tujuan keuangan berinvestasi yang sudah kamu buat

Sesuai namanya, reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas atau saham. Karena mayoritas portofolionya ada di efek saham, maka sifat dan pergerakan reksadana saham mirip dengan sifat dan pergerakan saham.

Simulasi Reksadana
Misalnya saja kamu ingin menyiapkan bekal untuk dana pensiun dengan mengalokasikan Rp1 juta untuk investasi awal. Sebagai tahap awal mempersiapkan dana pensiun, kamu berkomitmen akan menyisihkan Rp1,5 juta per bulan atau Rp50 ribu per hari, selama 10 tahun.

Berdasarkan daftar reksadana yang dijual di Bareksa, top 5 reksadana saham return tertinggi mampu memberikan imbal hasil 123,17 persen hingga 162,29 persen dalam 10 tahun terakhir (per 6 Februari 2020). Secara rata-rata top 5 reksadana tersebut memberikan imbal hasil 137,09 persen dalam 10 tahun atau 13,70 persen per tahun.

Top 5 Reksadana Saham Return Tertinggi 10 Tahun  (per 6 Februari 2020)

Sumber: Bareksa

Kemudian, kamu bisa gunakan tools Kalkulator Investasi Bareksa untuk mengetahui bagaimana potensi hasil investasimu setelah 10 tahun berinvestasi.

Dalam kolom Kalkulator Investasi Bareksa, kamu bisa menyebutkan investasi awalmu yang misalkan saja Rp1 juta , kemudian investasi reguler Rp1,5 juta atau setara Rp50 per hari. Kemudian, masukkan jangka waktu investasi yakni 10 tahun atau 120 bulan, dan jangka waktu investasi, serta return atau imbal hasil per tahun yang diharapkan yakni 13,70. Kemudian klik tombol hitung.

Sumber: Bareksa

Diketahui, dengan memasukkan investasi awal Rp1 juta  dan investasi reguler Rp1,5 juta selama 120 bulan, kamu bisa mendapatakan dana investasi Rp181 juta.

Tapi tidak hanya itu, danamu berpotensi meraih imbal hasil Rp188.660.058, sehingga danamu berhasil tumbuh menjadi Rp369.660.058.

Sumber: Bareksa

Dengan dana sebesar itu bisa kamu gunakan untuk modal awal kamu mempersiapkan bekal di masa pensiun. Nah, jika dalam 10 tahun mendatang kami masih tergolong usia produktif, cara yang sama dan atau mungkin memilih bentuk reksadana lainnya bisa kamu lakukan sebagai persiapan lanjutan jelang usia pensiun.

Sementara jika kamu ingin mendapatkan hasil investasi yang jauh lebih besar, kamu tinggal menambah besaran alokasi investasi reguler alias dana yang kamu sisihkan dari pendapatan tiap bulanmu.

Namun perlu diingat, simulasi tersebut berdasarkan data historikal, yang tidak menjamin potensi imbal hasil akan serupa di masa mendatang. Imbal hasil reksadana di masa depan, bisa lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kondisi pasar.

Kembali, demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.

Ayo segera berinvestasi agar punya bekal kondisi keuangan yang baik meski di masa tua eh, masa pensiun. (hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.