Kurs Rupiah Naik Turun? Investasi Reksadana Pasar Uang Tetap Stabil
Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank
Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank
Bareksa.com - Naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, nampaknya masih berlanjut meski beberapa waktu belakangan cenderung mengarah ke penguatan nilai tukar. Sebagai gambaran, pada perdagangan pasar spot hari ini, Kamis (6/2) pukul 12.36 WIB, rupiah di pasar spot ada di Rp13.613 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,56 persen dari sehari sebelumnya yang ada di Rp13.690 per dolar AS.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya siang ini. Bahkan seperti dikutip Kontan, rupiah menduduki peringkat kedua sebagai mata uang dengan penguatan terbesar kedua di Asia. Peringkat pertama diduduki oleh won Korea yang menguat 1,03 persen terhadap dolar AS.
Naik turunnya rupiah juga dicatat Bank Indonesia (BI) yakni kurs tengah pada Jakarta Interbank Spor Dolar Rate atau JISDOR. Kurs tengah pada Kamis (6/2), tercatat Rp13.662 per dolar AS, lebih kuat dibandingkan kemarin yang berada di Rp13.717 per dolar AS
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: BI.go.id
Apakah fluktuasi rupiah bikin kamu ragu untuk memulai atau bahkan melanjutkan investasi khususnya di reksadana? Sebaiknya tidak. Sebab, menyimpan uang yang bisa disisihkan setiap bulan dan hanya disimpan dalam bentuk tabungan saja tidak cukup untuk menyiapkan penopang yang kuat bagi keuanganmu di masa depan.
Reksadana Pasar Uang
Terlebih bagi kamu investor pemula, reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan terbaik. Bagaimana tidak, dengan tingkat fluktuasi risiko paling rendah dibanding jenis lainnya, reksadana pasar uang tidak hanya mampu meminimalisir risiko, tetapi juga dengan risiko yang minim setidaknya mampu memberikan imbal hasil (return) lebih tinggi dibandingkan hanya dengan menabung di bank.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Dan jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selain mempertimbangkan tipe karakter, perlu juga dipertimbangkan lamanya investasi. Nah soal waktu atau lamanya investasi, reksadana pasar uang cocok bagi investor yang ingin berinvestasi hanya untuk jangka pendek, sekitar setahun.
Seperti namanya, portofolio reksadana pasar uang ada di instrumen pasar uang. Adapun yang dimaksud instrumen pasar uang adalah surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari setahun yang bisa diperdagangkan di pasar uang.
Contohnya ialah deposito berjangka, sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), surat berharga pasar uang, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.
Selain itu, reksadana pasar uang juga bisa berinvestasi di efek surat utang atau obligasi. Biasanya, kupon atau imbal hasil obligasi ini juga bisa lebih tinggi daripada bunga deposito. Alhasil, ini bisa juga mendorong keuntungan reksadana pasar uang.
Simulasi
Di marketplace investasi Bareksa, top 5 reksadana pasar uang dengan return (imbal hasil) tertinggi bisa memberikan keuntungan rata-rata 7,15 persen setahun (per 5 Februari 2020).
Top 5 Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi Setahun (per 5 Februari 2020)
Sumber: Bareksa
Nah, andaikan kamu mantap mengalokasikan Rp500 ribu untuk investasi awal dan rutin menyisihkan Rp1 juta per bulan selama satu tahun di reksadana pasar uang, kamu bisa mengetahui hasil investasimu dengan menggunakan Kalkulator Investasi Bareksa. Dengan memasukkan dua angka di atas serta jangka waktu 12 bulan dan return yang diharapkan 7,15 persen, maka hasilnya akan tampak seperti berikut ini:
Sumber: Bareksa
Dari hasil penghitungan Kalkulator Investasi Bareksa, dalam 1 tahun, dana pokok investasi yang berhasil kamu kumpulkan mencapai Rp12,5 juta. Tapi tidak hanya itu, karena kamu menempatkan investasi di reksadana pasar uang, maka berpotensi meraih imbal hasil Rp425.620. Sehingga total dana pokok dan imbal hasil investasi yang berhasil kamu kumpulkan mencapai Rp12.925.620.
Hasil investasi selama satu tahun dengan besaran investasi yang kamu sisihkan tersebut, menarik bukan? Jika ingin mendapatkan hasil lebih besar, tentu kamu tinggal menambahkan besaran nilai investasi awal dan investasi reguler setiap bulannya.
Namun perlu kembali diingat, ada baiknya sebelum memilih reksadana pasar uang sebagai ataupun reksadana jenis lainnya, demi kenyamanan berinvestasi, pastikan lebih dahulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu. (hm)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.