BNI-AM Rilis Reksadana ETF Tema Lingkungan, Sosial & GCG, Bidik AUM Rp1 Triliun

Bareksa • 09 Jan 2020

an image
Jajaran direksi BNI Asset Management dan Bursa Efek Indonesia melihat papan layar usai pencatatatan Reksa Dana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES) di BEI (9/1/2020)

Nilai pembelian minimum sekitar Rp10 juta

Bareksa.com - PT BNI Asset Management, meluncurkan reksadana exchange traded fund (ETF) bertema lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik (environment, social & governance/ESG). Reksadana itu bernama Reksa Dana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES) yang dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini (9/1/2020).

Direktur Utama BNI-AM, Reita Farianti menyatakan penerbitan reksadana ini searah dengan perkembangan tren industri investasi awal tahun ini. Saat ini tren investasi pada perusahaan yang peduli lingkungan, memiliki dampak sosial serta memiliki tata kelola yang baik.

"Dengan mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, investor memperoleh portofolio emiten yang memiliki kualitas fundamental yang baik dan mencatatkan kinerja investasi yang baik," ujarnya usai peluncuran di BEI (9/1/2020).

Menurut Reita, reksadana ETF ini merupakan yang kedua diterbitkan oleh BNI-AM setelah pada 2018 lalu perseroan menerbitkan Reksa Dana BNI-AM Nusantara ETF MSCI Indonesia Equity Index (XBNI). Adapun XBES tercatat sebagai reksadana ETF yang ke-39 di Bursa Efek Indonesia. "Pada 2020 ini, BNI-AM mempelopori pencatatan dan perdagangan ETF pertama di 2020," ungkapnya.

"Kami meluncurkan XBES untuk menyediakan varian produk bagi investor yang ingin mengoptimalkan kinerja investasi dengan portofolio investasi emiten berfundamental baik dan mempertimbangkan ESG. ETF ini mudah dicari karena diperdagangkan di pasar primer dan skunder di BEI," Reita menjelaskan. 

Reksa Dana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES) berfokus pada saham-saham perusahaan yang memiliki skoring ESG paling baik di masing-masing sektornya. "Alasan lain mengapa kami memilih ETF ESG adalah perusahaan mampi memberikan imbal hasil yang tinggi dan suistanable dalam jangka panjang," imbuh Reita.

Indeks Benchmark

BNI-AM menggunakan indeks MSCI ESG Leaders Indonesia sebagai benchmark dengan mempertimbangkan MSCI merupakan salah satu penyedia riset ESG terbaik di dunia dengan metodologi mengacu pada international practice. Selain itu juga berpengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengukur kinerja ESG perusahaan di seluruh dunia, riset MSCI telah menjadi acuan standar bagi top 46 asset manager dan 1300 investor seluruh dunia. MSCI juga telah diakui sebagai gold standard provider dan telah melakukan rating ESG kepada lebih dari 7000 perusahaan.

"BNI-AM merupakan manajer investasi pertama yang meluncurkan reksadana ETF dengan tema ESG di Indonesia yang menggunakan MSCI ESG Leaders sebagai benchmarknya. Sehingga kami yakin XBES akan menjadi ETF yang diminati investor," kata Reita.

Saham-saham yang tercatat dalam MSCI ESG Leaders untuk periode 29 November 2019 - 29 Mei 2020 terdiri dari 16 saham berkapitalisasi besar dan memiliki likuiditas yang tinggi.

Bagi investor yang ingin membeli XBES selanjutnya diinvestasikan ke portofolio dengan kebijakan investasi minimum 80-100 persen dari nilai aktiva bersih ditempatkan pada 16 saham yang termasuk dalam indeks MSCI ESG Leaders Indonesia. Serta sisanya 0-20 persen diinvestasikan pada instrumen pasar uang dalam negeri dengan jatuh tempo tidak lebih dari 1 tahun atau deposito sesuai peraturan berlaku.

Untuk pembelian di pasar primer minimum transaksi adalah senilai 1 unit kreasi yang setara dengan 100.000 lembar unit penyertaan. Sementara pembelian di pasar sekunder dapat dilakukan mulai 1 lot atau setara 100 lembar unit penyertaan. "Kurang lebih sekitar Rp10 juta untuk 1 lotnya," ujar Reita.

Tercatat ETF pertama kali diperdagangkan di Indonesia sejak 2007. Pertumbuhan investasi ETF cukup tinggi, mencapai dana kelolaan Rp11,59 triliun pada 2018 dan meningkat 33 persen jadi Rp15,53 triliun pada akhir November 2019.

Sebelumnya pada Mei 2018 lalu BNI meluncurkan Reksa Dana Indeks BNI AM Nusantara ETF MSCI Indonesia Equity Index. Reksa Dana Indeks BNI AM Nusantara ETF MSCI Indonesia bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang setara dengan kinerja Indeks MSCI Indonesia.

Kebijakan investasinya minimum 80 persen dan maksimum 100 persen dari nilai aktiva bersih pada efek bersifat ekuitas, minimum 0 persen dan maksimum 20 persen dari nilai aktiva bersih pada instrumen pasar uang.

Portofolio investasi reksadana ini berdasarkan fund fact sheet November 2019 ialah saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

"Dari pertengahan 2018 sampai dengan akhir tahun kemarin kami sudah berhasil mengumpulkan dana kelolaan Rp1 triliun, baru kita berani menerbitkan yang kedua. Untuk yang kedua ini kami juga menargetkan AUMnya bisa serupa yakni Rp1 triliun," ujar Reita.


Sumber : Bareksa

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.