Dua Reksadana Campuran Simas Terdongkrak Kenaikan Harga CPO
Dalam sepekan kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia melonjak 5,53 persen
Dalam sepekan kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia melonjak 5,53 persen
Bareksa.com - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) bergerak menggila pada pekan lalu. Bahkan harga salah satu komoditas utama ekspor Indonesia ini sudah menembus level psikologis MYR3.000 per metrik ton.
Dalam sepekan kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia melonjak 5,53 persen. Pada penutupan kemarin, harga CPO berada di MYR3.073 per metrik ton, tertinggi sejak 25 Januari 2017 atau hampir tiga tahun lalu.
Sumber: Bursamalaysia, diolah Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan harga CPO sepertinya didukung oleh fundamental yang kuat. Dari sisi pasokan, ada kekhawatiran bakal berkurang karena menipisnya stok Malaysia.
Survei Reuters menunjukkan, stok CPO Negeri Harimau Malaya pada November turun 5,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,22 juta metrik ton. Ini adalah stok terendah sejak Juli 2018.
Di sisi lain, permintaan CPO sedang tinggi khususnya dari Malaysia dan Indonesia. Kedua negara memang tengah menggalakkan penggunaan CPO sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil.
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan ini meresmikan implementasi program B30 yaitu pencampuran bahan bakar diesel (solar) dengan bahan bakar nabati 30 persen. Bahkan ke depan kandungan bahan bakar nabati akan ditingkatkan.
"B30 akan menciptakan permintaan domestik dan multiplier effect terhadap 16 juta petani sawit kita. Program B30 yang nantinya ke B100 juta akan membuat kita tidak mudah ditekan-tekan lagi oleh kampanye negatif beberapa negara karena pasar dalam negeri yang sangat besar," kata Kepala Negara seperti dilansir CNBC Indonesia.
Dengan kondisi pasokan yang menipis sementara permintaan membludak, tidak heran harga CPO melesat. Ini menjadi kabar baik bagi ekspor Indonesia.
Harga Saham CPO Terdongkrak
Di sisi lain, penguatan harga CPO turut mendorong harga-harga saham emiten yang bergerak dalam sektor tersebut. Berdasarkan data IDX, indeks sektoral agrikultur tercatat mengalami lonjakan 7,06 persen sepanjang pekan lalu, sementara di saat yang bersamaan IHSG hanya mampu menguat 0,52 persen.
Adapun saham andalan dalam sektor agrikultur yang termasuk paling likuid yakni PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masing-masing melonjak 10,94 persen dan 7,21 persen di periode yang sama.
Lonjakan kedua saham itu tentunya ikut mengerek kinerja reksadana yang memiliki saham tersebut dalam portofolionya. Berdasarkan pantauan Bareksa, dua reksadana campuran yang dijual di Bareksa mempunyai kedua saham tersebut dalam portofolionya.
Sumber: Bareksa
Kedua reksadana campuran tersebut ialah Simas Syariah Berkembang dan Simas Satu Prima yang masing-masing mencatatkan kenaikan 1,42 persen dan 1,37 persen. Kedua reksadana campuran itu sama-sama dikelola olah satu perusahaan manajer investasi yang sama, yakni PT Sinarmas Asset Management.
Bahkan, kinerja yang diraih oleh kedua reksadana campuran itu sekaligus menempati jajaran teratas return tertinggi mingguan reksadana campuran yang dijual di Bareksa.
Sekedar informasi, Simas Syariah Berkembang hingga November 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp20,76 miliar. Reksadana campuran yang diluncurkan sejak 8 Agustus 2014 ini dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp200.000.
Sementara itu, Simas Satu Prima hingga November 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp68,49 miliar. Reksadana campuran yang diluncurkan sejak 18 Desember 2012 ini juga dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp200.000.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sementara itu, reksadana campuran sendiri merupakan jenis reksadana yang mengalokasikan portofolionya pada saham, obligasi, dan pasar uang dengan proporsi yang berbeda dari reksadana saham, pendapatan tetap, maupun pasar uang. Biasanya, proporsi dari saham dan obligasi lebih mendominasi reksadana ini.
Reksadana campuran merupakan pilihan cocok bagi Anda yang memiliki profil risiko moderat hingga tinggi, karena bisa memberikan imbal hasil yang cukup menarik dalam jangka pendek hingga menengah dengan risiko sedang. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.