Indonesia Rawan Bencana, Begini Cara Siapkan Dana Darurat di Reksadana
Bisa mulai nabung Rp10.000 per hari buat mitigasi dana darurat bencana
Bisa mulai nabung Rp10.000 per hari buat mitigasi dana darurat bencana
Bareksa.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan telah terjadi 3.326 kali kejadian bencana di Indonesia sepanjang tahun ini yakni pada periode 1 Januari hingga 25 November 2019. Banyaknya peristiwa bencana alam, tak lain karena Indonesia termasuk negara yang rawan bencana alam.
Update kejadian bencana Indonesia yang dirilis BNPB menyebutkan, kejadian bencana yang terjadi terdiri atas 1.081 kali puting beliung, 720 karhutla (kebakaran hutan dan lahan), 690 kali banjir, 662 kali tanah longsor, 121 kali kekeringan, 28 kali gempa bumi, 17 kali gelombang pasang/abrasi, dan 7 kali letusan gunung api.
Dari ribuan kejadian bencana dimaksud, 461 orang meninggal, 107 orang hilang, 3.336 orang luka-luka, serta 5.958.208 orang menderita dan mengungsi. Selain korban jiwa, juga mengakibatkan kerusakan bangunan yakni, 67.279 unit rumah terdiri dari 14.979 unit rusak berat, 13.686 unit rusak sedang, dan 38.614 rusak ringan.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu kerusakan fasilitas akibat bencana tercatat 1.925 unit, terdiri dari 1.074 fasilitas pendidikan, 644 fasilitas peribadatan, dan 207 fasilitas kesehatan. Sedangkan kerusakan kantor akibat bencana 257 unit dan jembatan yang rusak 409 unit.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah menyadari besarnya risiko bencana di Indonesia. Karenanya ia mendorong, seperti dikutip Suara.com (23/7/19), kebijakan nasional dan daerah terkait kebencanaan harus sensitif risiko bencana.
"Kebijakan nasional dan daerah harus bersambungan dan sensitif semuanya. Dan harus antisipatif semuanya terhadap kerawanan bencana yang dimiliki," kata Jokowi.
Dalam pelbagai kesempatan, Jokowi mengingatkan adanya risiko bencana di Indonesia termasuk pada saat menemui tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan para pengungsi korban gempa bumi di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Seperti dikutip Kompas.com (29/10/2019), Jokowi mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana baik itu gempa bumi maupun tsunami, karena Indonesia berada apda wilayah cincin api atau ring of fire. “Kawasan cincin api artinya apa? Kalau sudah berada di kawasan cincin api yang namanya tsunami yang namanya gempa itu berada di lingkungan kita tidak hanya di Maluku Tengah, di Maluku, di Indonesia,” kata Jokowi.
Ayo Segera Siapkan Dana Darurat Bencana
Besarnya risiko bencana yang bisa terjadi di negara kita ini, sebaiknya kita juga punya dana darurat khusus sebagai bagian bentuk mitigasi bencana? Dengan demikian, jika terjadi kondisi tak terduga plus tak diinginkan karena bencana, kita memiliki persiapan dari sisi keuangan.
Misalnya saja, kamu memutuskan untuk membagi proporsi pos simpanan di investasi, khusus untuk dana dararut antisipasi bencana.
Katakanlah dari alokasi Rp1 juta per bulan untuk investasi, sekitar 30 persennya atau Rp300.0000 per bulan dan atau setara Rp10.000 per hari, kamu alokasikan untuk dana antisipasi bencana. Jika kamu rutin berinvestasi selama 1 tahun, maka kamu akan berhasil mengumpulkan dana pokok investasi Rp3.600.000.
Tapi, kamu memutuskan untuk tidak menyimpan dana darurat bencana itu di tabungan melainkan di reksadana pasar uang. Reksadana ini memiliki risiko paling rendah dibandingkan jenis lainnya yakni reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham.
Misalkan kamu memilih reksadana pasar uang Sucorinvest Money Market Fund yang tersedia di Bareksa di mana secara historikal reksadana ini mengantongi return 7,33 persen dalam satu tahun terakhir (per 25 November 2019).
Simulasi Reksadana Pasar Uang
Sumber : Bareksa
Berdasarkan hasil simulasi Bareksa, nilai investasi kamu berpotensi meraih imbal hasil Rp136.874. Sehingga total dana pokok dan imbal hasil investasi yang akan kamu dapatkan mencapai Rp3.736.874. Simulasi tersebut mengandaikan kamu telah mulai berinvestasi setahun lalu.
Dengan dana tersebut, maka bisa kamu gunakan sebagai dana darurat jika terjadi peristiwa tak terduga atau jika mengalami musibah atau bencana.
Terlebih, kamu tidak perlu pusing untuk proses pencairannya jika butuh tiba-tiba karena kamu bisa mengambil uangmu di reksadana pasar uang kapan saja tanpa kena denda. Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang paling likuid dibandingkan jenis reksadana lainnya.
Umumnya pencairan dana di reksadana pasar uang antara 1-2 hari kerja, meskipun berdasarkan regulasi maksimal 7 hari kerja. Bahkan kerja sama antara Tokopedia dan Bareksa, reksadana pasar uang bisa dicairkan dalam T+0 atau di hari yang sama dengan pencairan. Ini merupakan inovasi pertama di industri reksadana Indonesia yang dilakukan Bareksa dan Tokopedia.
Dibutuhkan kesadaran mulai dari diri sendiri untuk mengantisipasi risiko musibah dan bencana apapun bentuknya. Jika bisa menabung lebih dari Rp10.000 per hari untuk dana darurat bencana, maka bisa lebih bagus.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Ada beberapa jenis reksadana. Reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kamu apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kamu kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika kamu cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Terakhir, jika kamu cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,12 | 0,33% | 4,18% | 7,66% | 8,54% | 19,52% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,28 | 0,42% | 4,36% | 7,07% | 7,43% | 3,22% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,93 | 0,60% | 4,00% | 7,21% | 7,75% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.847,68 | 0,54% | 3,91% | 6,84% | 7,39% | 17,71% | 40,83% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.276,5 | 0,84% | 4,00% | 6,83% | 7,32% | 20,26% | 35,70% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.