BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Sucorinvest Sharia Equity Fund Catat Return Terbesar, Ini Gerak Top 5 Sahamnya

Bareksa07 Oktober 2019
Tags:
Sucorinvest Sharia Equity Fund Catat Return Terbesar, Ini Gerak Top 5 Sahamnya
Ilustrasi harga saham naik di bursa efek indonesia.

Top 5 portofolio Sucorinvest Sharia Equity Fund antara lain ANTM, ASII, HOKI, KBLI, dan MYOH

Bareksa.com – Reksadana Sucorinvest Sharia Equity Fund sedang dalam performa baik. Setidaknya terlihat dari return yang dihasilkan secara year to date hingga 4 Oktober 2019.

Reksadana jenis saham syariah milik Sucorinvest Asset Management itu sudah memberi return 14,11 persen dan menduduki posisi teratas reksadana pemberi return terbesar yang dijual Bareksa.

Sucorinvest Sharia Equity Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan dalam jangka panjang pada saham berbasis syariah dengan melakukan investasi minimum 25 persen dari net asset value (NAV) diinvestasikan pada saham-saham berkapitalisasi kecil – menengah yang memiliki pertumbuhan bisnis yang baik.

Promo Terbaru di Bareksa

Reksadana ini punya kebijakan investasi minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek ekuitas – syariah, dan atau minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada Instrument pasar uang.

Per Agustus 2019, reksadana dengan dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp179,3 miliar ini memiliki alokasi aset 95,31 persen di efek saham dan 4,69 persen di pasar uang.

Dari alokasi aset yang ada, Sucorinvest Sharia Equity Fund punya top 5 alokasi efek terbesar di antaranya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI), dan PT Samindo Resources Tbk (MYOH).

Lalu, bagaimana sebenarnya pergerakkan saham dari top 5 aset Sucorinvest Sharia Equity Fund tersebut? Berikut ulasannya.

ANTM

Saham ANTM mengawali tahun 2019 dengan baik. Menutup tahun 2018 pada level Rp765, saham ANTM terus menanjak dan mencapai puncaknya hingga Rp1.095 pada 6 Februari 2019.

Namun setelah itu, saham ANTM harus berfluktuasi hingga akhirnya terjerembab ke jurang terdalam Rp670 pada 17 Mei 2019. Untung saja, level tersebut justru menjadi titik balik ANTM setelah akhirnya kembali naik ke level tertinggi baru Rp1.170 pada 2 September 2019 dan per 4 Oktober 2019 menjadi Rp960.

Dengan begitu, secara year to date hingga 4 Oktober 2019, saham ANTM telah naik 25,49 persen.

ASII

Berbeda dengan ANTM, saham ASII justru dalam tren negatif sejak menyentuh level tertingginya Rp8.475 pada 18 Januari 2019. Sejak saat itu, saham ASII cenderung turun meskipun beberapa kali sempat mencoba untuk naik.

Per 4 Oktober 2019, saham ASII ada di level Rp6.425 yang artinya turun 21,88 persen dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp8.225.

HOKI

Saham produsen beras ini sedang ada di level Rp840 per 4 Oktober 2019 atau naik 15,07 persen dari posisi akhir 2018 yang sebesar Rp730. Pencapaian saham HOKI terlihat tidak mudah mengingat harganya sempat anjlok hingga Rp580 pada 29 Maret 2019.

Namun sejak saat itu, saham HOKI secara perlahan mulai naik dan sempat mencapai level tertingginya Rp870 pada 26 Juli 2019.

KBLI

Berbeda dengan tiga saham sebelumnya, saham KBLI justru memulai tahun ini dari level terendahnya Rp308. Sempat bergerak naik turun hingga akhir April 2019, KBLI mulai menemukan jalannya menuju puncak dan mencapai level tertinggi Rp695 pada 19 September 2019.

Per 4 Oktober 2019, saham KBLI berada pada level Rp630 yang artinya telah naik 108,61 persen dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp302.

MYOH

Saham yang satu ini bergerak lebih bervariasi. Mengawali tahun 2019 di level Rp1.100, saham MYOH terus menanjak hingga Rp1.480 pada 21 Maret 2019. Kemudian, MYOH mulai bergerak turun menjadi Rp1.145 pada 14 Mei 2019 sebelum akhirnya kembali merangkak naik.

Per 4 Oktober 2019, saham MYOH ada di level Rp1.235 yang berarti naik 18,18 persen secara year to date.

Untuk diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua