Deputy CIO Mandiri Investasi: Bunga Acuan BI Bisa Turun Lagi, IHSG Berkisar 6600

Bareksa • 20 Sep 2019

an image
Deputy Chief Investment Officer Mandiri Manajemen Investasi, Aldo Perkasa (kedua kiri) bersama jajaran petinggi perusahaan manajemen investasi saat menerima penghargaan dalam Bareksa-Kontan 3rd Fund Awards (18/9/2019). (Bareksa)

BI akan mengikuti langkah The Fed yang juga akan menurunkan bunga acuannya

Bareksa.com – Bank Indonesia baru saja kembali menurunkan bunga acuan BI-7 Day (Reverse) Repo Rate sebesar 25bps menjadi 5,25 persen. Dengan begitu, sepanjang tahun ini BI telah menurunkan BI 7DRRR sebanyak tiga kali mulai Juli 2019 dari 6 persen menjadi 5,75 persen, lalu turun lagi pada Agustus 2019 jadi 5,5 persen, dan terbaru pada September 2019 menjadi 5,25 persen.

Keputusan itu, menurut Bank Indonesia, konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah di bawah titik tengah sasaran dan imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang tetap menarik, serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.

Meski begitu, langkah BI tersebut sudah diperkirakan berbagai pihak. Tak terkecuali para manajer investasi.

Salah satunya, Deputy Chief Investment Officer Mandiri Manajemen Investasi Aldo Perkasa. Menurut Aldo, BI masih punya ruang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan sebanyak 1-2 kali sampai akhir tahun ini.

“Karena yang penting currency. Selama rupiah steady, BI bisa melakukan pemotongan suku bunga. Selain itu, inflasi juga masih rendah,” kata Aldo kepada Bareksa, di sela acara Bareksa-Kontan 3rd Fund Awards, Rabu, 18 September 2019.

Kebijakan BI, lanjut Aldo, juga akan mengikuti kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. Aldo juga melihat, The Fed masih punya ruang untuk menurunkan bunga acuan sebanyak 1-2 kali lagi.

IHSG

Di sisi lain, Aldo juga menyampaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini akan bergerak pada kisaran 6500-6600. Aldo bilang, pihaknya sempat merevisi target IHSG, namun dirinya enggan menyebut angka revisi tersebut.

Yang jelas, Aldo menilai, pencapaian earning growth emiten di luar ekspektasi pada periode kuartal I dan kuartal II lalu. “Kami sebelumnya ekspektasi bisa tumbuh 8 persen sampai 10 persen. Tapi kemungkinan hanya tumbuh 5 persen,” imbuh Aldo.

Aldo berpendapat, salah satu faktor eksternal yang memengaruhi kinerja emiten adalah perang dagang AS-China. Adanya perang dagang, kata Aldo, cukup mempengaruhi kegiatan ekspor impor serta harga komoditas.

Dalam Bareksa-Kontan 3rd Fund Awards, reksadana yang dikelola Mandiri Investasi berhasil menyabet tiga penghargaan. Yaitu reksadana Mandiri Investa Equity Movement (“MIEM”) meraih Gold Champion Best Equity Product kategori periode 5 tahun dengan asset under management (“AUM”) Rp100 miliar sampai Rp1 triliun dan Silver Champion Best Equity Product kategori periode 3 tahun dengan AUM Rp200 miliar sampai Rp1 triliun. Kemudian reksadana Mandiri Pasar Uang Syariah (“MPUS”) meraih Silver Champion Best Sharia Money Market Fund periode 1 tahun.

Untuk diketahui reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Sementara itu, reksadana syariah hanya bisa berinvestasi pada efek yang masuk dalam pengelolaan secara syariah.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.