Top 5 MI Dana Kelolaan Terbesar Oktober 2019, Mandiri Investasi Kembali Juara
PT Mandiri Manajemen Investasi mencatat dana kelolaan reksadana Rp44,51 triliun pada Oktober 2019
PT Mandiri Manajemen Investasi mencatat dana kelolaan reksadana Rp44,51 triliun pada Oktober 2019
Bareksa.com - Posisi dua teratas dalam industri manajemen investasi Tanah Air kembali mengalami perubahan pada Oktober 2019. Sebagaimana diketahui, terdapat beberapa perusahaan besar yang dalam beberapa waktu terakhir di industri pengelolaan reksadana ini sering kali salip-menyalip dalam hal total dana keloaan (asset under management/AUM) terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi teratas perusahaan manajemen aset dengan AUM terbesar untuk reksadana yang ditawarkan pada publik periode Oktober 2019 ditempati oleh PT Mandiri Manajemen Investasi atau MMI dengan AUM Rp44,51 triliun.
Sementara di peringkat kedua ditempati oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen atau Batavia Prosperindo dengan AUM Rp44,25 triliun, turun satu peringkat dari puncak teratas yang diraih pada periode September.
Promo Terbaru di Bareksa
Selanjutnya di peringkat ketiga, keempat, dan kelima tidak mengalami perubahan, masing-masing PT Bahana TCW Investment Management atau Bahana dengan AUM Rp42,32 triliun, PT Schroder Investment Management Indonesia atau Schroders Indonesia AUM Rp40,42 triliun, serta PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dengan dana kelolaan Rp31,31 triliun.
Sebagai informasi, MMI berhasil kembali merebut tahta perusahaan aset manajemen dengan AUM tertinggi periode Oktober 2019 dikarenakan dana kelolaannya yang berhasil melonjak Rp1,46 triliun pada bulan lalu.
Sementara itu di saat yang bersamaan, juara AUM pada periode September 2019 yakni Batavia Prosperindo hanya mampu mencatatkan kenaikan dana kelolaan Rp29,56 miliar.
Mengacu data Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report October 2019, dari lima manajer investasi tersebut hanya MMI dan Manulife yang membukukan kenaikan dana kelolaan secara bulanan (MoM). Kemudian Bahana mencatatkan dana kelolaan naik 1 persen, serta Batavia dan Schoder dana kelolaan keduanya hampir stagnan.
Secara year to date hingga Oktober 2019, kenaikan dana kelolaan tertinggi dibukukan oleh Manulife yakni 13 persen. Selanjutnya Batavia mencatatkan dana kelolaan naik 10 persen, Bahana 9 persen, dan MMI 6 persen. Adapun Schroder justru mencatatkan penurunan dana kelolaan 13 persen.
Top 5 Manajer Investasi Dana Kelolaan Terbesar (Oktober 2019)
Sumber : Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report October 2019
Berikut ulasan selengkapnya :
1. PT Mandiri Manajemen Investasi
PT Mandiri Manajemen Investasi atau yang lebih dikenal sebagai Mandiri Investasi didirikan pada Desember 2004 setelah memisahkan diri (spin-off) dari PT Mandiri Sekuritas.
Mandiri Investasi, yang merupakan bagian dari grup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), adalah salah satu manajer investasi nasional terbesar yang berpengalaman di bidang pengelolaan portofolio investasi sejak 1993.
Produk MMI yang dijual di Bareksa
Sumber: Bareksa
Per Oktober 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Plaza Mandiri Lt. 29, Jalan Jend. Gatot Subroto Kav.36-38 ini mengelola 149 produk reksadana, di mana 9 di antaranya juga dijual melalui Bareksa.
2. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen berdiri pada 1996, berdasarkan izin dari Bapepam-LK No. KEP-03/PM/MI/1996. Sebelumnya perusahaan bernama PT Bira Aset Manajemen hingga diakuisisi oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Perusahaan mengelola portofolio berbagai produk reksadana dan kontrak pengelolaan dana bilateral.
Produk Batavia Prosperindo yang dijual di Bareksa
Sumber: Bareksa
Per Oktober 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Chase Plaza Lt. 12, Jalan Jend. Sudirman Kav. 21 ini mengelola 129 produk reksadana, di mana 6 di antaranya dijual di Bareksa.
3. PT Bahana TCW Investment Management
PT Bahana TCW Investment Management didirikan pada 1994 dan merupakan perusahaan manajemen investasi yang telah mendapatkan izin Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) di tahun 1995. Bahana TCW telah memiliki izin usaha sebagai MI berdasarkan Kep-06/PM/MI/1994 Tanggal 21 Juni 1994.
Produk Bahana yang dijual di Bareksa
Sumber: Bareksa
Per Oktober 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Graha Niaga Lt. 21, Jalan Jend. Sudirman Kav. 58 ini mengelola 122 produk reksadana, di mana 9 di antaranya juga dijual di Bareksa.
4. PT Schroder Investment Management Indonesia
Schroders hadir sejak tahun 1991. PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroders Indonesia) merupakan manajer investasi yang 99 persen persen sahamnya dimiliki oleh Schroders Plc dan telah menerima izin manajer investasi dari Otoritas Jasa Keuangan/OJK (d/h BAPEPAM-LK) No. KEP-04/PM/MI/1997 tertanggal 25 April 1997.
Produk Schroders Indonesia yang dijual di Bareksa
Sumber: Bareksa
Per Oktober 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Indonesia Stock Exchange Building, Tower 1, 30th Floor Jalan Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta ini mengelola 29 produk reksadana, di mana 13 di antaranya juga dijual di Bareksa.
5. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (“MAMI”) merupakan salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1996.
MAMI adalah bagian dari Manulife Asset Management, perusahaan manajemen investasi global grup Manulife yang menawarkan beragam jasa manajemen investasi dan reksa dana di Indonesia.
Produk MAMI yang dijual di Bareksa
Sumber : Bareksa
Per Oktober 2019, perusahaan yang berkantor pusat di Sampoerna Strategic Square South Tower Lt. 31, Jalan Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta Selatan ini mengelola 24 produk reksadana, di mana 14 produk di antaranya dijual di Bareksa.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report October 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
(KA01AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.