IHSG Tertekan Sepekan, Reksadana Saham Syariah Ini Tahan Banting dan Untung
Sebanyak 3 dari 4 reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik sepanjang pekan lalu ialah reksadana saham syariah
Sebanyak 3 dari 4 reksadana saham yang mencatatkan kinerja terbaik sepanjang pekan lalu ialah reksadana saham syariah
Bareksa.com - Mengakhiri pekan keempat di bulan Agustus 2019, kinerja pasar saham Indonesia terlihat cenderung tertekan di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 0,49 persen secara mingguan ke level 6.255,6 pada penutupan perdagangan Jumat (23/08).
Bursa saham Amerika Serikat (AS) juga mengalami hal yang sama, di mana indeks Dow Jones turun 0,99 persen, indeks S&P 500 ambruk 1,44 persen, dan indeks Nasdaq Composite anjlok 1,83 persen.
Eskalasi perang dagang AS-China memantik aksi jual dengan intensitas yang begitu besar di bursa saham AS menjelang akhir pekan. Eskalasi pertama datang dari pengumuman China bahwa pihaknya akan membebankan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 75 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Pembebanan bea masuk tersebut akan mulai berlaku efektif dalam dua waktu, yakni 1 September dan 15 Desember. Bea masuk yang dikenakan China berkisar 5-10 persen.
Lebih lanjut, China juga mengumumkan pengenaan bea masuk 25 persen terhadap mobil asal pabrikan AS, serta bea masuk 5 persen atas komponen mobil, berlaku efektif pada 15 Desember. Untuk diketahui, China sebelumnya telah berhenti membebankan bea masuk tersebut pada April, sebelum kini kembali mengaktifkannya.
"Sebagai respons terhadap tindakan AS, China terpaksa mengambil langkah balasan," tulis pernyataan resmi pemerintah China, dilansir dari CNBC International.
Eskalasi berikutnya datang dari langkah AS yang merespons bea masuk balasan dari China dengan bea masuk versinya sendiri. Melalui cuitan di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengumumkan per tanggal 1 Oktober, pihaknya akan menaikkan bea masuk bagi US$250 miliar produk impor asal China, dari yang saat ini 25 persen menjadi 30 persen.
Sementara itu, bea masuk bagi produk impor asal China lainnya senilai US$300 miliar yang akan mulai berlaku pada 1 September (ada beberapa produk yang pengenaan bea masuknya diundur hingga 15 Desember), akan dinaikkan menjadi 15 persen dari rencana sebelumnya yang hanya 10 persen.
"...Yang menyedihkan, pemerintahan-pemerintahan terdahulu telah membiarkan China lolos dari praktek perdagangan yang curang dan tidak berimbang, yang mana itu telah menjadi beban yang sangat berat yang harus ditanggung oleh masyarakat AS. Sebagai seorang presiden, saya tak lagi bisa mengizinkan hal ini terjadi!...." cuit Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Di tengah kondisi IHSG yang bergerak cenderung melemah, hal tersebut turut menekan kinerja reksadana saham di mana indeks reksadana saham terpangkas 0,35 persen, namun indeks reksadana saham syariah masih mampu mencatatkan kenaikan 0,46 persen dalam periode yang sama.
Sumber: Bareksa
Namun di tengah kondisi indeks reksadana saham yang tertekan tersebut, tercatat masih ada beberapa produk reksadana saham yang dijual Bareksa yang mampu membukukan kinerja positif sepanjang pekan lalu dengan kenaikan di atas 1 persen, jauh mengungguli kinerja ketiga tolok ukur (benchmark) tersebut.
Tercatat tiga reksadana saham yang membukukan kinerja terbaik sepanjang pekan lalu, adalah reksadana saham syariah. Berikut ulasannya.
1. Pratama Syariah
Reksadana saham yang menjadi juara sepanjang pekan lalu diraih oleh Pratama Syariah dengan kenaikan 1,63 persen.
Sumber: Bareksa
Pratama Syariah bertujuan untuk memperoleh pertumbuhan nilai investasi jangka panjang yang optimal dan dapat memberikan pendapatan yang tinggi melalui penempatan dana pada mayoritas efek syariah bersifat ekuitas, serta penempatan pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Produk yang dikelola oleh PT Pratama Capital Assets Management ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp43,57 miliar.
Pratama Syariah dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp500.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 10 Desember 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.
2. Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS
Reksadana saham terbaik nomor dua sepanjang pekan lalu diraih oleh Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dengan kenaikan 1,25 persen.
Sumber: Bareksa
Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS ("MANSYAF") bertujuan untuk memberikan pertumbuhan investasi jangka panjang dengan berinvestasi pada efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan prinsip syariah, yang dijual melalui penawaran umum dan/atau diperdagangkan di bursa efek di wilayah Asia Pasifik.
Produk yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai US$398,77 juta.
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$10.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 15 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.
3. Batavia Dana Saham Syariah
Reksadana saham terbaik nomor selanjutnya pekan lalu diraih oleh Batavia Dana Saham Syariah dengan kenaikan 1,06 persen.
Sumber: Bareksa
Batavia Dana Saham Syariah bertujuan untuk mendapatkan kenaikan modal dalam jangka panjang dengan berinvestasi pada saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang merupakan bagian dari Daftar Efek Syariah.
Produk yang dikelola oleh PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp139,05 miliar.
Batavia Dana Saham Syariah dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana saham yang diluncurkan sejak 19 Juli 2007 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.