Suku Bunga BI Turun Lagi, Reksadana Pendapatan Tetap Bisa Tumbuh Dua Digit

Bareksa • 23 Aug 2019

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat utang negara yang digambarkan dengan tumpukan uang koin uang receh dengan panah ke atas dan pot berisi tanaman.

Penurunan suku bunga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan laba emiten

Bareksa.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 memutuskan untuk kembali menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen. Bersamaan dengan itu, suku bunga Deposit Facility juga turun 25 bps menjadi 4,75 persen, dan suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 6,25 persen.

Bank Indonesia menyampaikan, kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal, serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global.

Bagi industri reksadana, keputusan BI menurunkan suku bunga acuan tentu saja akan cukup memberikan dampak. Namun kali ini, dampak tersebut justru positif, khususnya bagi reksadana berbasis saham dan obligasi.

Reksadana Pendapatan Tetap Diproyeksi Tumbuh Dua Digit

Meskipun secara umum positif, keputusan Bank Indonesia menurunkan bunga acuan memang di luar ekspektasi. Penurunan suku bunga diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan laba emiten antara lain dari efek biaya bunga yang lebih rendah setelah pemangkasan suku bunga.

Menurut analisis Bareksa, penurunan suku bunga di Indonesia di level 5,5 persen berpotensi membuat return reksadana pendapatan tetap diprediksi bisa tumbuh 9-10 persen.

Saat ini, indeks reksadana pendapatan tetap di Bareksa menjadi yang paling unggul dibandingkan instrumen reksadana lainnya, di mana telah memperoleh return 7,73 persen dalam 1 tahun terakhir.

Sumber : Bareksa.com

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Mau tahu lebih lanjut mengenai reksadana pendapatan tetap? Yuk langsung saja buka Bareksa.com atau kunjungi channel Youtube kami di sini.

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.