Bareksa.com - Perebutan posisi teratas manajer investasi dari sisi nilai dana kelolaan alias asset under management (AUM), semakin seru. Mengutip data Bareksa Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report July 2019, telah terjadi pergeseran di beberapa peringkat.
Salah satunya pada posisi pertama dan kedua. Per Juni 2019, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Batavia PAM) menduduki posisi pertama. Namun per Juli 2019, posisi Batavia PAM kembali tergeser oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI).
AUM MMI kembali melesat menjadi Rp43,79 triliun atau naik 3 persen secara month to month (MoM) atau tumbuh 4 persen secara year to date (YtD). Sementara AUM Batavia PAM hanya naik 1 persen secara MoM atau 6 persen secara YtD.
MMI Mempunyai Produk Terbanyak di Industri
Selain menjadi MI dengan AUM terbesar saat ini, per Juli 2019 MMI juga tercatat menjadi MI dengan jumlah produk reksadana terbanyak yang dijual. Mengutip data Bareksa, MMI saat ini mempunyai 161 produk reksadana.
Daftar 10 Besar MI Berdasarkan Banyaknya Produk Reksadana
Sumber : Bareksa.com
Menariknya, dari 161 produk MMI, sebanyak 118 produk atau 73,3 persen berasal dari produk reksadana terproteksi. Berikut detailnya :
Rincian Produk Mandiri Investasi per Juli 2019
Sumber : Bareksa.com
PT Mandiri Manajemen Investasi
MMI atau yang lebih dikenal sebagai Mandiri Investasi didirikan pada Desember 2004 setelah memisahkan diri (spin-off) dari PT Mandiri Sekuritas. Mandiri Investasi, yang merupakan bagian dari grup PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, adalah manajer investasi nasional terbesar yang berpengalaman di bidang pengelolaan portofolio investasi sejak 1993.
Hingga 12 Agustus 2019, MMI tercatat memiliki 202 produk dan 9 produk di antaranya dijual Bareksa.
Dari 202 produk itu, reksadana Mandiri Investa Pasar Uang menjadi produk dengan dana kelolaan terbesar atau mencapai Rp5,84 triliun.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report July 2019. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(KA02/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.