Pasar Saham Koreksi, Baiknya Investasi Reksadana Apa?
Investor harus pertimbangkan tujuan keuangan dan profil risiko
Investor harus pertimbangkan tujuan keuangan dan profil risiko
Bareksa.com – Terhitung sejak awal bulan hingga 7 Agustus 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHGS) telah anjlok hingga 2,92 persen. Hal ini membuat sebagian investor reksadana dan saham panik, lantas bertanya apakah yang harus dilakukan.
Sebelum mengambil keputusan, kita perlu kembali mengingat tujuan keuangan dan profil risiko kita. Sebab, tujuan dan profil risiko sangat berpengaruh terhadap langkah yang akan diambil dalam situasi ini.
Para investor dengan tujuan (time frame) investasi jangka pendek disarankan masuk ke reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap terlebih dahulu di tengah koreksi pasar saham yang terjadi belakangan ini. Mengapa? Karena kedua jenis reksadana ini cocok untuk menjaga kestabilan dan likuiditas dalam jangka pendek.
Promo Terbaru di Bareksa
Adapun investor jangka pendek dengan profil risiko rendah tidak direkomendasikan ke reksadana saham karena pergerakan pasar yang masih fluktuatif, karena besar kemungkinan justru akan membuat portofolio investor merugi jika terlalu agresif.
Sementara itu, bagi investor dengan time frame jangka panjang dengan profil risiko tinggi, kondisi saat ini justru bisa dimanfaatkan untuk menambah atau mengakumulasi pembelian produk reksadana saham, mengingat kondisi IHSG yang sedang terdiskon saat ini. Kita bisa analogikan hal ini dengan adanya sale besar di pusat perbelanjaan, sehingga kita bisa beli barang bagus di harga murah.
Ketika IHSG berada di zona negatif, biasanya sedikit investor yang melakukan penjualan (redemption) reksadana. Saat ini memang terjadi penurunan dana kelolaan karena nilai aset ikut turun, tetapi biasanya investor bakal menambah pembelian (subscription) ketika IHSG melemah.
Di sisi lain, secara historis memang Agustus bukan bulan yang baik bagi pasar saham, apapun alasannya selalu saja ada koreksi. Adapun untuk tahun ini, penekan indeks lebih dominan disebabkan oleh tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dan juga pertumbuhan ekonomi domestik yang cenderung melambat.
Nilai Pembelian Reksadana
Sementara itu, nilai pembelian bersih (net subscription) industri reksadana melonjak sepanjang bulan Juli ditopang oleh optimisme investor melihat kondusifnya situasi di pasar modal kala itu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), net subscription atau investasi reksadana pada Juli 2019 tercatat senilai Rp22,94 triliun, berbalik dari posisi nilai penjualan bersih (net redemption) pada bulan sebelumnya sebesar Rp4,60 triliun. Kenaikan net subs tersebut pun menjadi yang paling tinggi sejak awal tahun. Pada saat yang sama, total dana kelolaan (asset under management) juga ikut naik sebesar 4,74 persen ke level Rp536,88 triliun pada Juli dari posisi Rp512,58 triliun pada bulan sebelumnya.
Seperti dikutip dari Bisnis.com, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi mengungkapkan, kenaikan AUM reksadana tersebut berasal dari peningkatan net subs pada reksadana terproteksi yang nilainya mencapai Rp17,9 triliun dan reksadana pasar uang senilai Rp3,4 triliun. Sementara itu, net subs di reksadana saham tercatat mencapai Rp3,05 triliun.
(KA01/hm)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.