Reksadana Hari Ini : IHSG Menguat, Dua Reksadana Pendapatan Tetap Ini Melesat

Bareksa • 01 Aug 2019

an image
Ilustrasi investor wanita cantik sedang memegang handphone smartphone gadget untuk berinvestasi bertransaksi online di reksadana saham obligasi surat berharga surat utang sukuk negara

Dua reksadana itu adalah Syailendra Fixed Income Fund dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II

Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG :0,5 persen
Indeks Reksadana Saham : -1,41  persen
Sucorinvest Maxi Fund : 2,83 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -3,21 persen
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 3,56 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : 0,43 persen
HPAM Flexi Plus : 3,7 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 0,72 persen
TRIM Syariah Berimbang : 1,74persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 0,94 persen
MRS Bond Kresna : 1,71 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 1,11 persen
Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia : 1,45 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,48 persen
TRIM KAS 2 : 0,7 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,53 persen
Cipta Dana Kas Syariah : 0,58 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 31 Juli 2019 naik 0,21 persen ke level 6.390,51. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih Rp46 miliar. Benchmark obligasi pemerintah tetap di level 7,3 persen pada 31Juli 2019.

Di tengah menguatnya IHSG, reksadana pendapatan tetap dapat dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pendapatan tetap yang mampu mencetak return 9,79 persen dan 9,28 persen sejak awal tahun sampai dengan 31 Juli 2019 (year to date).

Dua reksadana itu adalah Syailendra Fixed Income Fund dan Manulife Obligasi Negara Indonesia II.

Reksadana Syailendra Fixed Income Fund mencetak imbal hasil (return) 9,79 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Mei 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah Surat Berharga Syariah Negara Seri PBS012 (PBS012), Obligasi Negara Th.2006 Seri FR0034 (FR0034), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0076 (FR0076), Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0078 (FR0078), dan Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0075 (FR0075)..

Sedangkan reksadana Manulife Obligasi Negara Indonesia II mencetak imbal hasil (return) 9,28 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Juni 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah Indonesia Eximbank 9,75 persen 01/07/2020, Indonesia Government 8,375 persen 03/15/34, Indonesia Government 8,375 persen 04/15/2039, Perusahaan Penerbit SBSN 6,1 persen 02/15/37, dan Perusahaan Penerbit SBSN 8 persen 07/15/2047.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.