BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Apa Itu Reksadana Indeks dan ETF? Ini Penjelasannya

Bareksa28 Februari 2019
Tags:
Apa Itu Reksadana Indeks dan ETF? Ini Penjelasannya
Ilustrasi seorang investor di depan papan tulis menghitung keuntungan investasi reksadana, saham, obligasi, deposito yang tertera dalam gambar grafik perbandingan.

Reksadana indeks dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan

Bareksa.com – Kita sudah mengetahui reksadana adalah salah satu bentuk investasi keuangan yang berpotensi memberikan keuntungan untuk kebutuhan kita di masa depan. Sebagian besar dari kita juga sudah memahami empat jenis reksadana yang secara umum hadir di Indonesia, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana campuran.

Akan tetapi, sebenarnya masih ada jenis reksadana lain yang bisa dijadikan alternatif investasi bagi investor ritel seperti kita. Salah satunya adalah reksadana jenis indeks dan Exchange Traded Fund (ETF).

Reksadana ini memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi dibandingkan dengan reksadana konvensional lainnya, seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. Reksadana indeks adalah reksadana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.

Dalam pengertian lain, reksadana indeks juga bisa diartikan sebagai jenis reksadana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu, bisa indeks saham bisa juga indeks obligasi. Meski demikian, cara kerjanya berbeda dengan reksadana konvensional yang berfokus pada saham dan obligasi.

Berbeda dengan reksadana konvensional yang berusaha mengalahkan kinerja tolok ukurnya (benchmark), justru target dari reksadana indeks adalah menyamainya. Jadi, daripada dikelola secara aktif, pendekatan dari reksadana indeks adalah secara pasif dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya.

Karena komposisinya mirip atau bahkan sama persis dengan indeks acuannya, hasilnya juga tentunya akan mirip dengan indeks acuannya. Cara ini dikenal pula dengan strategi pengelolaan pasif (passive management strategy).

Pengelolaan secara pasif menghasilkan efisiensi biaya karena manajer investasi tidak memerlukan tenaga analis yang banyak untuk melakukan analisis perusahaan. Kemudian, biaya transaksi juga menjadi lebih kecil karena manajer investasi tidak melakukan trading jual beli secara aktif.

Oleh karena itu, biaya reksadana indeks umumnya lebih kecil dibandingkan reksadana konvensional. Baik buruknya kinerja reksadana ini tidak diukur dari seberapa besar imbal hasil (return) yang dihasilkan ataupun dari seberapa kecil risiko fluktuasi harga, tetapi dari selisih antara kinerja reksadana dengan indeks acuan.

Semakin besar selisihnya, meskipun kinerja reksadana lebih baik, tetap dianggap tidak baik karena yang ideal adalah sama dengan indeks acuannya. Selisih antara reksadana dengan indeks acuan disebut juga tracking error. Ketika selisih yang dihasilkan semakin kecil maka manajer investasi yang mengelolanya terbilang sukses. Seandainya selisih yang dihasilkan adalah tracking error=0, itu akan lebih bagus lagi.

Sebagai informasi, di marketplace investasi Bareksa yang merupakan agen penjual reksadana, hingga saat ini terdapat empat produk reksadana indeks & ETF yang dijual, yakni CIMB-Principal Index 30 (PT CIMB Principal Asset Management), Reksa Dana Kresna Indeks 45 (PT Kresna Asset Management), Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 (PT Avrist Asset Management), dan RHB SRI KEHATI Index Fund (PT RHB Asset Management Indonesia).

Tabel Reksadana Indeks dan ETF yang Tersedia di Bareksa

Illustration

Sumber: Bareksa

Sebagai contoh, dua dari empat produk reksadana indeks & ETF yang dijual Bareksa adalah reksadana dengan acuan indeks IDX30. Indeks tersebut berisi 30 saham terbaik dengan kepitalisasi pasar tertinggi dari Indeks LQ45 (45 saham terlikuid di bursa).

Dari sisi return-nya, secara year to date (YtD) hingga penutupan perdagangan kemarin IDX30 telah menguat 3,67 persen.

Grafik Perbandingan Reksadana Indeks dan IDX30 sebagai Acuan secara YtD

Illustration

Sumber: Bareksa

Adapun CIMB-Principal Index 30 telah menguat 3,36 persen, yang berarti menghasilkan tracking error sebesar -0,31. Sedangkan Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 telah menguat 2,96 persen, yang berarti menghasilkan tracking error sebesar -0,71.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja CIMB-Principal Index 30 lebih baik dibandingkan Reksa Dana Indeks Avrist IDX30 karena menghasilkan tracking error lebih kecil, alias memiliki selisih lebih kecil dibandingkan dengan indeks acuannya.

Perlu diingat, reksadana indeks ini memiliki mayoritas portofolio yang berupa saham sehingga berfluktuasi tinggi dalam jangka waktu dekat. Maka dari itu, reksadana indeks dan ETF ini disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan sebaiknya untuk investasi jangka panjang.

Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(KA01/hm)

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua