Tak Hanya Populer di Singapura, Reksadana ETF juga Tumbuh Pesat di Indonesia
Dana kelolaan ETF di Indonesia naik hingga 4 kali lipat dalam waktu 5 tahun
Dana kelolaan ETF di Indonesia naik hingga 4 kali lipat dalam waktu 5 tahun
Bareksa.com - Investasi dalam Exchange Traded Funds (ETFs), reksadana yang diperdagangkan di bursa efek semakin populer dalam beberapa tahun terakhir di Singapura. Bagi sebagian besar investor, investasi ETF dapat dilihat sebagai langkah awal yang logis untuk memulai dan kemudian, sebagai batu loncatan ke dalam investasi lain.
Di Singapura, ada beberapa ETF terdaftar yang populer di kalangan investor ritel yaitu yang berkaitan dengan indeks negara biasanya merupakan investasi populer karena diinvestasikan ke perusahaan-perusahaan yang paling besar dan paling likuid di negara ini.
Di Singapura, ini adalah ETF STI, yang berinvestasi dalam 30 saham yang sama pada Straits Times Index (STI), termasuk DBS, SingTel, SIA, CapitaLand, Keppel Corp dan lain-lain.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Indra Muharam Firmansyah, Direktu Pinnacle Asset Management, perkembangan produk reksadana ETF di Indonesia, ke depannya akan berkembang lebih cepat lagi.
Semakin investor mengetahui kelebihan-kelebihan dari ETF akan semakin banyak investor yang akan berinvestasi dengan menggunakan ETF sebagai instrumennya.
"Kini sudah banyak terjadi di investor institusi, banyak yang switching menggunakan ETF karena lebih mudah dan cepat dalam eksekusinya dibandingkan lewat konvensional fun," ungkap Indra.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, hingga September 2018 terdapat jumlah kelolaan mencapai Rp10,65 triliun atau naik sekitar empat kali lipat jika dibandingkan dan kelolaan pada September 2014 yang hanya Rp2,69 triliun.
Jika ditelaah lebih dalam, pencapaian pada September 2018, mayoritas disumbang ETF Fixed Income dan ETF Index. Keduanya masing masing menyumbang Rp4,7 triliun dan Rp4,64 triliun.
ETF Indeks memberi kejutan dengan naik lebih dari empat kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp1,15 triliun. Menurut Indra hal ini didorong kinerja produk-produk ETF dan juga reksadana indeks yang masih positif, meskipun banyak kinerja reksadana konvesional yang underperform dari benchmarknya,
Pergerakan Dana Kelolaan ETF Di Indonesia September 2014-2018
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
ETF merupakan kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatat dan diperdagangkan di bursa efek seperti halnya saham.
Produk investasi ETF ini hampir mirip dengan jenis reksadana saham. Namun transaksinya, ETF dapat dilakukan melalui bursa seperti investasi saham baik melalui primary market yaitu melalui dealer participant atau secondary market.
Sementara reksadana saham konvensional, transaksinya melalui perusahaan manajer investasi dan agen penjual reksadana.
Dibandingkan dengan reksadana saham konvensional, ETF memiliki beberapa keunggulan yang dapat menjadi salah satu pilihan alternatif dalam berinvestasi pada reksadana.
Berikut adalah beberapa keunggulannya :
1. ETF dikelola secara transparan
Perbedaan ETF dengan reksadana saham konvensional dalam pengelolaan ialah investor dapat mengetahui seluruh aset yang ada di dalam ETF dan besarnya alokasi aset tersebut.
Sehingga investor dapat lebih leluasa dalam memantau saham-saham yang menjadi alokasi dari ETF dan resiko yang mungkin terjadi pada ETF yang mereka investasikan.
2. ETF memiliki fleksibilitas dan diperdagangkan secara terus menerus di bursa
Dalam hal ini, membeli atau menjual ETF dapat dilakukan lebih cepat tanpa harus menunggu nilai aktiva bersih (NAB) pada sore hari seperti reksadana konvensional karena harga yang didapat bisa langsung dibentuk pada saat melakukan transaksi.
Hal ini memungkinkan investor yang memiliki ETF juga berpotensi mendapatkan gain lebih tinggi daripada reksadana konvensional yang mendapatkan harga pada sore hari.
Misalnya saja pada perdagangan sesi pagi terdapat selisih harga (gap opening), investor bisa melakukan pembelian ETF agar bisa dapat harga yang lebih murah dibandingkan harus menunggu nanti sore yang justru bisa lebih mahal karena pasar mulai bergerak naik.
Kemudian apabila membeli reksadana saham konvesional, membeli pada sesi pagi pun harga yang didapat sesuai dengan penutupan sore harinya.
3. Biaya Transaksi ETF lebih terjangkau
ETF dikelola secara pasif, artinya manajer investasi sudah mempunyai watchlist untuk menginvestasikan sebagian dananya, dalam hal ini indeks LQ45 dengan bobot yang sudah ditentukan.
Sedangkan dalam reksadana, manajer investasi berperan sangat besar dalam menentukan saham apa yang akan dipilih masuk dalam portfolionya
Mayoritas ETF yang ada saat ini berbasis saham dan mengacu pada indeks tertentu. Namun, ada juga yang secara aktif merancang portofolio saham secara tematik tanpa mengacu indeks tertentu. Produk lainnya berbasis instrumen fixed income atau obligasi.
Meskipun demikian perkembangan ETF masih belum maksimal disebabkan adanya kesalahan persepsi di kalangan investor tentang likuiditas instrumen ini. Namun, saat ini investor umumnya mulai memahami karakter instrumen ini.
Mispersepsi investor institusi terkait likuiditas ini terjadi kemungkinan karena investor belum melihat dan menyadari likuiditas ETF yang ada di pasar primer. Likuiditas di pasar primer merupakan likuiditas saham-saham underlying ETF.
Sebagai contoh, ETF Premier IDX30 berinvestasi pada saham-saham di indeks IDX30 yang memiliki kapitalisasi pasar total tidak kurang dari Rp3.800 triliun atau 60 persen dari total kapitalisasi pasar BEI.
Hal ini berbeda dengan likuiditas ETF di pasar sekunder yang hanya sebatas nilai kapitalisasi unit ETF yang sudah dikreasi. Nilai kapitalisasi pasar unit ETF Premier IDX30 misalnya hanya sekitar Rp2,5 triliun.
Hanya saja, untuk bertransaksi di pasar primer, investor harus melakukan pembelian dalam porsi jumbo, dengan ukuran basket 100 ribu unit. Bila mengacu posisi indeks IDX30 yang sebesar 524, investor harus menyiapkan dana senilai Rp52,4 juta. Sedangkan di pasar sekunder, transaksi dapat dilakukan dalam satuan lot, terdiri atas 100 unit saja.
Secara lebih sederhana Bursa Efek Indonesia menjelaskan keuntungan ETF dalam skema berikut ini :
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Mekanisme Transaksi ETF
Sumber : Bursa Efek Indonesia
ETF Tercatat
ETF juga diperdagangkan di Bursa Benua Amerika dan Eropa. Di Asia Pasifik, jumlah ETF terbesar ada di Korea Stock Exchange dengan jumlah ETF tercatat sebanyak 315 ETF. Per 31 Oktober 2017, ETF yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ada sebanyak 14 ETF, yakni :
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.