Jadi Alternatif, Inilah Tiga Keunggulan Reksa Dana ETF Dibandingkan Konvensional

Bareksa • 14 Jun 2017

an image
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

ETF ini hampir mirip dengan reksa dana saham konvensional, namun transaksinya bisa di bursa

Bareksa.com –  Bagi investor yang telah memulai berinvestasi di reksa dana, mungkin pernah mendengar produk reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek (exchange traded fund/ETF). Produk investasi ETF ini hampir mirip dengan jenis reksa dana saham. Namun transaksinya, ETF dapat dilakukan melalui bursa seperti investasi saham baik melalui primary market yaitu melalui dealer participant atau secondary market. Sementara reksa dana saham konvensional, transaksinya melalui perusahaan manajer investasi dan agen penjual reksa dana. 

Dibandingkan dengan reksa dana saham konvensional, ETF memiliki beberapa keunggulan yang dapat menjadi salah satu pilihan alternatif dalam berinvestasi pada reksa dana. Berikut adalah beberapa keunggulannya. 

1.    ETF dikelola secara transparan

Perbedaan ETF dengan reksa dana saham konvensional dalam pengelolaan adalah investor dapat mengetahui seluruh aset yang ada di dalam ETF dan besarnya alokasi aset tersebut. Sehingga investor dapat lebih leluasa dalam memantau saham-saham yang menjadi alokasi dari ETF dan resiko yang mungkin terjadi pada ETF yang mereka investasikan. 

2.    ETF memiliki fleksibilitas dan diperdagangkan secara terus menerus di bursa

Dalam hal ini, membeli atau menjual ETF dapat dilakukan lebih cepat tanpa harus menunggu nilai aktiva bersih (NAB) pada sore hari seperti reksa dana konvensional karena harga yang didapat bisa langsung dibentuk pada saat melakukan transaksi. Ini memungkinkan investor yang memiliki ETF juga berpotensi akan mendapatkan gain yang lebih tinggi daripada reksa dana konvensional yang mendapatkan harga pada sore hari.

Misalnya saja pada perdagangan sesi pagi terdapat selisih harga (gap opening), investor bisa melakukan pembelian ETF agar bisa dapat harga yang lebih murah dibandingkan harus menunggu nanti sore yang justru bisa lebih mahal karena pasar mulai bergerak naik. Kemudian  apabila membeli reksa dana saham konvesional, membeli pada sesi pagi pun harga yang didapat sesuai dengan penutupan sore harinya. 

3.    Transaksi ETF lebih terjangkau

ETF juga memiliki keunggulan dalam bertransaksi di mana investor dapat melakukan transaksi di secondary market atau melalui bursa dengan minimum dana pembelian ETF yang lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana konvensional. 

Jika mayoritas reksa dana konvensional investasi dapat dimulai dengan dana Rp100 ribu, maka pada ETF di seconday market, investasi dapat dimulai dengan dana hanya Rp 50 ribu atau kurang, tergantung dengan nilai aktiva bersih per unit (NAB/Unit) suatu reksa dana ETF di bursa. Misalnya pada suatu ETF NAB/Unit di bursa sebesar Rp 500 maka untuk pembelian 1 lot (1 lot= 100 unit penyertaan) maka dibutuhkan dana Rp 50 ribu. 

Kemudian, bagi investor yang memiliki dana lebih besar dapat melakukan transaksi melalui primary market dengan jumlah transaksi sebanyak 100 ribu unit penyertaan melalui dealer participant sehingga dana yang perlu disiapkan sekitar Rp 50 juta pada primary market. Jadi apabila investor masuk dengan dana relatif besar yang mencapai puluhan miliar, dianjurkan untuk masuk ke ETF melalui primary market.

Primary market memiliki likuiditas yang sangat baik sehingga investor tidak perlu takut karena apabila ia akan melakukan aksi ambil untung (profit taking), maka akan selalu ada investor lain yang menampung ETF-nya karena transaksi yang dilakukan melalui primary market akan langsung diteruskan pada transaksi saham di Bursa Efek. Sehingga, berapapun besar transaksi yang dilakukan akan langsung terealisasi pada hari tersebut.

Salah satu perusahaan manajer investasi yang mengembangkan produk ETF sebagai alternatif investasi adalah PT Pinnacle Persada Investama. Perusahaan ini telah meluncurkan 3 produk ETF yakni PineShares Pinnacle Enhanced Liquid ETF (XPLQ), ETF Pinnacle Core High Dividend ETF (XPDV) dan Pinnacle Indonesia Large-Cap ETF (XPLC). (Baca juga: Pinnacle Investment Luncurkan Produk SMART ETF Ketiga)

Namun, sebelum berinvestasi pada reksa dana ETF ini, ada baiknya setiap investor harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu mengenai mekanisme produk ini. Hal ini dilakukan agar investor dapat meminimalisir risiko yang muncul dari investasi reksa dana ETF ini. 

**

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana..