Bareksa.com – Harga obligasi saat ini cenderung menguat, ditandai dengan penurunan imbal hasil. Kondisi ini menopang kinerja sejumlah aset keuangan yang berbasiskan obligasi, seperti reksa dana pendapatan tetap. Sejumlah produk reksa dana pendapatan tetap yang dijual di Marketplace Bareksa pun terdongkrak kinerjanya hingga dapat mengalahkan indeks acuannya.

Berdasarkan data Bareksa, yield (imbal hasil) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi benchmark berada di level 7,50 persen atau turun 1,33 persen dari sebelumnya 7,60 persen dalam sebulan terakhir ini. Hal ini mengindikasikan harga obligasi di pasar keuangan cenderung menguat, karena pergerakan yield dan harga obligasi saling berbanding terbalik.

Menurut data yang dipublikasikan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), return yang dihasilkan obligasi pemerintah lebih besar dibandingkan dengan obligasi korporasi. Hal ini tercermin pada indeks total return obligasi pemerintah yang tumbuh 1,12 persen menjadi 211,49 dalam sebulan. Sementara indeks total return obligasi korporasi hanya tercatat naik 0,93 persen dari 224,64 menjadi 226,72.

Grafik: Pergerakan Indeks Total Return Obligasi Pemerintah dan Korporasi, Periode 1 Bulan

Sumber: Bareksa.com

Peningkatan yang terjadi pada obligasi pemerintah ini tak pelak turut menopang kinerja reksa dana pendapatan tetap dalam sebulan terakhir. Yang terdorong paling tinggi terutama reksa dana yang menempatkan sebagian besar asetnya pada obligasi pemerintah.

Produk yang unggul dengan kondisi ini adalah reksa dana Kehati Lestari dan BNP Paribas Prima II yang tersedia pada Marketplace Reksa Dana Bareksa. Reksa dana pendapatan tetap yang dikelola oleh PT Bahana TCW Investment Management dan PT BNP Paribas Investment Partners ini masing-masing menghasilkan return 1,49 persen dan 1,24 persen dalam sebulan. Pada saat yang sama, indeks reksa dana pendapatan tetap yang menjadi benchmark jenis reksa dana ini hanya tercatat menghasilkan return 0,76 persen.

Grafik: Perbandingan Return Kehati Lestari dan BNP Paribas Prima II dengan Benchmark, Periode 1 Bulan

Sumber: Bareksa.com

Dengan penempatan alokasi aset obligasi pemerintah yang lebih besar, kedua reksa dana ini termasuk jenis investasi yang memiliki risiko cukup tinggi. Sebab, obligasi pemerintah ini lebih aktif diperdagangkan di pasar keuangan sehingga naik turun (fluktuasi) dan volatilitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah. Meskipun demikian, jenis reksa dana ini dalam jangka menengah hingga panjang berpotensi menghasilkan return lebih tinggi.

Oleh karena itu, reksa dana ini dapat direkomendasikan bagi investor yang memiliki profil risiko moderat yang siap menerima fluktuasi pasar jangka pendek dengan potensi keuntungan lebih besar dalam jangka panjang. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli produk ini, investor perlu membaca isi prospektus dan laporan kinerja reksa dana (fund fact sheet) agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan investasi. (hm)

**

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.