Apa Itu Risiko Pasar? Bagaimana Menghadapinya?

Bareksa • 22 Feb 2017

an image
Ilustrasi harga saham di bursa turun. Copyright: <a href='http://www.123rf.com/profile_peshkov'>peshkov / 123RF Stock Photo</a>

Dalam berinvestasi pada aset keuangan seperti reksa dana, risiko ini akan selalu dialami oleh setiap investor

Bareksa.com –  Dalam berinvestasi pada reksa dana, bukan hanya keuntungan saja yang perlu diperhatikan oleh investor, tetapi juga risikonya. Salah satu risiko yang selalu muncul adalah risiko pasar (market risk). (Baca Juga: Investasi Reksa Dana Tawarkan Untung, Tapi Ketahui Juga 6 Risikonya)

Risko pasar ini adalah risiko fluktuasi atau naik turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang disebabkan oleh perubahan sentimen pasar keuangan (seperti saham dan obligasi) yang menjadi aset dalam pengelolaan portofolio reksa dana. Risiko ini juga sering disebut dengan risiko sistematik (systematic risk) yang berarti risiko ini tidak bisa dihindari dan pasti akan selalu dialami oleh investor.

Perubahan pergerakan aset di pasar keuangan ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Apalagi pada aset berupa saham atau reksa dana jenis saham yang sangat sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kondisi politik di dalam negeri maupun luar negeri (global) yang melakukan kerjasama terhadap negara yang bersangkutan. 

Fluktuasi harga atau NAB reksa dana ini cenderung terjadi dalam jangka pendek. Misalnya saja pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menggambarkan pergerakan harian harga saham secara keseluruhan (periode Juni-Desember 2016). 

Pada grafik di bawah ini, terlihat terjadi kenaikan IHSG sebesar 0,95 persen ke level 4.882,17 yang menjadi katalis positif pada perdagangan saham tanggal 28 Juni 2016. Pada tanggal tersebut pemerintah mengesahkan undang-undang tax amnesty (pengampunan pajak) yang diharapkan pelaku pasar dapat menambah aliran dana masuk ke pasar keuangan dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur. 

Grafik: Pergerakan IHSG Periode Juni-Desember 2016

Sumber: Bareksa.com 

Kemudian pada tanggal 09 November 2016, IHSG ditutup melemah hingga anjlok 1,03 persen dalam perdagangan saham satu hari saja akibat sentimen global yakni terpilih Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Pelaku pasar menganggap bahwa kemenangan Trump ini dikhawatirkan akan membawa ketidakpastian dalam perkembangan ekonomi secara global. (Baca Juga: Trump Jadi Presiden AS, IHSG Anjlok 1,26%)

Grafik: Perbandingan Kinerja Reksa Dana dengan IHSG, Periode Setahun Terakhir

Sumber: Bareksa.com 

Oleh sebab itu, dalam pergerakan harian pergerakan pasar keuangan seperti saham atau reksa dana saham cukup fluktuatif karena adanya sentimen-sentimen. Namun, apabila ditarik dalam jangka waktu yang relatif panjang, IHSG cenderung meningkat misalnya dalam setahun terakhir seperti yang tampak pada grafik di atas. IHSG tercatat meningkat 13,82 persen dan indeks reksa dana saham pun tumbuh 5,32 persen di periode yang sama.

Menghadapi risiko fluktuasi pasar, masyarakat tidak perlu panik dan langsung mencairkan dana investasinya. Sebab, penurunan atau peningkatan aset seperti ini tidak terjadi secara terus-menerus (permanen). Adakalanya harga atau NAB reksa dana akan jatuh lebih dalam atau kembali naik lagi secara signifikan. Kerugian yang terjadi akibat penurunan aset ini hanya sebagai pontesi rugi (potential loss) sepanjang investor tidak merealisasikan atau menjual reksa dana tersebut. 

Berinvestasi pada aset keuangan yang berisiko tinggi, ada baiknya investor menempatkan uangnya dalam jangka yang relatif panjang. Disamping return yang dihasilkan akan jauh lebih besar, potensi kerugian investasi dalam jangka pendek pun dapat diminimalisir. Namun dalam hal ini, investor juga perlu menyesuaikan pemilihan produk keuangan yang tepat dengan tujuan investasi dan profil risiko masing-masing. (Baca Juga: Benarkah Investasi Reksa Dana Bisa Menguntungkan? Ini Rekam Jejak 10 Tahun) (hm)

* * *

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.