Mau Investasi Reksa Dana Saham Berisiko Rendah? 2 Produk Ini Bisa Jadi Pilihan

Bareksa • 27 Oct 2016

an image
Indeks Reksa Dana di Bareksa.com. (Bareksa.com/Alfin Tofler)

Tingginya fluktuasi di reksa dana saham bisa jadi risiko tetapi dengan nilai beta <1, risiko ini bisa diminimalisir.

Bareksa.com – Dalam sebulan terakhir, sebagian besar reksa dana saham masih mencatatkan penurunan imbal hasil. Namun, bukan berarti semua produk reksa dana saham memiliki kinerja jeblok karena masih ada yang menunjukkan performa cemerlang dengan risiko rendah.

Indeks reksa dana saham sebulan terakhir ini mencatat return minus 0,64 persen, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sebulan cenderung bergerak positif dengan return 0,89 persen. Hal ini mengindikasikan terdapat sejumlah reksa dana yang bergerak tidak searah dengan IHSG sehingga menghasilkan return minus dalam sebulan terakhir ini. 

Naik turunnya (fluktuasi) return yang dihasilkan oleh reksa dana saham tentunya menjadi sebuah risiko bagi investor.  Dalam mengukur risiko fluktuasi ini sendiri, investor dapat melihat dari nilai beta suatu reksa dana, dimana beta adalah risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio yang dibandingkan dengan volatilitas pasar secara keseluruhan. 

Jika nilai beta lebih dari 1 mengindikasikan bahwa nilai reksa dana tersebut bergerak dengan volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan IHSG. Sementara itu, beta kurang dari 1 mengindikasikan nilai reksa dana tersebut memiliki volatilitas lebih rendah dibandingkan IHSG. Nilai beta ini juga bisa negatif, yang artinya pergerakan reksa dana tersebut cenderung berlawanan dengan pergerakan IHSG (pasar). 

Pada Marketplace Investasi Bareksa, dua dari tujuh produk reksa dana yang memiliki beta kurang dari 1, ternyata menghasilkan return lebih besar dari benchmark-nya. Kedua produk itu adalah TRAM Consumption Plus dan Simas Danamas Saham, seperti yang tampak pada tabel di bawah ini. 

Tabel: Daftar Reksa Dana Saham di Marketplace Investasi Bareksa dengan Beta di Bawah 1, Periode 1 Tahun

Sumber: Bareksa.com
 
Seperti terlihat pada tabel di atas, TRAM Consumption Plus yang dikelola oleh Trimegah Asset Management tercatat menghasilkan return 15,82 persen dalam setahun terakhir dengan beta 0,97. Kemudian Simas Danamas Saham yang dikelola oleh PT Sinarmas Asset Management-- dalam periode yang sama juga mencatatkan return 15,24 persen dengan beta 0,97 persen. 

Return kedua reksa dana ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan return yang dihasilkan oleh IHSG dan indeks reksa dana saham dalam setahun terakhir ini. Adapun return dari IHSG dan benchmark reksa dana saham ini sebesar 15,09 persen dan 11,47 persen selama setahun. 

Grafik: Perbandingan Reksa Dana dengan Beta Rendah dibandingkan Benchmark

Sumber: Bareksa.com

Berdasarkan isi fund fact sheet, kedua reksa dana saham ini memilliki 3 saham terbesar yang sama dalam portofolio mereka, di antaranya adalah saham PT Astra International Tbk. (ASII), saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan saham Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP). 

Kenaikan ketiga saham tersebut turut menopang kinerja reksa dana TRAM Consumption Plus dan Simas Danamas Saham.  Berdasarkan data Bareksa, pergerakan saham ASII sejak setahun terakhir telah membukukan return sebesar 30,16 persen.  Sementara itu saham BBCA dan HMSP juga menghasilkan return 13,55 persen dan 12,46 persen dalam periode yang sama. 

Setiap risiko dalam investasi ini penting untuk diperhatikan investor. Pasalnya, setiap keuntungan yang diharapkan berbanding lurus dengan risikonya. Semakin tinggi risiko investasi maka tingkat imbal hasil pun akan semakin tinggi (high risk high return). Jadi, bagi investor yang kurang menyukai volatilitas tinggi pada investasi reksa dana saham, dapat memilih reksa dana ini yang memiliki beta rendah. (hm)

***

Butuh bantuan?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.